Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Secret Affair

Secret Affair

Kanghajun

5.0
Komentar
4.3K
Penayangan
33
Bab

Sinopsis Lima tahun kontrak pernikahan keduanya berjalan. Raquel Brons tak menyangka akan mendapatkan sebuah foto dari akun anonim yang tak dikenal. Rahasia perselingkuhan suaminya membuat kehidupan pernikahan yang sempurna telah hancur. "Jika bercerai tak bisa dilakukan. Maka aku akan mencari seorang pria untuk menjadi simpananku. Agar dia sendiri yang menceraikan ku." Ditengah rencana yang berjalan, muncul seorang pria yang menawarkan diri untuk menjadi bagian dari rencana Raquel, hingga bibit-bibit cinta mulai tumbuh diantar keduanya. Bagaimana kelanjutan perceraian Raquel saat pengadilan terus menolak gugatan cerai darinya?

Bab 1 Rasa Curiga

Bab 01. Rasa Curiga

Kaki jenjang itu berhenti di sebuah kamar hotel. Beberapa kali netranya menatap nomor yang tertera di papan kayu yang tergantung di atas pintu.

Wajahnya gusar dan kecewa, tas selempang yang dikenakan tercengkram kasar. Ia juga beberapa kali mengeratkan gigi sambil menggerutu. Tidak, tidak mungkin dia berselingkuh dariku!

Ia hanya berdiri menatap pasti, nomor hotel yang ada di depan pintu sembari memeriksa kembali pesan yang masuk ke ponsel miliknya.

"Benar, nomor ini sama dengan yang dikirim padaku." Kembali ia bergumam dengan raut penuh kecurigaan. Kemudian tangannya terulur berniat membuka pintu tersebut.

Namun, aksinya berhenti saat terdengar suara bisikan yang cukup membuat wanita cantik bernama Raquel Brons terlonjak kaget.

"Ada yang bisa saya bantu, Nona?" bisik pria itu sembari tersenyum tipis, hingga membuat Raquel menoleh.

Mata birunya langsung menyipit menatap seorang pria tampan yang berpakain staf hotel. Tak berselang lama Raquel menerobos pergi tanpa sepatah kata apapun. Dia tak berniat menjawab maksud keperluannya datang ke hotel tersebut.

Tentu saja membuat pria tampan itu terheran-heran akan sikapnya yang acuh. "Apa yang salah dengan ucapanku?" dia bertanya tidak mengerti pada dirinya yang hendak menegur wanita itu.

Sementara Raquel terlihat marah pada dirinya, akan tindakan impulsif membuntuti suaminya berdasarkan dari nomor anonim yang ia tidak ketahui namanya.

"Ah, apa aku terlihat bodoh. Sampai harus mengikutinya!" Raquel kembali menggertakan gigi, dia cukup lelah atas kecurigaan berlebihan tentang suaminya.

Sebab, dia sudah menjalani hubungan selama lima tahun berdasarkan wasiat ayahnya yang sudah meninggal. Meskipun selama lima tahun sang suami selalu menolak memiliki anak darinya.

Suara ponsel berdering membuat kemarahan miliknya meredam. "Bagaimana? Apa benar suamimu berselingkuh."

Belum mengatakan kata apapun, ia lebih dahulu mendapat pertanyaan beruntun dari seberang. "Cukup, dengan pertanyaan bodoh itu, Jen. Suamiku tidak mungkin berselingkuh!"

Raquel berusaha menyangkal rasa penasaran sahabatnya dengan menegaskan bahwa pria yang sudah bersamanya lima tahun tidak mungkin berselingkuh darinya.

"Apa kau yakin?" pertanyaan tersebut kembali mengusik rasa kepercayaan yang dimiliki Raquel sendiri. Membuatnya lagi-lagi mempertanyakan kesetian sang suami.

"Sudahlah, aku tidak ingin membahas apapun lagi," ucapnya berusaha mengakhiri pertanyaannya.

Suasana hatinya cukup dilema, harus membayangkan pria yang tengah satu atap dengannya, sedang memadu kasih bersama wanita lain.

"Apa salahnya kamu menyelidikinya, Raquel. Aku juga berbicara seperti ini padamu karena aku peduli," ucapnya lirih.

Tidak ada yang salah dengan nasihat sahabatnya, melainkan ia cukup takut bila sewaktu-waktu apa yang ia temui akan menghancurkan dirinya sendiri. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan firasat wanita yang diduakan sangat kuat, walau tanpa bukti.

Sahabatnya pun mengakhiri panggilan telepon tersebut usai mengatakan hal itu, dia hanya meninggalkan sejuta rasa curiga pada Raquel. Sementara Raquel sendiri masih belum meninggalkan hotel, jika berbalik. Mungkin saja Raquel akan menemukan sebuah kenyataan pahit.

Sayangnya ia tak ingin mengetahui hal tersebut, dan bergegas melanjutkan langkah kakinya menuju parkir. Sesuatu tak terduga kembali menghentikan langkahnya. Saat pria yang menegurnya tadi di depan pintu kamar terdengar memanggilnya.

"Nona!"

Pria itu berteriak, memintanya untuk segera berhenti. "Ckc! Apa lagi ini," runtuknya kesal menatap pria tersebut sambil berkacak pinggang

"Anda meninggalkan ini Nona," ucapnya dengan suara nafas berat menyodorkan dompet coklat miliknya. Gegas ia mengambilnya dan berbalik untuk segera pergi. Sikap tanpa terimakasih membuat pria tersebut menganggapnya sombong.

"Setidaknya ucapkan terima kasih," gumamnya masih terdengar sembari memasang raut wajah cemberut.

Langkah kaki Raquel kembali terhenti saat mendengar pria itu menggerutu, dia lalu berbalik dan mengatakan.

"Terimakasih, puas 'kan!" cetusnya dengan senyum yang cukup ia paksakan.

Mendengar ucapan terimakasih yang tak ikhlas dari wanita cantik itu, cukup membuatnya kembali kesal

"Seperti orang yang tak ikhlas saja, masih baik ada orang yang mengembalikan barangmu," protesnya sedikit cemberut.

"Terus Anda mau apa? Sujud syukur, gitu?" ketus Raquel galak, hingga sepasang matanya memelototi pria tersebut karena tidak menyukai tingkah pria asing di hadapannya. Bahkan Raquel tidak berniat berdebat dengannya. Sebab, agendanya cukup membuatnya stres dan lelah. Terlebih lagi dengan kabar tak mengenakan tentang suaminya yang berselingkuh.

"Bukan begitu. Ugh, apa anda memang memiliki temperamen buruk seperti ini." Pria itu justru kembali mengomentari sikap Raquel yang kasar, sehingga amarah yang cukup ia tahan justru tak sengaja terlampiaskan begitu saja.

Plak!

Sebuah tamparan membuat pria tersebut terlonjak kaget. Harga dirinya sebagai pria seketika terjatuh karena seorang wanita asing menamparnya begitu saja.

"Berani sekali kau menamp...!"

Namun, pria tersebut belum menyelesaikan ucapanya. Akan tetapi, ia justru dengan cepat menarik tangan Raquel bersembunyi saat melihat seorang wanita yang ia kenali keluar dari hotel.

"Apa-apaan kau ini. Berani sekali tangan kotormu menyentuhku!" celetuk Raquel geram melihat tingkah kurang ajar pria di depannya.

Akan tetapi, pria tersebut tidak mengindahkan ucapannya. Keduanya justru bersembunyi di belakang mobil sedan yang tak jauh dari mobil milik Raquel, tubuh pria itu tak sengaja menghimpit dada miliknya. Tentu saja membuatnya benar-benar marah.

Tidak hanya itu.Tangan besar milik pria tersebut mencengkeram pergelangannya. Membuat bibir tipis Raquel terkatup rapat ketika tangannya menutup mulutnya dengan kasar.

"Ssst, saya mohon ... anda bisa diam 'kan," pintanya dengan mata berkaca padanya agar tidak bersuara.

Setelah wanita yang ia lihat sudah masuk ke dalam taksi. Ia melepas cengkraman tangannya pada Raquel.

"Maaf aku tidak sengaja," ucapnya sedikit bersalah. Namun, wanita itu telah meninggalkan tempat tersebut tanpa sepatah kata lagi membuat sarat wajahnya kembali terlihat suram.

Di perjalanan pulang, terlihat notifikasi ponsel miliknya melayang di beranda, ia langsung membukanya. Sebuah pesan yang cukup romantis membuat Raquel tanpa ekspresi, berbeda ketika ia menatap pria asing tadi.

"Mana yang harus aku percaya, apa aku terlihat mudah bagimu?" ia justru bertanya mengenai kepercayaan tentang sang suami yang mulai memudar.

Bergulat dengan pikiran yang cukup lama, tak terasa ia akhirnya sampai di rumah. Sarat wajah lelah masih tergambar pasti di setiap sudut wajah cantiknya.

Raquel bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, dengan harapan rasa gelisah di hatinya mereda. Setelah selesai membersihkan diri Raquel langsung menuju kasur. Rambut hitam panjang itu masih basah, tanpa memperdulikan tetesan air dari rambut mengganggunya.

Suara pintu perlahan terbuka, membuat Raquel langsung menutup mata. Ia berpura-pura untuk tidur. Kecupan manis seperti biasa masih terjadi, parfum yang baru disemprotkan terasa menyengat, seolah menutupi sesuatu darinya.

Usai memberikan kecupan pada istrinya, dia pun pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Saat itulah kesempatan bagi Raquel memeriksa tulisan anonim yang memberikan bukti perselingkuhan suaminya.

Dia terus merogoh kantong jas yang dipakai suaminya tadi, tanpa sengaja kertas putih yang bertinta baru saja terlihat berantakan jatuh didepan matanya. Raquel menemukan sebuah note transaksi hotel yang baru saja ia tuju.

Dia cukup tercengang, tidak hanya note transaksi hotel, melainkan kertas kecil lain pun menyusul keluar dari jas kantong hitam suaminya. Tentu saja membuatnya kembali terkejut atas uang yang dihabiskan sang suami.

"Astaga, wanita seperti apa dia, sehingga suamiku mengeluarkan uang sebanyak ini untuknya!" gumamnya tak percaya, sembari menatap total dari note tersebut.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Kanghajun

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku