Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Dikejar Oleh Sang Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Jangan Main-Main Dengan Dia
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
"Mas, Mbak Hasna sampai kapan yah tinggal sama kita terus, aku mulai tidak nyaman"
Hamzah meletakkan sendok yang menemaninya sarapan, dan langsung meneguk segelas air putih yang dihidangkan sang istri Sarah, wanita yang baru dia nikahi hampir setahun ini.
"Jangan berkata seperti itu, dia kakak mu nanti kalau Hasna dengar bisa repot"
"Tapi mas....." belum sempat menjelaskan Hasna sudah turun dari kamarnya dan bersiap untuk sarapan bersama adik dan adik iparnya.
"Selamat pagi mas Hamzah, hari ini aku nebeng lagi yah ketempat kerja" ucap Hasna membuat sang adik terkejut.
"Mbak Hasna, kenapa selalu nebeng suamiku terus sih! Kan bisa naik angkutan umum" tegas Sarah yang mulai tersulut emosi.
"Sudah, jangan bertengkar sekarang kamu makan dulu nanti kita berangkat kerja bareng" jawab Hamzah yang kembali melanjutkan suapannya ke mulut.
Sarah hanya bisa terdiam, lagi-lagi suaminya selalu tidak pernah bisa menolak keinginan kakaknya tersebut padahal selama ini Sarah merasa terbebani dengan adanya Hasna di rumah ini. terlebih, hasna yang awalnya hanya ingin beberapa minggu di rumah tetapi tiba-tiba saja, sudah hampir sebulan ini dia tidak memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya.
Setelah sarapan pagi, Hasna pun kembali ke kamarnya dia berdandan sedikit agar bisa menarik perhatian Hamzah. Sejujurnya dia memang sudah jatuh cinta dengan Hamzah suami adiknya yaitu Sarah, tetapi entah kenapa Hamzah malah menikahi Sarah sehingga harus melangkahi dirinya untuk menikah terlebih dahulu.
"Apa cantiknya Sarah sih, kenapa dia bisa mendapatkan semuanya padahal jelas cantikan aku aku juga bekerja keras tapi kenapa, mas Hamzah malah mencintai dia "ucap Hasna yang terus menatap dirinya di depan cermin.
Sarah menatap kakaknya dengan rasa kecewa karena lagi-lagi dia bisa mendapatkan tumpangan dari suaminya padahal dia bisa menggunakan angkutan umum untuk berangkat ke tempat kerjanya namun, Sarah tidak mau lagi berdebat dengan Hasna karena pasti suaminya tidak pernah mengizinkan dia untuk melawan kakaknya sendiri.
"Aku pergi dulu ya sama Mas Hamzah, kamu juga diri baik-baik di rumah ingat jangan terlalu banyak cemburu nanti malah jadi kenyataan! "Ucap Hasna membuat sang adik menatapnya tajam.
Hasna dan Sarah mereka adalah adik dan kakak kandung namun di saat kedua orang tuanya meninggal, mereka hanya tinggal berdua, hingga suatu hari Sarah pun dilamar oleh kekasihnya yaitu Hamzah. Sarah yang masih berusia 22 tahun pun akhirnya memutuskan untuk menikah, karena memang dia tidak memiliki pekerjaan dan dia pun berpacaran dengan Hamzah sudah cukup lama sekitar 3 tahun.
Hamzah adalah laki-laki yang mapan, Dia bekerja sebagai seorang manajer di sebuah perusahaan ritel terkemuka di daerah Jakarta dia juga adalah laki-laki yang baik dan taat agama namun, tetap saja Sarah selalu takut jika dia selalu bersama dengan kakaknya yaitu Hasna.
Karena hingga sampai detik ini, Hasna memang belum memutuskan untuk menikah padahal usianya sudah menginjak 26 tahun beda 2 tahun dengan suaminya Hamzah.
Sejak Sarah menikah dengan Hamzah, Hasna selalu saja meminta untuk tinggal bersama dengan adiknya tersebut, padahal Sarah sangat menantang keras karena rumah orang tua mereka memang masih ada di Bogor dan juga, Sarah tidak mau satu rumah dengan kakaknya karena dia tidak ingin sesuatu terjadi pada rumah tangganya.