Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
THE SECRET BEHIND DEATH

THE SECRET BEHIND DEATH

Jamilah

5.0
Komentar
2.6K
Penayangan
22
Bab

Albian di kenal mahasiswa yang berprestasi baik sopan dan ramah namun setelah kejadian itu, sifat Albian berubah sebab orang-orang di sekitarnya menganggapnya aneh. Setelah bangun dari koma-nya, Albian merasa kesepian karena orang-orang telah menjauhinya termasuk orang yang dia cintai.

Bab 1 PERTEMUAN SEPASANG KEKASIH

ALBIAN dengan motor gedenya menuju ke tempat tujuan yaitu di pinggir sungai ada seorang wanita anggun berparas cantik berambut panjang memakai dress berwarna putih yang sedang duduk sambil memperhatikan sekitar sungai, dia adalah Ayudia wanita cantik dan feminin, Ayudia wanita yang Albian pacari sejak di bangku SMA, Albian berniat ingin menikahi Ayudia setelah dia lulus kuliah dan mempunyai pekerjaan tetap.

Saat itu Albian membawa makanan favorit Ayudia yaitu Roti berisi selai coklat.

"My Baby,... ini makanan Favoritmu..." sapa Albian pada Ayudia.

Albian memberikan rotinya penuh rasa sayang terhadap Ayudia, lalu Albian bergabung duduk di samping Ayudia.

"Thanks you, My Baby " Ayudia meraih tangan Albian dengan senyumannya yang manis, Ayudia langsung melahap roti favoritnya.

Albian memejamkan matanya merasakan angin sore yang begitu dingin, seketika Albian juga tersenyum melihat pacarnya yang sedang asik makan roti dengan lahap, saat itu Albian mengambil sesuatu di bibir Ayudia.

"Makanlah dengan pelan! Jangan terburu-buru nanti keselak, jangan seperti anak kecil yang kelaparan" Albian penuh perhatian pada Ayudia.

Ayudia tidak menjawab apa-apa dia hanya tersenyum. Terlihat pipinya di penuhi roti, dia sangat lucu.

Namun Tiba-tiba Albian jadi ingin bertanya-tanya pada Ayudia.

"Sayang, kenapa kita selalu bertemu di tempat ini?" seketika Albian melihat sekeliling, suasana yang amat sepi dan tenteram.

Ketika Ayudia ingin menjawab pertanyaan Albian.

"Disini tempat, dimana kita...." Sontak Ayudia berhenti bicara.

Karena tiba-tiba handphone Albian berdering.

(Ringtone handphone Albian music asli dari Handphone-nya)

Ternyata dari Ibunya yang menyuruhnya untuk segera pulang cepat.

"Kau dimana? Ibu ingin menjelaskan sesuatu pada mu" terdengar suara ibunya dari handphone.

"Menjelaskan tentang apa Bu?" tanya Albian yang penasaran.

"Nanti ibu jelaskan, maka dari itu ibu menyuruh mu untuk segera pulang"

"Iya baiklah, sebentar lagi aku pulang"

"Cepat ya, jangan lama-lama tapi nanti pulang mampir dulu beli kecap manis"

"Iya, siap Bu"

Selesai bicara di via telepon dengan Ibunya, Albian melanjutkan pembicaraannya dengan Ayudia tapi...

"Bagaimana kalau kita..." saat Albian menaruh Handphone di saku celananya dan menoleh ke samping.

Albian bingung dia celingak-celinguk karena Ayudia sudah tidak ada di sampingnya, Albian menghela nafasnya!

"Seperti biasa, pacarku menghilang, tanpa konfirmasi!" Albian menunjukkan wajah datarnya.

Albian mencari Ayudia di beberapa tempat namun Ayudia entah tau kemana, Tapi Albian memberitahu kalau dia akan pulang.

"Ayudia dimana kamu? Aku harus pulang, karena Ibu ku menyuruh ku pulang" Albian meninggikan suaranya agar Ayudia mendengar ucapannya.

"Kemana anak itu?..." Albian sungguh bingung.

Albian mengeluarkan Handphone nya di dalam saku celananya untuk kirim pesan pada Ayudia.

"Ayudia, besok aku akan datang kembali, karena Ibu ku menyuruh ku pulang... Ingat, kamu pulang jangan malam-malam. Jika terjadi apa-apa hubungi ku segera" isi chat untuk Ayudia dari Albian.

Albian pun pergi meninggalkan lokasi sungai.

***

Di perjalanan arah pulang, Albian baru ingat, Ibunya minta dirinya untuk membelikan kecap manis.

"Hampir saja aku lupa, ibu menyuruh ku untuk membeli kecap manis"

Albian memberhentikan motornya tepat di depan minimarket, lalu Albian turun dan masuk ke Minimarket itu.

***

Setelah selesai membeli keperluannya, Albian menuju motornya namun ada seorang anak kecil laki-laki sepertinya usianya sekitar 8 tahun yang terus menatapnya dengan tajam dan tiba-tiba anak kecil itu mengikutinya, Albian bingung dan bertanya pada anak kecil itu.

"Kenapa, kau terus mengikuti ku?" Albian menegur dengan nada sedikit kesal pada anak itu.

"Paman bisa melihat ku?" Anak kecil itu yang menjawab pertanyaan Albian yang sedikit takjub.

Albian bingung dengan pertanyaan anak kecil itu tapi dia jawab.

"Tidak!" jawaban Albian berbohong.

Karena dia tak ingin berurusan dengan anak kecil, Albian tak peduli dengan anak itu dan dia langsung menaiki motornya.

Tapi disaat mau siap-siap pergi, anak kecil itu tiba-tiba memegang tangan Albian. Terlihat Anak itu merasa tak percaya dia bisa memegang tangan Albian.

"Lepaskan tangan ku" perintah Albian.

"Tidak akan aku lepaskan, kalau paman tidak menjawab pertanyaan ku?" Anak itu bertanya-tanya yang amat penasaran, anak kecil itu menunjukan wajah polosnya.

"Pertanyaan yang mana?" Tanya Albian.

"Kau benar-benar bisa melihat ku?" tanya Anak itu.

"Pertanyaan konyol, Berhenti bicara denganku, lepaskan tangan ku dan jangan mengikuti ku... mengerti!!" Dengan nada tegas Albian menjawab, lalu Albian pergi meninggalkan Anak itu.

***

Ubay nama anak kecil itu merasa bingung, dia harus kemana dan dari mana dia berasal.

Sudah seringkali Ubay meminta bantuan pada orang-orang untuk mencari tahu tentangnya namun orang-orang mengabaikannya. Seketika Ubay bertemu dengan Albian, Tiba-tiba Ubay merasa Paman Albian akan membantunya untuk mencari tahu tentangnya.

***

Sampai di rumah, Albian membuka pintu rumahnya.

"Aku pulang...!!" Albian melantangkan suaranya.

Ajeng nama Ibu Albian, menyautnya dari dapur.

"Kau sudah pulang nak, mana pesanan Ibu?" Ajeng sibuk dengan aktivitasnya yaitu memasak kesukaan Albian.

Albian menghampiri Ibunya di dapur dan memberikan pesanan Ibunya.

"Pesanan Ibu sudah tiba, tapi ibu menyuruh ku hanya beli kecap manis kan?" tanya Albian untuk memastikan pesanan Ibunya.

"Iya betul.. makasih ya sayang" jawaban Ajeng yang masih sibuk masak.

"Iya.."

Albian mencium aroma masakan.

"Wah... aromanya sangat-sangat mengoda sekali" Albian jadi semangat..

"Iya jelas lah... siapa dulu dong Ibu yang masak" Ajeng memuji dirinya sendiri.

"Iya.... I know, masakan Ibu itu selalu menggoda dan aku selalu tergoda dengan masakan Ibu" Albian memuji Ibunya.

"Anak Ibu paling bisa, membahagiakan Ibunya"

Albian tertawa hehehe.

Ajeng menyuruh Albian untuk mandi.

"Sebelum makan, kamu bersih-bersih dulu sana, Ibu mau bicara sesuatu sama kamu dan kebetulan Ibu masakin makanan favorit kamu yaitu nasi goreng dan telor ceplok"

"Wah pasti enak, baik Bu aku bersih-bersih dulu" Albian menuruti perintah Ibunya.

***

Di meja akan, Ajeng menyiapkan makanannya, lalu Albian tiba dan langsung duduk di kursi meja makan. Albian langsung menyantap makanan favoritnya walaupun masih panas dia tidak peduli.

"Wah... ini makanan terenak yang sering aku makan" Albian senang.

Ajeng tersenyum melihat Anaknya yang begitu lahap memakan masakannya tapi Albian mulai curiga dengan Ibunya.

"Kenapa, Ibu hanya melihat ku makan. Ibu tidak makan?" Albian sedikit curiga.

"Ibu jadi kenyang melihat kamu makan" nada bicara Ajeng sedikit menggoda Albian.

Albian hanya membalas dengan senyuman terpaksanya, Ajeng memberikan segelas air putih pada Albian.

"Oh Iya... Tadi kata Ibu mau ngomong sesuatu, apa itu?" Albian jadi penasaran.

"Sebenarnya..." Ajeng sedikit ragu untuk membicarakannya.

"Lanjutkan Bu!" Albian tidak sabar mendengarnya.

"Ibu ingin minta izin sama kamu, untuk memperbolehkan Ibu pergi bekerja" Ajeng sedikit takut karena anaknya tidak mengizinkannya.

"Hanya itu, ya baiklah..." Albian kembali melahap makanannya.

"Kamu mengizinkan Ibu, pergi keluar kota?" Ajeng senang tapi bingung.

"Hah... keluar kota?" Albian tersedak karena kaget.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Ajeng yang sedikit khawatir.

Albian mengangguk.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Jamilah

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku