Sheila harus terjebak dalam belenggu dendam salah paham suaminya. Kaisar Andelon menikahi Sheila atas dasar dendam kematian orang tuanya. Namun seiring berjalannya waktu. Kenyataan demi kenyataan terungkap.
Suasana terik siang hari di kota Jakarta. Hiruk-pikuk kendaraan ketika jam makan siang menjadi hal biasa bagi sebagian besar masyarakat. Tetapi tidak dengan wanita anggun bernama Stella, yang tengah duduk di sebuah bangku taman sambil mengipasi diri dengan kipas genggam.
"Sayang, tolong dong cepet dateng. Aku udah panas banget tau gak, nungguin kamu dari tadi," rutuk Stella dengan ponsel genggamnya, wanita itu terus saja menggerutu bahkan berteriak pada ponselnya sendiri. Andai saja ponsel itu memiliki tangan, mungkin saja Stella sudah dibungkam dengan satu pukulan.
Siapa yang dia hubungi wanita itu? Tentu saja suaminya.
Kaisar Andelon.
Pengusaha sukses di bidang properti yang nama perusahaannya sudah bukan kaleng-kaleng lagi di pendengaran jajaran pengusaha.
Mendengar nama K.A Property saja sudah akan banyak perusahaan yang mundur teratur jika sedang sama-sama sedang memperjuangkan tander.
Kepiawaiannya dalam mengelola bisnis menjadikan sosok Kaisar begitu dijadikan panutan dan contoh baik dalam kegigihan hidup.
Dimana dirinya berhasil membangun kembali perusahaan orang tuanya yang sempat bangkrut dalam kurun waktu empat tahun.
Pria berdarah campuran Asia-Eropa ini benar-benar begitu sempurna di mata para wanita. Hingga tak jarang banyak sekali model terkenal Nasional atau bahkan Internasional hingga putri pejabat yang datang secara terang-terangan menawarkan diri untuk menjadi istri sosok Kaisar Andelon ini.
Namun, semua harapan gadis-gadis pemuja Kaisar itu harus patah sejak pernikahannya dengan Stella, model Internasional yang memiliki segudang bakat. Hal itu diumumkan beberapa bulan yang lalu.
Bahkan hari pernikahan mereka disebut sebagai, 'HARI PATAH HATI SEDUNIA.'
"Tunggu aku!" kata Kaisar dari balik telepon.
Mendengar dari suaranya yang dingin, sepertinya Kaisar tengah kesal terhadap Stella.
Ya....
Kaisar benar-benar dibuat kesal dengan Stella, bisa-bisanya dia memaksa untuk segera dijemput di tempat pemotretan, padahal Kaisar sedang dalam meeting penting hari ini. Orang bilang, kesempatan tidak datang dua kali.
Tak mau kehilangan kesempatan memenangkan tander besar pembangunan rumah sakit milik Tuan Raffael Smith yang akan mulai digarap dua bulan ke depan. Akhirnya Kaisar menunda waktu menjemput istri materialisnya setelah meeting selesai, meskipun berulang kali Stella menelpon.
Masa bodoh, pekerjaan adalah nomor-1.
Mobil Kaisar membelah jalanan ibu kota yang cukup padat dengan kuda besi yang berlalu lalang keluar dari kandangnya. Mungkin karena jam makan siang, jadi banyak manusia yang berebut jalan untuk sampai di tempat makan sebelum jam istirahat berakhir.
Panas terik dan suara klakson saling bersahutan di tengah macetnya jalanan. Asap kendaraan yang mengepul menjadi polusi dan juga lampu hijau benar-benar terasa begitu lama, apalagi dengan keadaan perutnya yang sudah meronta-ronta minta diisi. Kaisar benar-benar ingin mengabsen setiap nama hewan hari ini.
"Kenapa lama sekali," rutuk Kaisar. Pria itu berulang kali memencet klakson dan memukul-mukul stir mobilnya.
Di tengah kegundahan dan kelaparan Kaisar, Ada hal lain lagi yang membuatnya bertambah kesal.
Tok ... tok ... tok ....
Kaca mobil Kaisar diketuk dari samping, seorang gadis cilik berusia tiga tahunan meloncat loncat melihat ke arah dalam mobil Kaisar. Tentu saja dirinya begitu risih dengan gadis kecil itu.
Tok ... tok ... tok ....
Berulang kali anak itu mengetuk kaca mobil Kaisar meskipun sudah diabaikan, seolah gigih dalam membangunkan kemarahan pria emosional tersebut.
Dengan sangat terpaksa dan rasa kesal yang luar biasa, Kaisar pun menurunkan kaca mobilnya. Menatap anak kecil yang begitu lusuh itu dengan tatapan jijik. Bau matahari dan pakaian kotornya benar-benar membuat Kaisar berasa ingin muntah.
"Hey, bocah kecil? Kenapa kau mengotori mobilku?" Sentak Kaisar pada gadis kecil itu.
Gadis kecil yang membawa sebuah kecrekan dan kantung plastik untuk mengamen itu mendongak. Dalam hati, Kaisar mengutuk ayah dari anak ini. Ayah yang sudah tega membiarkan anak sekecil ini untuk berjuang di jalanan.
"Hay, Uncle! Namaku Amoera, Apa kau mau mendengarkan suaraku? Aku bisa menghibur hatimu yang sedang kesal," celetuk anak kecil berwajah imut itu.
Jika dilihat dari postur wajahnya, Anak bernama Amoera ini terlihat seperti blasteran Eropa dan Asia sama seperti dirinya.
Apa mungkin jika Amoera adalah anak dari wanita malam yang sering menjajakan tubuhnya pada orang orang kaya di club malam?
"Justru kau yang membuatku kesal. Pergilah anak kecil!" Kaisar mengibaskan tangannya, mengusir anak kecil itu untuk pergi.
Namun bukannya pergi, Amoera justru mulai menyanyikan sebuah lagu untuk Kaisar.
Aku hanya memanggilmu .....
Ayah ....
Jika aku kehilangan ....
Arah ....
Aku hanya mengingatmu ....
Ayah ....
Jika aku telah jauh darimu ....
Sebait lagu dilantunkan anak itu dengan begitu apik, Suara merdu dipadukan dengan lagu yang akan menyayat hati pendengarnya.
Entah sihir apa yang anak itu gunakan. Namun, tiba-tiba hati Kaisar berdesir. Perasaannya seperti dejavu, dengan pikiran seperti sedang mengingat sesuatu.
Masa lalu.
Apakah mungkin? Jika itu terjadi? Anaknya sudah sebesar ini?
Persetan! Kaisar menampik pemikiran bodohnya dan mengembalikan kesadaran dengan segera.
Yang lalu biarlah sudah berlalu!
"Hay, siapa yang memintamu menyanyi? Aku tidak punya uang kecil untuk membayarmu," sentak Kaisar lagi.
Niat hati menakut-nakuti, gadis kecil tersebut justru tersenyum dengan begitu manis. Lesung pipi dan gigi gingsulnya benar-benar membuat Kaisar merasa sesak nafas.
Wajahnya benar-benar mirip.
"Mommy bilang, setidaknya dengarkan sebuah lagu untuk membuatmu sedikit tenang. Alunan indahnya bisa membuat kupu-kupu di hatimu kembali terbang. "
Kaisar tertohok, terdiam dalam pikiran yang melanglang buana.
"Kai, dengarkan sebuah lagu jika kau sedang bersedih. Karena setidaknya itu akan membuatmu sedikit tenang dan kupu-kupu di hatimu pun akan kembali terbang." Suara sayup-sayup dari kilasan masa lalu seperti sedang berbisik lirih di telinganya.
Kaisar sudah kehilangan kewarasan.
Tubuh Kaisar bergetar.
Otaknya kembali ke alam sadar. Lampu berubah menjadi hijau dan mobil-mobil di belakangnya membunyikan klakson secara bersamaan.
Kaisar tak peduli, dia harus segera mengejar gadis kecil yang mulai menyingkir dari jalanan karena banyak mobil yang mulai berjalan.
Menepikan mobil di pinggir jalan setelah Kaisar sempat melawan arus, Kaisar mengejar Amoera dengan setengah berlari.
"Nak? Tunggu!" teriak Kaisar. Amoera benar-benar sudah jauh dan tak mendengarkan teriakannya.
Gadis kecil yang dia kejar berlari begitu jauh dari mobilnya, Kaisar masih belum dapat mengejar laju anak kecil bernama Amoera itu.
"Anak itu, pasti putri Sheila," gumam Kaisar.
Ingin sekali Kaisar kembali mengejar anak kecil itu. Namun, apakah nanti jika sudah bertemu Kaisar bisa menahan diri?
Hatinya benar-benar meyakini jika Amoera adalah putri dari Sheila.
Sheila Arthana, mantan istri sekaligus musuh yang sudah dihancurkan Kaisar hingga tandas tak tersisa..
Semua berawal dari kejadian 6 tahun yang lalu. Ketika orang tua Kaisar menjemput ajal di perbatasan kota, dan Sheila adalah penyebabnya.
Pesta besar yang diadakan keluarga Arthana menjadi titik balik di mana dunia Kaisar seketika hancur berantakan.
Kehidupan yang semula baik-baik saja berubah seketika menjadi sebuah neraka. Kebahagiaan yang sudah dipupuk hancur lebur bersama remahan tubuh orang tua dan adiknya yang terbakar dalam gedung megah yang dianggap sebagai jebakan itu. Kaisar kehilangan segalanya. Keluarga, adik dan bahkan harta dan kekayaannya. Semua sirna begitu saja karena pesta makan malam keluarga Arthana.
Awalnya keluarga Andelon dan Arthana adalah sahabat baik, dimana ibu mereka adalah sahabat sejak masih duduk di bangku SMA.
Undangan makan malam biasanya memang dilakukan untuk sekadar reunian. Namun, enam tahun lalu, acara tahunan itu berubah menjadi bencana.
Dimana orang tua Kaisar terjebak di dalam rumah keluarga Arthana yang sudah habis dilahap oleh si jago merah.
Entah bagaimana awal mulanya. Namun ketika Kaisar datang, kondisi orang tua serta adiknya yang sepantaran dengan Sheila, Putri keluarga Arthana sudah hangus terbakar, kondisinya sungguh memprihatinkan hingga Kaisar mengalami depresi berat selama beberapa bulan.
Dan secara mengejutkan pula, tiba-tiba keluarga Arthana menghilang begitu saja saat kejadian ini berlangsung. Hanya menyisakan Sheila yang sedang menempuh pendidikannya di kota London.
Dengan dendam membara, Kaisar menjemput sosok Sheila di negeri orang dan menikahinya secara paksa dengan tujuan menghancurkan Sheila hingga tandas.
Menghancurkan hati dan kehidupannya adalah cita-cita Kaisar. Dan setelah semuanya tercapai, Kaisar pun membuang Sheila Cuma-Cuma seperti barang rongsokan.
"Kehilangan sesuatu, jangan sampai menjadikan dirimu buta! Karena percayalah, ketika semua itu terbukti tidak nyata. Kau adalah orang pertama yang akan menghancurkan dirimu sendiri dalam jurang yang disebut dengan sebuah penyesalan." Itu adalah kata-kata terakhir Sheila, ketika dirinya dicampakkan oleh Kaisar empat tahun yang lalu.
Tidak ada tangis atau kesedihan dalam wajah Sheila ketika kakinya menginjak keluar dari Mansion. Akan tetapi gadis itu tersenyum merekah yang menunjukkan seolah dirinya sudah terbebas dari beban besar yang selama ini menghimpitnya.
"Selamat tinggal, Suamiku."
*** To Be Continued ***
Bab 1 Pertemuan tak terduga
26/10/2021
Bab 2 Neraka ciptaan (Kaisar Andelon)
26/10/2021
Bab 3 Huru-hara Pernikahan
26/10/2021
Bab 4 Pernikahan Karena Dendam
28/10/2021
Bab 5 Awal Dari sebuah penyiksaan
28/10/2021
Bab 6 Hari pertama jadi istri
29/10/2021
Bab 7 Terimakasih Sheila
29/10/2021
Bab 8 Tamu dan pesan
30/10/2021
Bab 9 Dasar perempuan
30/10/2021
Bab 10 Mungkin cemburu
31/10/2021
Bab 11 Asam garam kehidupan
31/10/2021
Bab 12 Cemburu
01/11/2021
Bab 13 Pagi penuh sensasi
01/11/2021
Bab 14 Tabir masalalu
02/11/2021
Bab 15 Kilasan abu-abu
03/11/2021
Bab 16 Kaisar Omes
02/12/2021
Bab 17 Penyerangan pertama
02/12/2021