icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bangkitnya Sang Pewaris Miliarder

Bangkitnya Sang Pewaris Miliarder

icon
Bab 1
Erangan di Balik Pintu
Jumlah Kata:679    |    Dirilis Pada: 23/08/2022

Di gym sebuah universitas

Trevor Januardi, yang mengenakan seragam basket berwarna biru sedang berjalan melewati pintu gym.

Begitu dia memasuki gym, dia memungut botol air yang kosong dan kaleng-kaleng soda yang ditinggalkan oleh orang-orang yang menonton pertandingan sebelumnya.

"Alangkah menyenangkannya jika pihak kampus bisa mengadakan pertandingan basket setiap hari. Aku dapat dengan mudah menghasilkan 100 hingga 200 ribu rupiah dengan mengumpulkan botol-botol dan kaleng-kaleng ini. Jika aku bisa menghasilkan uang sebanyak itu setiap hari, aku dapat membelikan sebuah iPhone baru sebagai kado ulang tahun Sylvia."

Trevor mengangkat kepalanya dan melihat ke sekeliling, dia melihat gym yang berantakan dengan penuh semangat.

Ketika dia sedang mengumpulkan botol dan kaleng, sekelompok mahasiswa laki-laki bertubuh tinggi berjalan keluar dari ruang ganti.

Yang berjalan di tengah kelompok, yang memiliki rambut merah dengan sebatang rokok yang menyala di mulutnya bernama Bernard Guntoro.

Dia mengambil kaus kaki dan melemparnya ke arah Trevor.

Sebelum Trevor bisa mengelak, kaus kaki itu mendarat tepat di wajahnya, dan bau busuk yang tajam langsung menyerbu lubang hidungnya.

"Aku sudah meminta semua orang di tim untuk menyimpan pakaian kotor mereka selama satu minggu penuh agar kamu bisa mendapatkan lebih banyak uang. Kedengarannya bagus, bukan?"

Bernard melambaikan tangannya, dan anggota tim lainnya melemparkan pakaian kotor mereka ke arah Trevor.

"Sampah sepertinya lebih baik keluar dari kampus kita sesegera mungkin!"

"Orang ini telah mempermalukan kampus kita!"

"Kurasa dia tidak sedang memungut sampah, tapi dia sengaja ingin merusak kesenangan kita!"

"Dasar pecundang!"

"Aku ...."

Trevor mengibaskan kaus kaki kotor itu dari wajahnya dan wajahnya memerah.

Dia tidak boleh menyinggung Bernard.

Bagaimanapun juga, dia hanyalah seorang mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin.

Dia hanya bisa bekerja paruh waktu di akhir pekan, dan pekerjaannya hanya sebagai kurir atau mengerjakan tugas kuliah untuk teman-temannya demi menghasilkan uang.

Itu satu-satunya cara agar dia mampu melanjutkan pendidikannya ke jenjang universitas.

Jika Trevor punya pilihan lain, dia tidak akan pernah berurusan dengan seseorang yang menyebalkan dan egois seperti Bernard.

Namun, karena dia harus menghasilkan uang untuk melanjutkan kuliah, satu-satunya hal yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah menelan harga dirinya dan menahan amarahnya.

Dia menarik napas dalam-dalam, mengambil kaus kaki yang dilemparkan Bernard, dan melemparkannya ke dalam embernya.

"100 ribu untuk semuanya," katanya.

Bernard mengeluarkan dompetnya, mengeluarkan beberapa lembar uang, dan melemparkannya ke kaki Trevor.

Dengan senyum puas, dia berkata, "Itu 110 ribu untukmu, dan aku ingin kamu melakukan pekerjaan lain. Aku ingin kamu mengambil sebuah paket di gerbang kampus dan membawanya ke ruang ganti. Paket itu untuk Dennis Rustandi, kapten tim bola basket."

Setelah mengatakan itu, Bernard berbalik dan pergi bersama anggota kelompok lainnya dengan penuh semangat.

Trevor memungut uang itu dari lantai dan menggenggam lembaran-lembaran itu di tangannya dengan tangan terkepal.

"Aku sangat tidak suka berurusan dengan Bernard dan teman-temannya, tapi selama aku bisa menghasilkan uang dari mereka, aku tidak masalah."

Setelah Bernard dan kelompoknya pergi, Trevor lanjut memungut botol kosong dan kaleng soda di sekitar gym.

Setelah mengisi penuh kantong sampahnya, dia pergi ke pusat daur ulang di luar kampus untuk menjual semua yang telah dia kumpulkan.

Kemudian, dia bergegas ke gerbang kampus untuk mengambil paket untuk Dennis sebelum kembali ke ruang ganti.

Di sepanjang jalan, Trevor dengan hati-hati menghitung uang yang dihasilkannya hari ini.

Dia merasa lelah, tetapi dia merasa bahwa semua usahanya sepadan dengan apa yang dia dapatkan.

Dia tidak sabar untuk menabung uang yang cukup untuk membeli hadiah untuk pacar tersayangnya.

Trevor hendak membuka pintu ruang ganti ketika suara erangan seorang wanita menghentikan langkahnya.

'Heh? Kenapa suara wanita itu begitu familier?'

Wanita di balik pintu mendesah dengan penuh kenikmatan.

Wajah Trevor memerah ketika jantungnya mulai berdebar-debar di dalam dadanya.

Dia tiba-tiba menyadari bahwa suara wanita itu sangat mirip dengan suara pacarnya, Sylvia Wahyudi.

"Oh, Dennis, aku suka ketika kamu menyentuhku seperti itu. Ya, seperti itu. Teruskan, jangan berhenti."

"Ayolah, Sylvia. Hei, aku membelikanmu pakaian dalam yang seksi hari ini. Kenakan pakaian itu nanti, dan kita akan bersenang-senang lagi."

Ketika Trevor mendengar percakapan mereka, dia sudah tidak bisa menyangkalnya lagi.

"Sylvia? Apa yang sedang dia lakukan di sini?"

Darah Trevor mendidih ketika dia menendang pintu itu hingga terbuka.

Dia tercengang dan terkejut dengan pemandangan yang dia lihat.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Erangan di Balik Pintu2 Bab 2 Ditindas3 Bab 3 Menjadi Kaya dalam Semalam4 Bab 4 Dunia Baru5 Bab 5 Sebotol Parfum Bernilai 600 Juta6 Bab 6 Aku Akan Membeli Parfum Ini7 Bab 7 Kamu Menjebakku8 Bab 8 Lencana Keluarga9 Bab 9 Tangan yang Bau10 Bab 10 Sebuah Kotak Hadiah yang Menakjubkan11 Bab 11 Parfum Ini Pasti Palsu12 Bab 12 Wanita Terkaya di Kota Juma13 Bab 13 Beraninya Kamu Memukuli Adikku 14 Bab 14 Keberadaan Orang Miskin Tidak Terlihat15 Bab 15 Selamat datang, Tuan Januardi16 Bab 16 Restoran Prancis17 Bab 17 Jam Tangan Patek Philippe18 Bab 18 Kamu Adalah Orang Miskin19 Bab 19 Menjadi Seorang Caddy20 Bab 20 Jam Tangan Rolex21 Bab 21 Demi Ayahku22 Bab 22 Tetap di Belakangku23 Bab 23 Semuanya Akan Baik-baik Saja24 Bab 24 Berlutut dan Bersujud25 Bab 25 Siapa Temanmu Itu 26 Bab 26 Halo, Bos27 Bab 27 Tidak Ada Catatan Keanggotaan28 Bab 28 Aku Akan Bunuh Diri29 Bab 29 Kita Sudah Putus30 Bab 30 Sepenuhnya Berakhir31 Bab 31 Enam Ratus Juta Rupiah32 Bab 32 Kotak Kemasan Parfum33 Bab 33 Kemampuan untuk Menentukan Barang Palsu34 Bab 34 Skandal Trevor35 Bab 35 Serangan Balik dalam Situasi Putus Asa36 Bab 36 Aku Percaya Padamu, Bernard37 Bab 37 Orang Pria Kaya Misterius di Kampus Mereka38 Bab 38 Akan Menunggumu di Hutan39 Bab 39 Dia Tidak akan Benar-Benar Pergi ke Hutan40 Bab 40 Gagal Menjadi Kaya41 Bab 41 Membuat Hal-hal Sulit dengan Sengaja42 Bab 42 Sebuah Kecelakaan43 Bab 43 Ternodai44 Bab 44 Membersihkan Lapangan45 Bab 45 Berkumpul Bersama46 Bab 46 Bertemu dengan Zavier Lagi47 Bab 47 Pria yang Tak Tahu Malu48 Bab 48 Siapa yang Akan Membayar Tagihannya 49 Bab 49 Menolak untuk Membayar50 Bab 50 Manor Willard yang Mewah51 Bab 51 Usir Dia Keluar52 Bab 52 Mengubah Aturan53 Bab 53 Tidak Diizinkan Masuk Tanpa Membeli Tiket54 Bab 54 Memecahkan Wiski Mahal55 Bab 55 Apakah Trevor Kaya 56 Bab 56 Apakah Orang Kaya Begitu Rendah Hati 57 Bab 57 Bagaimana Dia Bisa Menjadi Begitu Kaya 58 Bab 58 Ada Sesuatu yang Benar-benar Salah59 Bab 59 Mengadakan Sebuah Pesta60 Bab 60 Membagi Tagihan61 Bab 61 Menghasilkan Keuntungan62 Bab 62 Memesan Lima Botol Wine Lagi63 Bab 63 Berapa Totalnya 64 Bab 64 Pergi Tanpa Membayar Tagihan65 Bab 65 Meminta Pembayaran Utang66 Bab 66 Cara Mendapatkan Uang67 Bab 67 Apa yang Dilakukan Orang Cabul Itu di Sini 68 Bab 68 Apa Dia Memiliki Seorang Kekasih 69 Bab 69 Di mana Trevor 70 Bab 70 Mungkin Ini adalah Berkah Dalam Penyamaran71 Bab 71 Hukuman72 Bab 72 Mobil Mewah dan Wanita Cantik73 Bab 73 Berhubungan dengan Seorang Wanita Kaya74 Bab 74 Orang Miskin dan Orang Kaya75 Bab 75 Undangan Pesta Ulang Tahun76 Bab 76 Alasan Mengundang77 Bab 77 Pria Kaya Misterius78 Bab 78 Tidak Sulit Untuk Memilih79 Bab 79 Tiga Identitas Berbeda80 Bab 80 Hanya Ada Satu Kursi Kosong yang Tersisa81 Bab 81 Pekerja Paruh Waktu82 Bab 82 Salah Mengiranya Sebagai Orang Lain83 Bab 83 Menjadi Muda dan Kaya84 Bab 84 Pacarnya dan Videonya85 Bab 85 Video yang Mengejutkan86 Bab 86 Mabuk87 Bab 87 Pahlawan88 Bab 88 Dia Tampak Familier89 Bab 89 Mengambil Alih Restoran Baru90 Bab 90 Jangan Belajar Mengemudi Jika kamu Tidak Mampu Membeli Mobil91 Bab 91 Perhatikan Sopan Santun Anda92 Bab 92 Seorang Kenalan93 Bab 93 Heartbroken Memory94 Bab 94 Suasana Canggung95 Bab 95 Seorang Gadis yang Baik Hati96 Bab 96 Sebuah Meja Kecil97 Bab 97 Hidangan Spesial98 Bab 98 Pelanggan ke Seratus Ribu99 Bab 99 A Berjalan ke Kampus100 Bab 100 Jangan Menyentuhnya Jika Kamu Tidak Mampu Membelinya