Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Jumat 25 Agustus, hari dimulai lagi. Keisha Yania Putri, dia
adalah seorang aktris kebanggaan Indonesia. Keisha sangat bahagia karena
mempunyai tunangan yang sangat mencintainya, Farrel Zalino. Sampai di hari pertunangan,
ia merasa seakan dia adalah orang yang paling bahagia di dunia ini.
“Farrel, aku sangat senang dengan pertunangan kita ini,” kata
Keisha dengan bahagia.
“Aku juga sangat senang, terima kasih karena sudah datang
ke dalam kehidupanku,” ujar Farrel dengan penuh kasih sayang.
Namun, kebahagiaan itu hanya bertahan sebentar. Esok
harinya, Keisha mengalami kejadian yang tak terduga. Dia menemukan Farrel
sedang bermesraan dengan Elmira di sebuah hotel.
“Farrel, kamu harus tetap bersamaku, jangan bersama gadis
itu terus,” ujar Elmira, gadis yang kukenal itu.
Farrel memeluk Elmira dengan erat dan berkata, “Iya,
sayang. Aku pasti akan selalu memprioritaskanmu.”
Keisha merasa sangat terkejut dan sedih. Cinta yang dianggap
tulus ternyata hanya bohong belaka. Farrel telah memperdayanya dengan akting yang
begitu baik.
“Bagaimana bisa? Farrel telah mengkhianatiku! Dasar cowok
munafik!” kata Keisha dengan tangis yang tak bisa terbendung.
Keisha pergi dari hotel itu, menangis di dalam mobil
sambil memegang kalung yang diberikan ibunya padanya.
“Aku tidak pernah menyangka bahwa kamu akan menipuku
sebesar ini, Farrel. Aktingmu lebih berbakat daripada aku. Aku sangat sakit
karena kamu! Kamu menganggapku seperti apa, sih?” kata Keisha dalam hati.
Ternyata, semua laki-laki itu sama. Ia memutuskan untuk
pulang ke rumah dan mencoba untuk meredakan perasaan sedih.
Ketika Keisha pulang, ayahnya ingin berbicara.
“Keisha, Ayah mau bicara denganmu,” kata Ayah Keisha
sambil menghampirinya.
“Apa yang terjadi, Ayah?” tanya Keisha.
“Kamu harus pergi ke luar negeri untuk melanjutkan
sekolahmu. Cukuplah pekerjaanmu sebagai aktris,” perintah ayah Keisha.
“Tapi, Ayah, aku masih ingin menjadi aktris. Aku belum
siap untuk melanjutkan sekolah,” tolaknya.
“Apa kamu ingin melawan perintah ayahmu? Dasar anak
pembawa sial! Lebih baik kamu pergi ke luar negeri daripada membuat sial di
sini!” kata ayah Keisha dengan marah.
“Aku bukan anak pembawa sial, Ayah!” sahutnya dengan nada
sedih.
“Keisha, kamu harus menuruti perintah ayahmu. Lebih baik kamu
pergi ke luar negeri daripada membuat masalah di sini,” kata ibu tiri Keisha
menambahkan.
“Ayah, aku tetap tidak mau pergi,” tegas Keisha.
“Dasar anak keras kepala!” kata ayah Keisha ambil
melayangkan tamparan kepadanya.
“Ayah!” teriak Keisha sambil lari ke kamar sambil
menangis.
Keisha bingung dengan sikap ayahnya yang tiba-tiba meminta
dia pergi ke luar negeri. Ia tidak mengerti mengapa ayahnya bisa berbicara
dengan nada yang kasar dan memukuli dirinya. Keisha merasa sedih dan kecewa
karena sang ayah tidak memperhatikan keinginan Keisha untuk menjadi aktris.
Keisha bermimpi melihat sosok ibu dengan senyumannya,
yang mengajak dia ke sebuah jalan. Ia pun mengikutinya.
Namun, ketika Keisha terbangun, ia mendapati dirinya berada
di tempat yang tidak dikenal.
Dia membuka mata dan mendengar banyak suara tangisan
meminta tolong. Keisha bingung dengan tempat ini.
“Tolong aku! Buka pintunya!” teriak seorang korban.
“Tolong kami!”
“Kami lapar! Beri kami makan!”
Namun, seorang pria seperti bandit menendang pintu tempat
orang-orang berteriak dan memerintahkan mereka untuk diam.
Keisha menyadari bahwa tempat ini mungkin merupakan
tempat penculikan. Ia merasa seperti disekap oleh seseorang dan melihat banyak
orang yang menangis meminta tolong.
Ia juga mendengar suara orang bertarung dan segera
bangkit berdiri untuk melihat mereka berpakaian seperti jubah kerajaan pada
masa lampau. Dia bingung mengapa mereka berpakaian aneh seperti itu.
Orang-orang dengan jubah kerajaan itu segera melawan
beberapa orang yang berjaga di tempat yang kuduga sebagai tempat penculikan.
Beberapa orang yang terlihat seperti pasukan kerajaan mendekati mereka yang
disekap.
“Beraninya kalian menculik mereka! Mereka rakyatku!”
teriak seorang pemuda.
Seorang pemuda berjubah kerajaan mendekati Keisha dan
membuka kunci kurungan yang menahan dirinya seolah-olah penjara. Dia memandang