Bangkitnya Sang Pewaris Miliarder
Penulis:Rickie Appiah
GenreLebih
Bangkitnya Sang Pewaris Miliarder
Dengan sekujur tubuh yang tampak mengenaskan, Trevor lalu meninggalkan ruang ganti dan kembali ke asrama.
"Uang, uang, uang. Yang mereka pikirkan hanyalah uang! Sylvia, aku akan membuatmu menyesali semua yang telah kamu lakukan padaku!"
Mata Trevor memerah dan mulai berlinang dengan air mata.
Saat ini, dia hanya bisa menuangkan semua kesedihannya ke dalam hatinya.
Tiba-tiba, ponselnya berdering, yang menghentikan tangisannya.
Tanpa pikir panjang, Trevor segera menjawabnya.
"Trevor, dengarkan baik-baik. Ulang tahunmu yang ke-19 tinggal beberapa hari lagi. Ayah tidak bisa menyembunyikan kebenaran ini darimu lagi.
Sebenarnya, keluarga kita tidak semiskin yang kamu pikir. Keluarga kita sebenarnya kaya, bahkan dapat disebut berkuasa. Kami memilih untuk tidak mengatakan yang sebenarnya karena ada aturan di dalam keluarga kita bahwa anak-anak harus hidup miskin sebelum mereka mencapai usia 19 tahun.
Namun, sebenarnya keluarga kita terlibat dan bahkan sangat berpengaruh di dalam berbagai jenis industri di seluruh dunia. Faktanya, kita memiliki tambang emas di Afrika dan beberapa sumur minyak di Timur Tengah."
Di ujung telepon yang lain adalah suara familier yang didengar Trevor sejak dia masih kecil.
Trevor tertawa getir dan bertanya, "Ayah, apa Ayah baru bangun? Berhentilah berkhayal tentang menjadi kaya! Ketika aku masih kecil, Ayah sering bercerita bahwa Ayah telah membeli helikopter di Amerika Serikat dan kapal pesiar di Venesia.
Lihatlah aku sekarang. Aku harus berjuang sendiri untuk membayar biaya kuliahku sendiri. Apa Ayah tidak berpikir bahwa khayalan Ayah itu konyol?"
Pria di ujung telepon berhenti sejenak dan menghela napasnya dengan berat.
"Trevor, Ayah mengerti apa yang sedang kamu rasakan. Ayah tahu bahwa kamu tidak akan bisa menerima hal ini secepat itu. Ketika kakekmu mengatakan hal yang sama pada Ayah bertahun-tahun yang lalu, Ayah juga mengira bahwa kakekmu sedang bercanda.
Namun, Trevor, Ayah sedang mengatakan kebenaran padamu. Ayah akan mentransfer 200 miliar padamu untuk uang sakumu."
Awalnya, Trevor mengira bahwa pria itu memang adalah ayahnya.
Namun, semakin dia mendengarkannya, semakin dia menjadi tidak percaya.
Jadi, dia melihat layar ponselnya dan menemukan bahwa itu adalah nomor asing.
Dia yakin ini pasti sejenis penipuan!
"Kamu pembohong! Enyahlah!"
Trevor meraung dengan keras.
Dia kemudian menutup panggilan itu segera setelah dia selesai berteriak.
Dia sedang tidak bisa berpikir jernih, dan pikirannya sedang sangat kacau saat ini.
Dia telah melampiaskan semua kepahitan yang ada di dalam hatinya. Sekarang, dia sudah kelelahan.
Trevor memejamkan matanya dan segera tertidur dengan lelap di ranjangnya.
Keesokan paginya, dia merasa seolah-olah kepalanya bagai dibelah.
Dia menekan-nekan pelipisnya yang berdenyut, kemudian bangkit berdiri dengan perlahan.
Tadi malam, dia bermimpi bahwa ayahnya meneleponnya dan mengaku bahwa keluarga mereka sebenarnya sangat kaya.
"Aku pasti sudah kehilangan akal sehatku. Aku hanya seorang mahasiswa yang miskin. Bagaimana mungkin aku bisa bermimpi menjadi orang kaya?"
Trevor tidak bisa menahan dirinya untuk tersenyum dan mengejek dirinya sendiri.
Hingga saat ini, tatapan matanya masih dipenuhi dengan kepahitan.
Dia mengambil ponselnya dan melihat ada sebuah pesan yang belum dibaca.
"Saldo rekening bank Anda dengan nomor akhir 666 adalah Rp. 200.000.007.120, -."
Mulut Trevor terbuka, dia tercengang ketika menemukan ada uang senilai 200 miliar di rekening banknya.
Tiba-tiba, matanya membelalak lebar karena terkejut.
Semua itu nyata.
Memang ada 200 miliar di dalam rekening banknya!
Trevor buru-buru mencari nomor ayahnya dan menghubunginya.
"Ayah?" dia memanggil dengan hati-hati begitu panggilan itu dijawab.
"Nak, apa kamu sudah sadar sekarang? Ayah meneleponmu tadi malam dan menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres denganmu.
Oh, Ayah akan pergi ke Timur Tengah untuk memeriksa penggalian sumur minyak baru. Kita bisa membicarakannya ketika Ayah mendarat."
"Ayah, apa Ayah serius? Katakan kepadaku sekarang. Bagaimana Ayah bisa mendapatkan 200 miliar?"
Trevor sangat bingung karena pikirannya tidak bisa memproses apa yang baru saja dijelaskan oleh ayahnya.
Sejak kecil, dia sudah dibesarkan di dalam lingkungan yang miskin!
Namun, sekarang dia menjadi kaya dalam semalam!