Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Aku Yang Kaya Suamiku Yang Begaya

Aku Yang Kaya Suamiku Yang Begaya

Peueyeumpuan

5.0
Komentar
802
Penayangan
10
Bab

Mataku terbelalak saat seorang teman dunia maya bernama 'Neng Cheril' mengunggah sebuah foto acara makan-makan bersama teman-temannya dengan caption. 'Kamu selalu Menyenangkan' Jelas di dalam foto itu suamiku dikerumuni banyak perempuan, dan yang paling dekat adalah Neng Cheril ini, pipinya hampir saja beradu dengan pipi mulus suamiku yang tiap minggu minta perawatan ke salon. Ternyata ini yang selalu kamu lakukan di belakangku Mas?

Bab 1 Part 1

Mataku terbelalak saat seorang teman dunia maya bernama 'Neng Cheril' mengunggah sebuah foto acara makan-makan bersama teman-temannya dengan caption.

'Kamu selalu Menyenangkan'

Jelas di dalam foto itu suamiku dikerumuni banyak perempuan, dan yang paling dekat adalah Neng Cheril ini, pipinya hampir saja beradu dengan pipi mulus suamiku yang tiap minggu minta perawatan ke salon.

Ternyata ini yang selalu kamu lakukan di belakangku Mas?

Kututup map berisi laporan keuangan yang diajukan oleh bendahara perusahaan.

Laporan keuangan keluar yang membuat ubun-ubunku cenat cenut, ada pengeluaran besar bulan ini terpampang di sana, setelah diteliti ternyata yang mengambil deposit uang sejumlah itu adalah atas nama suamiku.

"Bund, mobil papah udah ketinggalan zaman, mau ganti sama yang terbaru ya? Biar papah selalu terlihat sepadan dengan Bunda," rayunya seminggu yang lalu.

Aku yang tidak bisa menolak permintaannya selalu mengalah dengan gaya sosialita Mas Danur, membiarkannya mengambil uang berapa saja dari perusahaan, karena alasan yang selalu ia pakai saat aku mempermasalahkan hal tersebut, "Aku memang laki-laki rendah di hadapanmu dan keluargamu kan?" akhirnya setelah kata itu keluar dari mulutnya, aku selalu bungkam.

Memang aku yang salah, memilih suami dari kalangan biasa, padahal aku adalah perempuan muda dengan penghasilan funtastis, kukira saat itu dia tidak akan menggantungkan hidupnya seperti ini, dan tetap mau usaha meski hasilnya tidak seberapa.

Iseng kucoba kirim pesan pribadi ke akun tersebut.

[Enak ya Mbak bisa punya seseorang yang bisa selalu menyenangkan?]

Akun bernama Neng Cheril itu langsung menanggapi.

[Iyalah, menyenangkan sekali, apa-apa tinggal minta, langsung diberikan.]

[Suaminya Mbak?] tanyaku tanpa basa basi, bisa jadi Mas Danur memang punya istri lagi selain aku.

[Hahaha, bukan Mbak, suami orang itu, hanya teman saat suka saja] diakhiri emoticon mesem.

Perempuan sekarang tak tahu malu, aib sendiri ia umbar dengan bangganya.

[Wah, enak banget tuh Mbak, dah dapat apa aja?] pancingku lagi.

[Banyaklah, gak kehitung, dan minggu ini aku baru dapat mobil]

Apa? Mobil?

Jadi Mas Danur membeli yang baru dan mobil lamanya diberikan pada perempuan itu?

Benar-benar kamu mas, memanfaatkan kekayaanku buat modal sok bergaya mu itu!

[Wow, funtastis Mbak, pasti cowoknya kaya]

[Jangan ditanya, bukan kaya lagi tapi kaya banget, hahaha]

[Uuuh, jadi pengen juga dapat cowok cakep dan kaya seperti itu] godaku.

[Mbaknya, seksi gak?] jawabnya tanpa malu, dibubuhi emoticon ngakak.

Jadi aku kalah seksi sama dia, makanya mas Danur main perempuan lain di belakangku?

Kita lihat mas, apa teman seksi mu akan tetap bertahan kalau aku menutup semua akses keuanganmu?

Aku memang tidak bisa berdandan, memakai riasan sederhana dan pakaian yang lurus2 saja asal kainnya enak dan nyaman, tapi bukan berarti aku tidak cantik dan menarik.

Selama ini aku memang terlalu sibuk dengan pekerjaan, teman-teman menjulukiku si gila kerja, mungkin sudah saatnya aku bermanja diri, menikmati hasil dari pekerjaanku bertahun-tahun lamanya.

Selain itu, aku ingin tahu siapa saja orang yang benar-benar sayang padaku dan tidak memanfaatkan kekayaanku saja.

Ternyata kenyataan seperti ini pahit rasanya, selama pernikahan kami Mas Danur memperlakukan ku baik hanya karena ada maunya saja.

Tak kubalas lagi percakapan dengan Cheril, hati sudah tidak bisa bertahan dengan sikap Mas Danur dan kebodohan ku selama ini.

Aku selalu membelanya dikala pihak keluarga mengatai suamiku benalu.

Aku bahkan meminta kenalan untuk memasukannya ke kantor kenegaraan di daerah tempat tinggal kami, meski gajihnya tak seberapa setidaknya dia menyandang status pekerja.

Tapi buktinya, 3 bulan bekerja seribu rupiah pun tak sempat ia memberi nafkah, malah setiap ada kegiatan keluar kota, rapat atau pun pelatihan, aku yang selalu membiayai.

Caranya meminta uang padaku selalu ada saja alasan, contohnya seperti tadi pagi.

[Sayang, Mas nyenggol orang di jalan, butuh uang untuk bantu pengobatan] pesannya.

Tentu saja aku gugup dan langsung mengiriminya uang, sebelum terjadi apa-apa padanya.

Tapi siang ini aku benar-benar dikejutkan dengan satu kenyataan pahit, Tuhan membuka satu pintu di mana aku bisa melihat kebusukan Mas Danur, teman wanita bersenang-senangnya selama ini tidak sengaja berteman denganku di media sosial facebook.

Aku memang tidak menggunakan nama asli, dan juga hanya menggunakan foto yang kuambil sembarang dari media sosial, tak ada juga aktivitas yang aku bagikan, memiliki media Facebook ini hanya obat jenuh saja untuk memantau kondisi di luar sana.

[Mas kapan pulang?] kukirim pesan pada lelaki yang mungkin selama pernikahan kami dia selalu berbohong.

Lama dia tidak menjawab pesanku, mungkinkah laki-laki itu sedang asyik dengan teman-teman perempuannya, sedang aku terus bekerja bahkan lupa makan siang.

Benar-benar aku sudah dibodohi dan dimanfaatkan oleh suami sendiri.

Kau kira aku ini pohon uang yang bisa kau petik kapan saja? Enak sekali hidupmu mas!

Tapi lihat saja, mulai hari ini kamu akan menyesal telah menyia-nyiakan pengorbanan dan cinta tulusku selama ini.

"Status permainan di mulai!" kucekal kedua telapak tangan, mengumpulkan semua luka di sana.

Kukirim kan fotonya yang sedang bersuka ria dengan banyak wanita itu dilengkapi dengan pesan, [Apakah rapatnya sudah selesai Mas?].

Pesan itu langsung dibalasnya.

[Iya sayang sudah, mas langsung pulang]

"Mhhhhmm, kita lihat Mas, apa yang bisa aku lakukan denganmu saat kau pulang, aku sudah tak sabar.

Bersambung...

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku