Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Suasana terik siang hari di kota Jakarta. Hiruk-pikuk kendaraan ketika jam makan siang menjadi hal biasa bagi sebagian besar masyarakat. Tetapi tidak dengan wanita anggun bernama Stella, yang tengah duduk di sebuah bangku taman sambil mengipasi diri dengan kipas genggam.
“Sayang, tolong dong cepet dateng. Aku udah panas banget tau gak, nungguin kamu dari tadi,“ rutuk Stella dengan ponsel genggamnya, wanita itu terus saja menggerutu bahkan berteriak pada ponselnya sendiri. Andai saja ponsel itu memiliki tangan, mungkin saja Stella sudah dibungkam dengan satu pukulan.
Siapa yang dia hubungi wanita itu? Tentu saja suaminya.
Kaisar Andelon.
Pengusaha sukses di bidang properti yang nama perusahaannya sudah bukan kaleng-kaleng lagi di pendengaran jajaran pengusaha.
Mendengar nama K.A Property saja sudah akan banyak perusahaan yang mundur teratur jika sedang sama-sama sedang memperjuangkan tander.
Kepiawaiannya dalam mengelola bisnis menjadikan sosok Kaisar begitu dijadikan panutan dan contoh baik dalam kegigihan hidup.
Dimana dirinya berhasil membangun kembali perusahaan orang tuanya yang sempat bangkrut dalam kurun waktu empat tahun.
Pria berdarah campuran Asia-Eropa ini benar-benar begitu sempurna di mata para wanita. Hingga tak jarang banyak sekali model terkenal Nasional atau bahkan Internasional hingga putri pejabat yang datang secara terang-terangan menawarkan diri untuk menjadi istri sosok Kaisar Andelon ini.
Namun, semua harapan gadis-gadis pemuja Kaisar itu harus patah sejak pernikahannya dengan Stella, model Internasional yang memiliki segudang bakat. Hal itu diumumkan beberapa bulan yang lalu.
Bahkan hari pernikahan mereka disebut sebagai, ‘HARI PATAH HATI SEDUNIA.’
“Tunggu aku!” kata Kaisar dari balik telepon.
Mendengar dari suaranya yang dingin, sepertinya Kaisar tengah kesal terhadap Stella.
Ya....
Kaisar benar-benar dibuat kesal dengan Stella, bisa-bisanya dia memaksa untuk segera dijemput di tempat pemotretan, padahal Kaisar sedang dalam meeting penting hari ini. Orang bilang, kesempatan tidak datang dua kali.
Tak mau kehilangan kesempatan memenangkan tander besar pembangunan rumah sakit milik Tuan Raffael Smith yang akan mulai digarap dua bulan ke depan. Akhirnya Kaisar menunda waktu menjemput istri materialisnya setelah meeting selesai, meskipun berulang kali Stella menelpon.
Masa bodoh, pekerjaan adalah nomor-1.
Mobil Kaisar membelah jalanan ibu kota yang cukup padat dengan kuda besi yang berlalu lalang keluar dari kandangnya. Mungkin karena jam makan siang, jadi banyak manusia yang berebut jalan untuk sampai di tempat makan sebelum jam istirahat berakhir.
Panas terik dan suara klakson saling bersahutan di tengah macetnya jalanan. Asap kendaraan yang mengepul menjadi polusi dan juga lampu hijau benar-benar terasa begitu lama, apalagi dengan keadaan perutnya yang sudah meronta-ronta minta diisi. Kaisar benar-benar ingin mengabsen setiap nama hewan hari ini.
“Kenapa lama sekali,” rutuk Kaisar. Pria itu berulang kali memencet klakson dan memukul-mukul stir mobilnya.
Di tengah kegundahan dan kelaparan Kaisar, Ada hal lain lagi yang membuatnya bertambah kesal.
Tok … tok … tok ....
Kaca mobil Kaisar diketuk dari samping, seorang gadis cilik berusia tiga tahunan meloncat loncat melihat ke arah dalam mobil Kaisar. Tentu saja dirinya begitu risih dengan gadis kecil itu.
Tok ... tok ... tok ....
Berulang kali anak itu mengetuk kaca mobil Kaisar meskipun sudah diabaikan, seolah gigih dalam membangunkan kemarahan pria emosional tersebut.
Dengan sangat terpaksa dan rasa kesal yang luar biasa, Kaisar pun menurunkan kaca mobilnya. Menatap anak kecil yang begitu lusuh itu dengan tatapan jijik. Bau matahari dan pakaian kotornya benar-benar membuat Kaisar berasa ingin muntah.
“Hey, bocah kecil? Kenapa kau mengotori mobilku?” Sentak Kaisar pada gadis kecil itu.
Gadis kecil yang membawa sebuah kecrekan dan kantung plastik untuk mengamen itu mendongak. Dalam hati, Kaisar mengutuk ayah dari anak ini. Ayah yang sudah tega membiarkan anak sekecil ini untuk berjuang di jalanan.
“Hay, Uncle! Namaku Amoera, Apa kau mau mendengarkan suaraku? Aku bisa menghibur hatimu yang sedang kesal,“ celetuk anak kecil berwajah imut itu.
Jika dilihat dari postur wajahnya, Anak bernama Amoera ini terlihat seperti blasteran Eropa dan Asia sama seperti dirinya.
Apa mungkin jika Amoera adalah anak dari wanita malam yang sering menjajakan tubuhnya pada orang orang kaya di club malam?
“Justru kau yang membuatku kesal. Pergilah anak kecil!” Kaisar mengibaskan tangannya, mengusir anak kecil itu untuk pergi.
Namun bukannya pergi, Amoera justru mulai menyanyikan sebuah lagu untuk Kaisar.
Aku hanya memanggilmu .....
Ayah ....
Jika aku kehilangan ....
Arah ....
Aku hanya mengingatmu ....
Ayah ....
Jika aku telah jauh darimu ....
Sebait lagu dilantunkan anak itu dengan begitu apik, Suara merdu dipadukan dengan lagu yang akan menyayat hati pendengarnya.
Entah sihir apa yang anak itu gunakan. Namun, tiba-tiba hati Kaisar berdesir. Perasaannya seperti dejavu, dengan pikiran seperti sedang mengingat sesuatu.
Masa lalu.