Rahim Satu Miliar Milik CEO Arogan

Rahim Satu Miliar Milik CEO Arogan

Ufaira Putri

5.0
Komentar
40
Penayangan
25
Bab

Kisah ini menceritakan tentang seorang gadis berusia 21 tahun bernama Arsyana Quinshaa. Gadis yang harus merelakan rahimnya disewa seharga satu miliar untuk mengandung dan melahirkan bayi seorang Ceo dingin dan arogan, yaitu Kelvin Daviandra demi melunasi warisan hutang mendiang ayahnya Farel Quinshaa.

Bab 1 Tawaran Gila

"Arsyana!"

Seorang wanita cantik berusia 30 tahunan, menghadang Arsyana Quinshaa–teman kuliah dari keponakannya–Karin Rashif Qaylandra, saat Arsyana sedang berjalan di depan rumah Karin.

"Bukannya itu bibinya Karin?"

Alis Arsyana seketika terangkat sebelah, saat dia melihat kalau wanita itu adalah bibi dari sahabat baiknya.

"Ikut aku."

Wanita itu–Devina Qaylandra langsung menarik tangan Arsyana untuk masuk ke dalam mobil sedan mewah miliknya.

"A–ada apa, Bi?" tanya Arsyana, terbata.

Namun dia tetap menuruti Devina untuk masuk ke dalam mobil.

Begitu mereka duduk di dalam mobil, Devina langsung berkata tanpa basa-basi, "Langsung saja ke intinya, Arsya. Aku mau menawarkan bantuan untukmu."

Kening Arsyana langsung berkerut mendengar perkataan Devina.

"Bantuan? Maksud Bibi?"

Devina tersenyum tipis, menatap Arsyana di sampingnya dengan tatapan penuh arti.

"Arsyana, aku tahu semua apa yang sudah kamu alami selama ini, karena itu aku akan membantumu."

Tatapan Devina begitu serius, seolah dia ingin meyakinkan Arsyana kalau dia benar-benar ingin membantunya.

Arsyana menggeleng pelan. Dia masih tidak bisa menangkap maksud perkataan bibi sahabatnya itu.

"Bibi Devina, aku mohon. Aku sama sekali tidak mengerti maksud dari perkataanmu. Bantuan? Bantuan apa, maksudmu?!"

Arsyana akhirnya mengungkapkan kebingungannya.

"Aku tahu, kalau kamu sekarang ini sedang membutuhkan banyak uang. Uang untuk biaya pengobatan ibumu, dan untuk melunasi hutang-hutang ayahmu."

Karin kembali mengulas senyuman tipis, sambil melipatkan kedua tangannya di dada dengan santai. Tatapannya masih sama, seakan menyiratkan niatan lain yang terselubung.

Kening Arsyana semakin mengkerut tak mengerti, namun dia tetap menyimak dengan seksama apa yang dikatakan oleh lawan bicaranya itu..

"Baiklah, singkat saja Arsyana. Aku akan membantumu, asal ..."

Devina menjeda sejenak, sebelum kembali melanjutkan, " Kamu mau mengandung anak dari suamiku, Kelvin. Lalu memberikan anak yang sudah kamu lahirkan dengan sukarela padaku. Dan syaratnya–"

"Tunggu!"

Arsyana langsung memotong dengan telapak tangannya yang terangkat.

"Maksud Bibi dengan–"

"Biarkan aku selesaikan bicaraku dulu, Arsya!"

Devina balas memotong dengan nada yang lebih tegas, membuat Arsyana spontan menutup mulutnya.

"Syaratnya gampang. Kamu hanya perlu tidur satu malam dengan suamiku, Kelvin. Pastinya kamu tahu Kelvin, Kelvin Daviandra. Semua orang di kota ini tahu tentang dia."

Devina terkesan begitu santai saat melanjutkan penjelasannya. Dia tersenyum tipis, menikmati raut wajah Arsyana yang terperangah menatapnya dengan tak percaya.

Suasana menjadi hening sejenak, mencerna apa yang barusan di katakan oleh Devina kepadanya.

"Kenapa?" tanya Devina, tiba-tiba memecahkan keheningan.

"Nggak mungkin, kan, kamu tidak mengenal suamiku, Kelvin Daviandra. Sang pewaris utama salah satu dari 5 perusahaan terbesar di negara kita?" lanjutnya, penuh rasa bangga sekaligus mengejek.

"Tentu saja aku mengenalnya. Aku pasti mengenal siapa-siapa saja yang memiliki sangkutan hutang-piutang dengan ayahku."

Arsyana menjawab dengan nada rendah, sambil memalingkan wajahnya dari Devina yang terus menatapnya dengan tatapan merendahkan.

"Berhutang?!" pekik Devina, terkejut.

Kali ini Devina yang dibuat terkejut oleh Arsyana dengan pernyataannya.

"Hm."

Arsyana bergumam kecil, sambil berusaha untuk tetap bersikap tenang menanggapi permintaan Devina sebelumnya.

"Ah, baiklah-baiklah. Aku tak peduli soal itu," tepis Devina, tak mau ambil pusing.

"Jadinya bagaimana, apa kamu mau Arsyana?" tanya Devina, penuh harap. Senyuman manis terulas tipis di wajah cantik Devina yang begitu terawat.

"Aku akan membayarmu dengan sangat mahal. Satu miliar. Satu miliar Arsyana!"

Tak tanggung-tanggung, Devina langsung menawarkan nominal uang yang cukup menggiurkan untuk Arsyana, agar gadis itu tak menolak tawarannya.

Namun, Arsyana masih tetap diam. Dia menyimak perkataan Devina dengan seksama, sambil berusaha memindai mimik wajah Devina untuk mendeteksi tingkat keseriusannya.

"Bahkan, aku bisa memberikanmu lebih dari itu, kalau kamu berhasil melahirkan anak laki-laki untuk suamiku," lanjut Devina kembali, memberikan tawaran yang lebih besar.

"Bibi, sepertinya kamu sudah tidak waras!"

Arsyana mulai angkat bicara, tanpa ragu dia langsung mencerca Devina. Napasnya mulai terasa memburu seiringan dengan luapan emosi yang tertahan kuat di dalam dadanya. Bahkan, Rona wajahnya mulai merah padam, karena merasa dirinya saat ini tengah di permainkan oleh Devina. Dia pun langsung mengeluarkan botol air mineral dari dalam tas ranselnya, membuka tutup botol dengan kasar, dan menenggak air mineral di susul menghela napas sekaligus dengan kasar. Lalu dia tanpa ragu langsung meraih gagang pintu mobil disamping untuk membukanya, tapi pintu itu langsung terkunci otomatis karena ulah sopir di yang duduk didepan mereka.

"Buka!"

Arsyana mulai berteriak membentak ke arah sopir. Dan dia semakin panik, saat sopir itu tak kunjung membukakan pintu mobil. Arsyana mulai merasakan bahwa situasinya saat ini tidaklah main-main.

"Kau benar-benar naif sekali Arsyana. Dasar angkuh!"cerca Devina sinis.

"Kamu masih bisa bertingkah angkuh, seolah kamu memang tidak membutuhkan uang itu. Padahal, kamu sangat membutuhkan uang itu, Arsyana," cibir Devina, sambil tersenyum mengejek.

"Aku memang sangat membutuhkan banyak uang Bi. Tapi, bukan berarti aku akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya," bantah Arsyana, dengan tegas menepis cercaan Devina.

"Aku tak tahu, apa yang Karin katakan padamu tentangku. Tapi yang jelas, aku sama sekali tidak berminat dengan tawaran gilamu itu, bibi cantik!"lanjut Arsyana, dengan penuh penekanan di setiap katanya.

Mendengar itu, Devina justru menyeringai jahat, tatapannya justru semakin sulit untuk diartikan. Auranya terkesan mengerikan, hingga Arsyana bergidik ngeri saat berkontak mata dengannya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Dilema Cinta Penuh Nikmat

Juliana
5.0

21+ Dia lupa siapa dirinya, dia lupa siapa pria ini dan bahkan statusnya sebagai calon istri pria lain, yang dia tahu ialah inilah momen yang paling dia tunggu dan idamkan selama ini, bisa berduaan dan bercinta dengan pria yang sangat dia kagumi dan sayangi. Matanya semakin tenggelam saat lidah nakal itu bermain di lembah basah dan bukit berhutam rimba hitam, yang bau khasnya selalu membuat pria mabuk dan lupa diri, seperti yang dirasakan oleh Aslan saat lidahnya bermain di parit kemerahan yang kontras sekali dengan kulit putihnya, dan rambut hitammnya yang menghiasi keseluruhan bukit indah vagina sang gadis. Tekanan ke kepalanya Aslan diiringi rintihan kencang memenuhi kamar, menandakan orgasme pertama dirinya tanpa dia bisa tahan, akibat nakalnya lidah sang predator yang dari tadi bukan hanya menjilat puncak dadanya, tapi juga perut mulusnya dan bahkan pangkal pahanya yang indah dan sangat rentan jika disentuh oleh lidah pria itu. Remasan dan sentuhan lembut tangan Endah ke urat kejantanan sang pria yang sudah kencang dan siap untuk beradu, diiringi ciuman dan kecupan bibir mereka yang turun dan naik saling menyapa, seakan tidak ingin terlepaskan dari bibir pasangannya. Paha yang putih mulus dan ada bulu-bulu halus indah menghiasi membuat siapapun pria yang melihat sulit untuk tidak memlingkan wajah memandang keindahan itu. Ciuman dan cumbuan ke sang pejantan seperti isyarat darinya untuk segera melanjutkan pertandingan ini. Kini kedua pahanya terbuka lebar, gairahnya yang sempat dihempaskan ke pulau kenikmatan oleh sapuan lidah Aslan, kini kembali berkobar, dan seakan meminta untuk segera dituntaskan dengan sebuah ritual indah yang dia pasrahkan hari ini untuk sang pujaan hatinya. Pejaman mata, rintihan kecil serta pekikan tanda kaget membuat Aslan sangat berhati hati dalam bermanuver diatas tubuh Endah yang sudah pasrah. Dia tahu menghadapi wanita tanpa pengalaman ini, haruslah sedikit lebih sabar. "sakit....???"

Gairah Liar Dibalik Jilbab

Gairah Liar Dibalik Jilbab

Gemoy
5.0

Kami berdua beberapa saat terdiam sejanak , lalu kulihat arman membuka lilitan handuk di tubuhnya, dan handuk itu terjatuh kelantai, sehingga kini Arman telanjang bulat di depanku. ''bu sebenarnya arman telah bosan hanya olah raga jari saja, sebelum arman berangkat ke Jakarta meninggalkan ibu, arman ingin mencicipi tubuh ibu'' ucap anakku sambil mendorong tubuhku sehingga aku terjatuh di atas tempat tidur. ''bruuugs'' aku tejatuh di atas tempat tidur. lalu arman langsung menerkam tubuhku , laksana harimau menerkam mangsanya , dan mencium bibirku. aku pun berontak , sekuat tenaga aku berusaha melepaskan pelukan arman. ''arman jangan nak.....ini ibumu sayang'' ucapku tapi arman terus mencium bibirku. jangan di lakukan ini ibu nak...'' ucapku lagi . Aku memekik ketika tangan arman meremas kedua buah payudaraku, aku pun masih Aku merasakan jemarinya menekan selangkanganku, sementara itu tongkatnya arman sudah benar-benar tegak berdiri. ''Kayanya ibu sudah terangsang yaa''? dia menggodaku, berbisik di telinga. Aku menggeleng lemah, ''tidaaak....,Aahkk...., lepaskan ibu nak..., aaahk.....ooughs....., cukup sayang lepaskan ibu ini dosa nak...'' aku memohon tapi tak sungguh-sungguh berusaha menghentikan perbuatan yang di lakukan anakku terhadapku. ''Jangan nak... ibu mohon.... Tapi tak lama kemudian tiba-tiba arman memangut bibirku,meredam suaraku dengan memangut bibir merahku, menghisap dengan perlahan membuatku kaget sekaligus terbawa syahwatku semakin meningkat. Oh Tuhan... dia mencium bibirku, menghisap mulutku begitu lembut, aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya, Suamiku tak pernah melakukannya seenak ini, tapi dia... Aahkk... dia hanya anakku, tapi dia bisa membuatku merasa nyaman seperti ini, dan lagi............ Oohkk...oooohhkkk..... Tubuhku menggeliat! Kenapa dengan diriku ini, ciuman arman terasa begitu menyentuh, penuh perasaan dan sangat bergairah. "Aahkk... aaahhk,," Tangan itu, kumohooon jangan naik lagi, aku sudah tidak tahan lagi, Aahkk... hentikan, cairanku sudah keluar. Lidah arman anakku menari-nari, melakukan gerakan naik turun dan terkadang melingkar. Kemudian kurasakan lidahnya menyeruak masuk kedalam vaginaku, dan menari-nari di sana membuatku semakin tidak tahan. "Aaahkk... Nak....!"

Putra Rahasianya, Aib Publiknya

Putra Rahasianya, Aib Publiknya

Gavin
5.0

Namaku Alina Wijaya, seorang dokter residen yang akhirnya bertemu kembali dengan keluarga kaya raya yang telah kehilangan aku sejak kecil. Aku punya orang tua yang menyayangiku dan tunangan yang tampan dan sukses. Aku aman. Aku dicintai. Semua itu adalah kebohongan yang sempurna dan rapuh. Kebohongan itu hancur berkeping-keping pada hari Selasa, saat aku menemukan tunanganku, Ivan, tidak sedang rapat dewan direksi, melainkan berada di sebuah mansion megah bersama Kiara Anindita, wanita yang katanya mengalami gangguan jiwa lima tahun lalu setelah mencoba menjebakku. Dia tidak terpuruk; dia tampak bersinar, menggendong seorang anak laki-laki, Leo, yang tertawa riang dalam pelukan Ivan. Aku tak sengaja mendengar percakapan mereka: Leo adalah putra mereka, dan aku hanyalah "pengganti sementara", sebuah alat untuk mencapai tujuan sampai Ivan tidak lagi membutuhkan koneksi keluargaku. Orang tuaku, keluarga Wijaya, juga terlibat dalam sandiwara ini, mendanai kehidupan mewah Kiara dan keluarga rahasia mereka. Seluruh realitasku—orang tua yang penuh kasih, tunangan yang setia, keamanan yang kukira telah kutemukan—ternyata adalah sebuah panggung yang dibangun dengan cermat, dan aku adalah si bodoh yang memainkan peran utama. Kebohongan santai yang Ivan kirimkan lewat pesan, "Baru selesai rapat. Capek banget. Kangen kamu. Sampai ketemu di rumah," saat dia berdiri di samping keluarga aslinya, adalah pukulan terakhir. Mereka pikir aku menyedihkan. Mereka pikir aku bodoh. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku