Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Terpaksa Menjadi Istri Pengganti

Terpaksa Menjadi Istri Pengganti

Aprilsnow

5.0
Komentar
9.1K
Penayangan
40
Bab

Mikayla Audrien Gunawan atau Kayla adalah sapaannya. Gadis berusia 18 tahun itu adalah seorang anak manja. Namun, seketika hidupnya berubah menjadi terbalik 180 derajat saat bisnis ayahnya jatuh bangkrut dalam waktu yang singkat dan hal itu pula menyebabkan sang ayah jatuh sakit. Dengan sabar ia menjalani takdirnya dari gadis manja yang berubah menjadi tulang punggung keluarga. Hal itu membuat Mikayla terpaksa menerima tawaran yang tak masuk akal dari seorang pria kaya hanya untuk menjadi seorang istri pengganti untuk anaknya, kerena keluarga besar sang pria yang tak menerima jika calon menantunya ketahuan selingkuh di detik-detik pernikahan itu. Sehingga tanpa fikir panjang, demi menyelamatkan nyawa sang ayah yang menderita sakit keras dan membutuhkan banyak biaya, Mikayla dengan berat hati menerima kesepakatan tersebut. Bagaimanakah kisahnya?

Bab 1 malam pertama

Brukk

Tubuh Kayla seketika jatuh tersungkur di lantai

marmer berlapis permadani mewah, saat ia mencoba untuk duduk di tepi bibir ranjang, lebih tepatnya di kamar pengantinnya yang bernuansa romantis dengan hiasan lampu yang cantik.

"Aww, sakit Tuan!. Apakah anda harus bersikap sekasar ini!" pekik Kayla meringis saat tubuhnya terhempas jatuh lumayan keras, ia tak menyangka jika akan mendapatkan perlakuan yang begitu kasar dari seorang pria yang ada di hadapannya itu. Ia pun hanya memegangi bagian lututnya yang terantuk dan mungkin akan meninggalkan bekas luka lebam nantinya.

"Jangan harap, jika kamu pikir aku akan suka melihat wajahmu itu!" hardiknya sangat geram dengan memijat tipis bagian pelipisnya yang terasa sangat berat dan berdenyut. Menatap nyalang pada gadis itu.

"Maaf, Tuan Shaka. Tapi ini semua bukan keinginan saya," lirih Kayla seraya menunduk dengan gaun pengantin yang masih ia kenakan.

"Hari ini merupakan hari paling sial dalam hidupku, pernikahan yang awalnya ku impikan telah hancur sudah. Dan lebih sial lagi malah kamu yang muncul. Gadis jelek!" ucapnya mendengus kesal seraya menyugar belahan rambutnya.

Bughhh!

Bughhh!

Berkali-kali kepalan tangannya meninju tembok berwarna putih gading itu.

Punggung tangannya pun seketika itu membiru. Tapi ia tak peduli dengan rasa sakitnya itu.

"Maafkan saya Tuan, karena ini semua sungguh diluar kendali saya," ucap Kayla hanya tertunduk lesu dan tak mampu memandang wajah pria di hadapannya itu. Sungguh memang ini bukan situasi yang ia inginkan. Ketika harus menjadi seorang pengantin untuk seseorang yang tak ia kenali sebelumnya, tentu saja hal ini juga sangat lah berat untuknya. Tapi apa daya ia tak memiliki pilihan lain, walau sulit terpaksa ia harus terima.

"Aku lebih suka untuk menjomblo seumur hidup. Aku bisa bermain dengan wanita manapun yang ku mau. Tapi kenapa, kamu malah menerima untuk menjadi istriku, hah?" tatapan Shaka sangat tajam seraya jemari tangan kokohnya itu meraih wajah tirus Kayla dengan cengkraman yang amat keras sehingga tindakannya itu menyakitinya.

"Aww, sakit Tuan!" pekik Kayla tak mampu melawan. Hanya lah buliran bening itu saja yang mulai meleleh mengalir bak anak sungai membasahi pipinya.

"Semua hanya demi uang kan? Dasar gadis bodoh!" umpat Shaka dengan mata yang menyala.

"Saya pun tak mengerti, bukan keinginan saya pula untuk berakhir seperti ini!" ucap Kayla terbata merasakan sakit di tulang rahangnya.

"Halah, semua wanita sama! Tak ubah bagai jalang kecil yang akan hijau bila melihat uang!" cecar Shaka dengan sunggingan senyum miring dari sudut bibir berkumis tipis itu. Ya, senyuman yang mengejek Kayla sepenuhnya.

"Terserah Tuan, mau bicara apa pun tentang saya. Saya sama sekali tak peduli." lirih Kayla dengan air mata yang semakin menggenang. Dadanya bergemuruh dan merasa sakit mendengar penuturan dari lelaki itu.

"Apa segitu gatalnya dirimu ini? Sampe mau menuruti perintah nya, hm?" tatapan mengejek itu terus saja ia lemparkan untuk Kayla seraya memindai tubuh Kayla dengan senyum sinisnya.

"Apa, maksud Tuan?" tanya Kayla yang berusaha melepaskan wajahnya dari cengkraman kasar Shaka.

"Jika itu mau mu, maka kamu harus puaskan aku malam ini juga," bisik Shaka seketika melepaskan tangannya dan langsung menarik kedua bahu kayla dengan kasar.

Brukkk

Kini tubuh Kayla terhempas diatas tempat tidur. Ia tak mengerti kenapa dirinya di perlakukan bagai mainan yang bisa di banting ke sana sini.

"Ah, Tuan" ucap Kayla kaget.

"Kamu melakukan semua ini, karena gatal dan sangat menyukai uang, kan?" tanya Shaka dengan kasar kini ia menindih tubuh gadis itu, sontak membuat mata Kayla menjadi membulat sempurna. Karena bagaimana tidak lelaki satu ini dari tadi terus saja menghina dirinya.

"T-tolong jangan, Tuan. Saya mohon!" lirih Kayla dengan dada yang maju mundur tak mampu menstabilkan ritme nafasnya.

"Kenapa jalang sepertimu harus pura-pura lugu dan polos? Bukannya kamu gatal dan merindukan sentuhanku?" tanya Shaka dengan nada yang terus mengejek.

"T-tidak bukan begitu, Tuan Shaka. Karena anda hanya lah salah paham saja," ucap Kayla lesu, ia mencoba untuk berontak berkali -kali. Namun kurungan tubuh kekar itu membuat dirinya tak berdaya.

"Lantas, apa yang kamu inginkan? Hingga kamu berada di kamar ini? Dasar jalang kecil munafik dan licik," umpat Shaka seperti tak puas memaki dan menghina gadis cantik di hadapannya itu.

"Ya, jujur saya akui semua itu memang lah benar demi uang! Tapi, memang saya tak seperti yang anda pikirkan, Tuan!" sentak Kayla yang lama-lama kesal mendapatkan perlakuan kasar seperti itu dari Shaka.

"Tapi buktinya kamu telah menjual tubuhmu ini, kan?" tanya Shaka berbisik di kuping Kayla hingga aroma hangat mint itu sontak menyeruak di indera penciuman Kayla.

Mendengar penuturan dari lelaki tampan itu Kayla hanya bisa menghela nafas untuk menahan emosinya. Dan hanya mampu memejamkan matanya, karena ia pun sama sekali tak habis pikir kenapa bisa terjebak dalam suasana yang sangat tak menyenangkan untuknya.

"Ya, terserah, lakukan apa pun yang Tuan inginkan," lirih Kayla tanpa membuka matanya.

"Sudah ku duga, kau memang seorang gadis gatal," ucap Shaka.

"Aish, lagi-lagi dia mengatakan itu. Dasar Brengsek!" bathin Kayla makin kesal ingin sekali ia menghilang dari bumi detik itu juga.

"Sangat menyebalkan, bukan kamu yang ku inginkan." ucap Shaka ia menarik tubuhnya untuk menjauh dari Kayla, ia beranjak dan meraih sebotol vodka hingga habis setengahnya.

Prangg!

Ia lemparkan botol itu ke tembok hingga pecah berkeping-keping.

"Astaga, apa dia kerasukan setan gundul sekarang?" gumam Kayla tak mengerti dengan emosi Shaka yang sangat labil itu.

"Aku pergi, jangan harap ada malam pertama! Aku, tak akan pernah menganggap kamu sebagai seorang istri. Camkan itu!" teriaknya seraya membuka pintu Hotel dan menutupnya kembali dengan kekuatan penuh.

"Astaga, kenapa bisa aku terjebak dengan pernikahan yang seperti ini? Harus bagaimana aku menghadapi lelaki aneh itu?" gumam Kayla heran, ia hanya duduk termangu di kamar dengan cahaya remang - remang di yang bertabur kelopak mawar merah itu. Namun, ia merasa lega karena lelaki itu tak menyentuhnya.

Shaka berjalan melenggang menyusuri koridor untuk segera memasuki lift. Ia tiba di lobi dengan masih riuhnya suasana di sana. Tak tunggu lama ia pun segera merogoh kunci di dalam saku jasnya. Langsung menaiki mobilnya, dengan perasaan yang kacau dan hancur. Ia tak terima karena pernikahannya dengan sang kekasih hancur begitu saja, karena gadis itu telah tega menduakannya. Tetapi lebih fatalnya lagi sang ayah masih harus memaksa dirinya untuk melanjutkan acara pernikahan dengan gadis lain yaitu Kayla yang tak lain adalah perawat kepercayaan sang Opa sendiri. Hal itu lah yang membuat Shaka marah dan geram karena hari nya bisa hancur seketika. Pernikahan yang ia idamkan itu sirna sudah.

Mobil mewah berwarna hitam itu pun kini melaju ke sebuah tempat hiburan malam di pusat ibu kota, ia hanya ingin sekedar meluapkan segala emosi yang bergejolak di dadanya. Ia tak terima dengan keputusan sang ayah yang memaksa dirinya untuk menikahi Kayla. Dengan perasaan kalut ia injak dalam-dalam pedal gas meluncur memecah jalanan yang sunyi lengang karena jam tangannya telah menunjukkan pukul 22:30 malam.

"Gretta, kenapa kamu tega menghancurkan mimpi -mimpi kita berdua, Brengsek!" umpat Shaka seraya memukul kemudinya berkali-kali, sehingga suara klakson yang keras itu sontak membuat pengendara lainnya kaget.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Aprilsnow

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku