Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Aku Bukan Don Juan

Aku Bukan Don Juan

Bidadari Surga

5.0
Komentar
750
Penayangan
17
Bab

Apa salahku kalau memiliki postur tubuh tinggi gagah dan tampan, sudah gen turun temurun memiliki tubuh atletis tanpa kerja keras. Dengan pesonaku semua wanita sukarela membuka lebar kaki mereka, bukan aku yang minta tapi mereka yang mengajakku. Awalnya iseng lama kelamaan aku kecanduan ... Shit!!! Dengan membayangkan goyangan mereka saja benda pusakaku sudah tegak berdiri. Selingkuh itu nikmat ternyata, tidak bisa di ungkapkann dengan kata-kata disaat aku berhasil bermalam bersama wanita yang sudah bersuami lalu kami melakukan hubungan yang tidak seharusnya itu secara sembunyi-sembunyi sampai kami puas berkali-kali, tidak sekali dua kali kali berdua hampir ketahuan. Ada suatu kepuasan tersendiri bagiku. Biar ku ceritakan pada kalian bagaimana rasanya nikmat itu ... 21++ bijaklah dalam memilih bacaan ^^ dibawah umur sebaiknya jangan baca.

Bab 1 Perkenalan Diri

Pagi ini aku terbangun disebuah kamar hotel bersama seorang wanita didalam pelukanku, yang usianya jauh diatasku.

Walaupun setengah tua tapi penampilannya tidak kalah dengan wanita muda usia 20 Tahunan. Dia sangat pintar merawat dirinya sampai aku terbuai dengan kemolekan tubuhnya.

Dia istri seorang CEO dan aku hanya supir pribadi istri CEO, tidak usah melotot membacanya, kalian benar saat ini yang sedang tidur didalam pelukanku kini adalah majikanku sendiri. Aku sendiri tidak menyangka bisa bersamanya sekarang.

Semalam adalah malam kesekian kami, awal bekerja menjadi supir Nyonya jangankan menyentuhnya menatapnya saja aku tidak berani karena dia termasuk istri yang galak. Aku yang kala itu baru bekerja menjadi takut padanya.

Oia, perkenalkan namaku Devano Sebastian. Ibuku sudah meninggal sejakku kecil dan ayahku pria brengsek yang tidak bertanggung jawab ketika mengetahui ibuku hamil.

Ku ceritakan kisahku yah jauh sebelum aku berada dikamar ini bersama Nyonya besar.

Aku dari Desa terpencil bermodal nekat pergi ke Kota besar dengan maksud mengais rejeki agar perekonomian keluarga kami membaik, aku hanya hidup dengan nenekku saja di Desa terpencil itu. Kata nenekku aku mirip ayahku yang ada campuran bule dan arab. Tubuh tinggi besar gagah sudah menjadi gen yang mengalir ditubuhku saat ini. Walaupun aku tidak pernah bertemu dengannya tapi yang pasti ku tahu ibuku pasti terpesona dengan ayahku dulu sampai dia hamil diluar nikah tapi sialnya pria itu tidak sebagus penampilannya. Akhlaknya buruk dengan pergi meninggalkan ibuku saat tahu dia hamil.

Aku lulus STM dengan beasiswa, nenekku hanya pembuat dan penjual emping aku tidak bisa melanjutkan kuliah seperti teman - teman yang lain.

Berat sebenarnya meninggalkan nenekku seorang diri dirumah, tapi pikirku sampai kapan kehidupan kami seperti ini. Beliau juga berat hati melepaskan pergi ke Kota tanpa keluarga disana.

Bermodal restu nenek aku pergi ke Kota Besar. Dan disinilah aku sekarang, Kota yang tidak pernah tidur kata orang-orang. Seorang diri dengan uang seadanya aku mulai mencari kontrakan kecil dan murah didalam gang sempit dan ramai, bermacam model orang ada disini. Yang punya kontrakan pak Haji galaknya minta ampun, dan dia memiliki anak gadis eh! Gadis atau tidak aku tidak tau pokoknya masih sendiri belum menikah, kalau di Desaku gadis seumuran dia sudah tiga kali menjanda. Tapi dia belum menikah, orang bilang dia perawan tua.

Aku sendiri tidak langsung menjudgenya seperti itu, mungkin dia terlalu pemilih sampai saat ini belum menikah atau pernah ada pria yang menyakitinya sampai dia trauma dan memilih tidak menikah, banyak faktor X.

Kontrakanku hanya sekamar lebih tepatnya kos-an dan itu diujung posissinya, jadi kalau mau kekamarku kalian akan melewati beberapa kamar dulu.

Sebulan aku mencari pekerjaan kesana kemari tapi tidak dapat juga, ternyata di Kota Besar tidak bisa kerja kantoran dengan modal ijasah STM saja. Dibengkel saja minta minimal pendidikan D3, gila!.

Tetanggaku mengajakku berjualan cangcimen, kalian tahu apa itu cangcimen? Cangcimen itu singkatan kacang, ciki, permen. Dengan modal kotak berisi cangcimen dengan tali yang kaitkan melintang ditubuh aku berjualan keliling terminal bus sampai masuk kedalam bus, malamnya aku kembalikan sama tetanggaku itu beserta uangnya disetorkan padanya, dia memberikan imbalan harian padaku jadi kalau aku gak jualan yah gak dapet duit.

Sampai tiba waktunya bayar kontrakan, walaupun murah tapi kalau lagi gak ada duit bagaimana bayarnya, minta nenek dikampung gak mungkin lah.

Saat itu entah dari mana datangnya akal licik itu, aku dekati putrinya pak Haji pelan - pelan, dengan pesona yang ku punya akhirnya Sari masuk perankapku. Aku dan Sari pacaran, setiap malam minggu kami pergi jalan-jalan seperti pasangan muda mudi pada umumnya tapi semua pengeluaran dari Sari, duit dia lebih banyak dari duitku, bapaknya juragan kontrakan.

"Sayang, kalau nanti aku sudah kerja aku akan ganti semua uang yang kita pakai," ucapku basa basi janji palsu

"Santai aja sih, Yang. Duit aku kan duit kamu juga." Ucapnya. Ini yang ku suka dari cewe yang bucin dia tidak akan perhitungan yang penting bisa bersamaku dia rela mengeluarkan berapapun uangnya.

Dua bulan kemudiannya aku dapat lowongan kerja dari Sari katanya ada cafe yang butuh pelayan, dengan senang hati aku lamar pekerjaan itu karena koneksi dari teman ke teman aku diterima tanpa seleksi resmi.

Satu bulan aku bekerja disana langsung diangkat jadi manager cafe, semua karyawan disana iri sama aku. Padahal aku gak berbuat apa-apa hanya bekerja rajin dan bu boss melihat kinerjaku makanya aku diangkat jadi manager cafe.

Suatu hari saat cafe rame dan tutup lebih dari tengah malam. Sebagai manager cafe aku pulang terakhir karena harus pastikan cafe bersih biar besok bisa langsung buka lagi. Saatku mau pulang ternyata ruangan bu boss masih menyala.

Aku langsung masuk tanpa mengetuk pintu dengan maksud mau mematikan lampu dan pendingin ruangan yang masih menyala. Betapa kagetnya diriku saat berpapasan dengan bu boss, aku mau masuk keruangannya sedangkan dia mau keluar. Tubuh kami bertabrakan dan dia hampir jatuh kalau aku tidak tahan pinggangnya dengan tanganku, seperti diadegan sinetron begitu juga posisi kami saat itu.

Aku melepaskan dirinya ketika kurasa dia sudah bisa berdiri tegak karena hak tinggi yang dia pakai kakinya jadi terkilir dan nyeri saat berdiri.

"Akh!!!" teriak Nadia saat itu.

"Ibu Nadia kenapa?" tanyaku

"Kakiku sepertinya terkilir,"

"Ibu duduk dulu disofa nanti saya pijat."

Malam itu awalnya aku tulus memijat pergelangan kaki bu boss tapi ternyata benda pusakaku merespon lain karena kaki jenjang mulus milik Nadia berada dipahaku sekarang. Dengan rok pendek dan kemeja ketat bagian dadanya seakan mau berontak membuat naluri laki-lakiku muncul seketika.

Bukan aku yang mulai tapi dia, awalnya dia membuka percakapan menanyakan hubunganku dengan pacarku dia ingin tahu apa aku pernah berhubungan lebih jauh sama Sari, aku katakan jujur kalau aku belum pernah melakukan hubungan dengan wanita manapun. Aku masih perjaka ting ting dari Desa.

Nadia menawarkan dirinya, katanya dia mau mengajariku.

"Tapi, Bu. Kalau pak boss datang menjemput bagaimana?" Tanyaku takut-takut kepergok suaminya.

"Ck! panggil aku Nadia, Vano. Suamiku juga sedang keluar kota jadi dia tidak akan datang menjemputku sekarang," jawab Nadia.

Dengan senang hati aku mengikuti keinginannya.

Awalnya dia mulai mencium bibirku dengan lembut dan aku membalasnya, lembut ... pelan ... Tapi lama kelamaan menjadi menuntut, lidahnya bermain didalam mencari lidahku yang masih kaku. Aku berusaha mengimbangi permainan ciumannya sampai kami berdua terengah, nafas kami memburu.

Karena sudah on dengan sendirinya naluriku sebagai laki-laki ingin memuaskan wanita, dan terpuaskan juga tentunya. Bermodalkan film biru yang ku lihat di video ku coba praktekan.

_______________________________________________

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku