Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bidadari Surga Milik CEO

Bidadari Surga Milik CEO

Ucing Ucay

5.0
Komentar
3
Penayangan
5
Bab

Ghina Ulya Syarifa tidak menyangka ternyata pernikahannya dengan Alaric Zalman Maheer-seorang CEO, duda beranak dua membawanya kejalan yang benar. Dari seorang wanita penghibur di sebuah Club malam berpakaian seksi kini dia berubah memakai hijab serba tertutup. Hijrahnya Ghina tidak serta merta semulus yang orang lihat, rintangan terbesarnya datang dari Ayunisa Shakila Maheer-putri satu-satunya, anak bungsu Zalman. Tugas besar Ghina menjadi ibu sambung dari ke dua anak Zalman tidaklah mudah. Bisakah Ghina menjadi istri soleha dan ibu sambung yang baik untuk keluarga Maheer?

Bab 1 Kecelakaan.

"Ikut kami secara baik-baik atau dengan kekerasan?" ancam salah satu dari pria yang Ghina nilai adalah preman bayaran dari istri kliennya.

Ghina dengan kasar menghentakan tangannya hingga terlepas dari genggaman preman tersebut.

"Aku bisa jalan sendiri!" gertaknya. Kemudian dia berjalan santai seolah tidak terjadi apa-apa bahkan preman tersebut seperti pengawal yang mengikutinya dari belakang.

***

Setibanya di area parkiran mobil bawah tanah hotel tersebut, dua orang preman itu memaksa Ghina masuk ke dalam sebuah mobil Van. Dan seorang lagi menyupir melajukan mobil itu keluar dari area hotel. Ghina tidak tahu hendak di bawa kemana.

Selama perjalanan kedua preman yang duduk mengapit Ghina melakukan tindakan yang kurang ajar. Berusaha melakukan pelecehan terhadap dirinya.

"Ck! Sok jual mahal lo!" bentaknya.

"Gua juga bisa muasin lo lebih dari tuan Yudha!" ejeknya.

Ghina mencoba menepis tangan jahil mereka yang mulai menjelajahi tubuh mulusnya.

Ghina berteriak memohon, tapi ketiga preman itu malah tertawa terbahak-bahak.

Ciiittt!!!

Sontak mobil Van itu berhenti di tempat yang gelap dan sepi. Sang sopir membuka pintu tengah berharap dia juga bisa mencicipi tubuh Ghina. Tapi niatnya hanya menjadi angannya saja, bersamaan dengan terbukanya pintu, Ghina menendang kuat hingga pria itu terpental, entah kekuatan dari mana wanita itu berontak dan berhasil melarikan diri tanpa menggunakan alas kaki. Karena sepatu hak tingginya dia lepas di dalam mobil untuk memukul kepala kedua preman yang mencoba memperkosanya.

"WOI!!! JANGAN KABUR LO, DASAR PEREMPUAN JALANG! PELACUR!" teriak salah satu preman itu.

Ghina sempat berhenti sebentar untuk mengatur napasnya. Dan menoleh pada para preman itu, Ghina menunjukan jari tengahnya dengan wajah menyeringai kemudian dia melanjutkan pelariannya. Berlari secepat mungkin agar preman bayaran nyonya Yudha itu tidak dapat menangkapnya.

***

Napas Ghina terengah, dia bersandar pada tiang listrik untuk mengatur napasnya kembali.

"Awww," erang Ghina karena dia baru merasa telapak kakinya sakit karena lecet terkena kerikil di jalan selama dia berlari tadi.

Beruntung Ghina bisa terlepas dari para preman itu, dia juga masih memegang erat tas-nya yang berisi semua keperluannya, uang, kartu dan ponselnya.

Ghina mencari keramaian orang agar jika preman itu menemukannya dia bisa minta tolong. Mengabaikan tatapan orang-orang disana karena penampilan Ghina yang berantakan.

Dengan tangan yang masih gemetar, Ghina mencoba memesan taxi online dari ponselnya.

Tidak butuh waktu lama, taxi online itu pun datang menjemput Ghina pada titik yang sudah ditandai.

"Malam, Mbak. Dengan Mbak Ghina?" tanya supir itu dari dalam mobil dengan kaca terbuka setengah.

"Iya, Mas," jawab Ghina kemudian dia masuk ke dalam mobil.

"Sesuai aplikasi, ya, Mbak?"

Ghina mengangguk.

****

Ciiittt!!! BRAKKK!!!

Suara ban mobil berdecit sangat kuat bergesekan dengan aspal, tidak lama suara benturan pun menyusul terdengar. Bersamaan dengan teriakan Ghina dan supir taxi online itu.

Beberapa warga yang masih lalu lalang tengah malam itu akhirnya berkumpul di dekat terjadinya kecelakaan. Sebuah mobil mini bus menabrak pembatas jalan dan berakhir di tiang listrik, supir dan penumpangnya cidera.

"Stop! Pak! Stop! Tolong bawa ke rumah sakit," ucap salah satu warga yang menghadang mobil sedan mewah milik Zalman.

"Ada apa ini, Bar?" tanya Zalman pada supirnya. Suara bising warga membangunkan Zalman yang baru saja memejamkan matanya.

"Ada kecelakaan mobil, Tuan, dan mereka meminta bantuan untuk membawa korban ke rumah sakit karena menunggu ambulance terlalu lama," jawab pria bernama Akbar itu pada majikannya.

"Astaghfirullahaladzim." Zalman beristigfar saat melihat mobil yang kecelakaan itu rusak parah di bagian depan karena menabrak tiang listrik.

"Bagaimana, Pak?" tanya Akbar meminta ijin majikannya.

"Iya berhenti, Bar, kita bawa mereka ke rumah sakit."

Mendengar itu Akbar langsung berhenti dan membuka pintu mobilnya.

Satu pria di gotong beberapa orang kemudian didudukan di kursi depan sedangkan yang wanita di masukan ke dalam kursi penumpang, di dalam Zalman memangku kepala korban wanita itu dengan tubuh dan kaki lurus sepanjang jok mobil.

"Nanti kalau ada polisi, arahkan saja ke rumah sakit terdekat sini ya, Pak," ucap Zalman pada warga.

"Iya, iya, Pak, sekarang selamatkan dulu keduanya," seru orang itu.

"Jalan, Bar!" titah Zalman pada supirnya.

***

Setibanya di rumah sakit dua buah brankar sudah siap di pintu IGD bersama team medis. Mereka siaga karena Akbar yang berteriak meminta tolong.

Zalman dan Akbar menunggu di ruang tunggu yang ada di depan pintu IGD.

"Selamat malam, Pak." Suara bariton dan tegas seorang pria berseragam cokelat membuyarkan lamunan Zalman.

"Selamat malam juga, Pak," sahut Zalman, berdiri dan berjabat tangan.

"Saya Andri dari Unit Lakalantas Polsek, ingin meminta keterangan Bapak sebagai saksi dari kecelakaan mobil mini bus yang kecelakaan di jalan kedondong tiga puluh menit yang lalu," ucap polisi muda itu.

Zalman menceritakan semua yang dia ketahui, walaupun bukan saksi mata yang sebenarnya melihat langsung kejadian. Namun, Zalman yang membawa korban ke rumah sakit. Keterangannya sangat membantu untuk melengkapi BAP kecelakaan lalu lintas yang terjadi malam ini.

"Dengan Keluarga pasien Ghina?" Seorang suster memanggil dengan lantang.

"Dengan Keluarga pasien Ghina?" ulangnya sekali lagi tapi tidak ada yang menjawab dirinya. Akhirnya suster itu kembali masuk ke dalam dan tidak lama keluar lagi bersama seorang perawat laki-laki.

"Permisi, Pak, apa Bapak yang membawa pasien korban kecelakaan tadi?" tanya pria berseragam putih-putih itu pada Zalman.

"Oh iya, Mas, kenapa?" sahut Zalman.

"Bapak dari tadi saya teriak-teriak manggil gak nyahut," gerutu suster bernama Hilda itu.

"Maaf, Sus, saya tidak tahu kalau nama wanita itu Ghina, saya kira tadi suster manggil orang lain," balas Zalman.

"Loh, bukannya Bapak suaminya korban?"

"Bukan suster, saya hanya orang yang kebetulan lewat dan menolong, bagaimana kondisi wanita dan pria itu?"

Perawat laki-laki itu menjelaskan kondisi kedua pasien korban kecelakaan itu dengan jelas, dan tidak lama dokter pun keluar dan menjelaskan lebih rinci tentang pasien yang baru saja selesai dia tangani.

"Sementara pasien harus rawat inap, Pak, agar kami bisa observasi lagi esok pagi untuk bagian kepalanya." Dokter itu menjelaskan.

"Baik, dok, berikan yang mereka berdua butuhkan."

Kening dokter itu menyernyit dalam.

"Maaf, Pak, tapi korban pria sudah meninggal dunia dalam perjalanan, pria itu terkena serangan jantung," terang dokter itu.

"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun," ucap Zalman, Akbar dan Andri bersamaan.

"Sepertinya kecelakaan tunggal itu terjadi karena supir itu terkena serangan jantung lebih dahulu, baru mobil oleng, naik ke pembatas jalan dan menabrak tiang listrik." Polisi itu menerka kronologi kejadian sementara seperti itu tapi untuk jelasnya tunggu pagi, pemeriksaan TKP.

"Bisa jadi, Pak," sahut dokter itu menanggapi.

"Silahkan, Pak, ikut saya untuk mengurus administrasi pasien Ghina," ajak suster Hilda.

Sungguh Zalman baru mengetahui kalau wanita yang di tolongnya bernama Ghina. Sementara polisi muda yang bernama Andri itu mengurus jenasah supir taxi online.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Ucing Ucay

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.8

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

KEPINCUT PAPA MUDA

KEPINCUT PAPA MUDA

Romantis

5.0

"Anak-anak manis, kalian tidak apa-apa?" Kedua anak kembar itu mendongak, wajah mereka sudah dibasahi hujan dan air mata. Mendadak, kedua anak itu berteriak keras sambil memeluk Althea. "Mamaaaa...!!" "Wait... Mama? Siapa Mama?" "Eh, tunggu. Kalian siapa?" tanyanya bingung. "Oh, ada mamanya. Bagaimana kerja kamu jadi jadi orang tua, hah! Anak dibiarin hujan-hujan. Lihat, nih, saya hampir jatuh karena ngindarin anak itu!" Althea, seorang dokter muda mandiri yang tidak mengenal kata manja. Ia dibesarkan oleh orangtua tunggal, Mama-nya, setelah Papa-nya meninggal karena terlambat mendapat penanganan medis. Sang Papa adalah pekerja keras yang memilih meninggalkan kekayaan keluarganya dan hidup bersama Mama-nya. Setelah kepergian Sang Papa, Opa dari Papa-nya kembali datang untuk membawa Althea dan Mama-nya masuk menjadi bagian keluarga. Ketulusan dan kebaikan hati Althea dan Sang Mama membuat Opa-nya begitu menyayangi dan mempercayakan seluruh asset-nya untuk mereka kelola. Hingga di akhir hayatnya, Sang Opa mewariskan seluruh asetnya kepada keduanya. Hal ini menimbulkan konflik dengan Sang Tante serta sepupu-sepupunya. Kelembutan hati Althea membawanya bertemu dengan sepasang anak kembar yang telah ditinggal meninggal oleh Mama-nya sejak kecil. Rasa senasib karena harus hidup dengan orangtua tunggal, membuat Althea sangat memahami kesepian anak-anak itu. Terbukti dengan begitu mudahnya ia dekat dan sayangnya Althea pada kedua anak kembar – anak tetangganya itu. Kedekatannya dengan anak-anak itu membuat mereka merasa aman dan bergantung pada Althea. Siapa sangka, kasih sayangnya pada anak-anak itu membawanya pada kisah cinta yang tidak biasa namun tetap indah. Sementara itu Evander, duda keren beranak dua, tidak pernah menyangka bahwa usahanya untuk membentengi diri dari wanita demi anak-anaknya, justru dibuat kembali merasakan jatuh cinta seperti anak remaja oleh seorang wanita unik. Kisah cinta mereka tidak semulus jalan tol, juga tidak secantik taman bunga, tapi cukup menggemaskan dan penuh tantangan.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku