Charli dan Randika pergi ke Bali untuk memimpin anak perusahaan Baskoro yang baru melebarkan sayap dipulau dewata tersebut. Randika yang masih sangat muda, beruntung ditemani oleh Charli yang sudah berpengalaman diperusahaan besar itu. Charli adalah mentor yang tepat bagi Randika, selain karna pengalamannya juga karna usia mereka tidak terpaut jauh. Dipulau Bali, Randika menemukan wanita impiannya, dia bertemu dengan seorang wanita cantik dan mandiri yang bernama Andini Wijaya. Perkenalan mereka dimulai ketika Randika ingin menjadi donatur sekolah dari wanita tersebut. Seiring berjalannya waktu, hubungan Randika dengan Andini semakin intens, hingga mereka berdua jatuh cinta. Namun tanpa diduga, mantan kekasih Andini yang bernama Junot, muncul setelah 3 tahun tanpa kabar. Dan adik Andini yang bernama Lily Wijaya ingin memiliki Randika agar diakui oleh Ayahnya yang bernama Sigit Wijaya. Hubungan 4 manusia ini menjadi rumit karena dalam hati Andini masih ada cinta Junot. Bagaimanakah kelanjutan kisah cinta antara Randika, Lily, Junot, dan Andini?
Tak pernah ia bayangkan sebelumnya jika akan menjadi seorang CEO di sebuah perusahaan besar seperti ini. Galih dan Arga Baskoro mempercayakan padanya anak perusahaan Baskoro yang ada di sebagian Jawa dan Bali.
Tapi dia beruntung didampingi seseorang yang sempurna untuk menjadi mentor sekaligus pembimbingnya yaitu Charli. Tangan kanan dari keluarga Baskoro itu dipercayakan untuk mendampinginya di Bali sampai dia benar-benar bisa menghandle semuanya sendiri.
"Ntar malam hang out yuk Dik! Masa iya sudah mau sebulan disini kamu mengeram saja di mansion. Nggak bakal Kakak cariin tempat yang aneh-aneh kok tenang aja!" ajak Charli.
"Memang ada Kak?"
Charli hanya terkekeh mendengar pertanyaan itu. Randika memang seorang pemuda yang berbeda. Jika yang lain akan berlomba lomba untuk memamerkan kekayaan untuk menarik gadis cantik tapi Randika bahkan tidak pernah mau memakai fasilitas mobil-mobil mewah yang dimiliki kakak iparnya di sini.
"Kita ke Trunyan, disana kita bisa lihat Danau Batur dari atas. Weekend kita kesana"
" Lihat mayat Kak?"
Yaelah kurang kerjaan bener sih Dik. Kita manjat bukit sama itung-itung olahraga aja."
"Ehhmmm ..."
"Nggak usah kebanyakan mikir, kayak orang susah aja kamu Dik"
"Tapi pekerjaan Randika kan masih banyak Kak, takutnya besok tambah keteteran kalau kita pergi camping"
"Yaaahhh... sekali-kali! Jangan terus-terusan, nanti stress sama kerjaan"
"Ya udah Randika ikut deh"
TOK.. TOK
Seorang wanita cantik masuk ke dalam ruangan, dia adalah sekretaris Charli yang juga membantu tugas tugas Randika.
"Ada perwakilan dari Nusa Corp yang datang pagi ini. Saya sudah persilahkan mereka diruang meeting kita"
"Ok terima kasih Mon, sebentar lagi kami kesana" jawab Charli.
Setelah Mona pergi mereka segera bersiap siap ke ruang meeting. Pagi ini mereka memang ada janji bertemu dengan klien dari salah satu perusahaan besar yang ada di Bali untuk mengadakan kerja sama.
"Tapi Randika masih harus menyelesaikan berkas ini Kak, bagaimana? Tidak apa-apa jika Randika tinggal? "
"Jangan! Nanti siang berkas itu kita bawa untuk meeting dengan Bimantara Corp. Haishhh ... kakak iparmu memang menyebalkan! Kenapa harus kita yang dibikin pusing dengan perusahaannya disini? " Randika tertawa kecil mendengar keluhan itu .
Perusahaan Baskoro memang baru melebarkan sayapnya di pulau ini, jadi akan sangat menguras energi dan pikiran untuk membuatnya berdiri dengan kokoh.
Sudah ada seorang wanita cantik dan laki laki parubaya di ruangan itu. Mereka terlihat berdiri ketika melihat Charli telah hadir di ruangan itu.
Tanpa membuang waktu Charli segera memulai pembicaraan tentang rencana kerjasama mereka. Di awal dia memang sengaja tidak memperkenalkan diri karena merasa sudah mengenal pria parubaya di depannya .
Pria itu adalah pemilik Nusa Corp yang dikenal dengan nama Sigit Wijaya, pria berdarah Inggris Indonesia yang terkenal ramah walau ia adalah seorang pengusaha ternama.
Gadis cantik yang datang bersama Sigit terlihat sering mencuri pandang pada Charli yang sibuk dengan presentasinya. Sosok Charli yang tampan dan terlihat dewasa memang mampu menarik perhatian kaum hawa.
Charli bernafas lega setelah menyelesaikan presentasi yang kadang di selingi pertanyaan dari Sigit. Dan pria tua itu juga terlihat begitu puas dengan uraian Charli tentang proyek mereka.
"Ok sepertinya kita memang harus bekerjasama tuan Charli. Oh iya ini putri saya Lily yang saat ini menjadi wakil CEO di Nusa Corp, dia yang akan meneruskan dan merealisasikan proyek ini. Saya mohon bimbingannya."
"Panggil saja saya Charli, dan terimakasih sudah percaya dengan perusahaan kami. Kami akan melakukan yang terbaik untuk proyek ini. Jangan merendah, saya rasa saya yang harus belajar dari nona Lily " kata Charli dengan mencoba tersenyum ramah pada wanita bernama Lily itu.
Mereka juga menyempatkan diri untuk makan siang bersama di sebuah restoran. Charli tahu jika Lily selalu mencuri pandang padanya, tapi ia tidak peduli .
Baginya wanita adalah makhluk paling rumit sedunia, dia tidak akan mengikuti jejak sahabatnya yaitu Arga dan Danny yang bertekuk lutut jika didepan istri mereka. Dia lebih menikmati kesendiriannya.
**
Dan benar saja, weekend ini. Charli dan Randika ingin menghabiskan waktu mereka camping ke bukit Trunyan. Charli sengaja memilih tempat itu karena tidak terlalu ramai walau weekend seperti ini.
Akses jalan yang menanjak dan tempat yang masih sepi dari fasilitas menjadikan tempat itu belum diminati pengunjung yang ingin menikmati kenyamanan
Masing-masing dari mereka membawa tas carrier atau tas pendaki agar bisa membawa semua yang dibutuhkan jika sampai di atas sana.
"Wiih keren Kak!" seru Randika yang melihat track yang akan mereka lewati.
Sebuah jalan setapak yang dikanan kirinya masih benar-benar hutan asli. Selain mereka ternyata ada beberapa orang yang bertujuan sama dengan mereka.
Setelah berbasa basi dan saling berkenalan mereka akhirnya naik ke atas bukit. Mereka menggunakan jasa lokal guide untuk membawa mereka keatas.
Selain lebih tahu track mana yang aman, guide juga tahu aturan-aturan tempat itu. Karena banyak tempat di Bali yang mempunyai aura spritual atau magis kuat yang tidak semua orang tahu tata cara atau peraturan untuk menghadapinya.
"Sepi ... tapi asyik" kata Randika yang sudah duduk di depan tendanya. Dia, Charli dan beberapa pendaki lainnya sedang berbincang di bawah langit yang cerah malam itu.
"Besok Danny sama Istrinya datang ke Bali, mereka mau honeymoon katanya!"
"Bukannya harusnya Minggu kemarin?" tanya Randika karena ia yang kemarin mengurus tiket keberangkatan dan akomodasi pengantin baru itu.
"Dia punya urusan yang harus diselesaikan dulu. Kakak udah handle semua keperluan mereka, nggak usah khawatir"
"Kak Charli nggak mau nikah kayak mereka?" tanya Randika.
"Ckk.. kalau bahagia sendirian kenapa harus susah-susah cari pasangan?"
"Atau jangan-jangan Kakak tidak suka sama perempuan?" ledek Randika.
"Dari dulu aku tidak menyukai mereka," jawab Charli.
"Ya Tuhan .. Kak Charli seorang gay?" tanya Randika memastikan.
"Di depan sana ada tebing curam dengan ketinggian lumayan. Kamu ingin Kak Charli lempar dari sana?"
"Ckk.. sensi banget sih " gerutu Randika.
"Terus kenapa elo juga seperti tidak menyukai mereka. Mona yang seksinya kaya gitu aja nggak pernah elo lirik" tanya Charli.
"Beda cerita itu sih Kak, Randika cuma berusaha menghormati dan menghargai mereka. Dulu pacar sih ada Kak, cuma siapa sih yang betah pacaran sama tukang bengkel motor yang miskin kaya Randika ini,"
"Miskin kata siapa?"
"Ckk... semua punya Mas Arga, Kakak juga tahu itu"
Rombongan Charli dan Randika di kejutkan dengan kedatangan beberapa pendaki yang baru saja datang. Mereka terlihat bergabung dengan mereka. Terlihat ada seorang wanita yang tergabung di dalamnya .
"Lily?" batin Charli.
Sebenarnya ia tak menyangka gadis secantik Lily mau bersusah payah ikut mendaki bukit seperti ini. Biasanya gadis kaya akan menghabiskan waktunya untuk ke salon ataupun pergi ke mall.
"Kakak kenal?" Randika bertanya karena Charli terlihat terus menatap gadis yang sedang kesusahan memasang tendanya .
"Dia putri salah satu klien kita yang bernama Sigit Effendi, Lily namanya!" Jawab Charli.
"Nusa Corp?"
"He'em"
Charli akhirnya mendekati gadis yang masih belum bisa mendirikan tendanya itu atas permintaan Randika.
"Ada yang bisa aku bantu?" tanya Charli.
"Ehh ..?"
"Charli.. kita bertemu beberapa hari yang lalu bersama ayahmu" jelas Charli.
Senyum gadis itu terkembang, sepertinya dia ingat siapa laki-laki didepannya itu. Penampilan Charli yang kasual memang sangat berbeda dari biasanya ketika ada di kantor.
"Boleh aku bantu?" tanya kembali Charli.
"Tentu saja ... terimakasih"
Charli mengambil alih tenda yang belum terpasang itu. Tak berapa lama ia pun berhasil memasang tenda milik Lily.
Randika terlihat mendekati mereka, sebenarnya tadi dialah yang berniat membantu Lily tapi tiba-tiba ada seorang teman yang sedang kesulitan menyalakan api unggun meminta pertolongannya. Hingga Randika yang akhirnya meminta Charli untuk membantu putri dari rekan kerja mereka.
"Udah Kak? Ada yang bisa Randika bantu?" tanya Randika.
"Siapa kamu?" tanya gadis itu sinis pada pemuda yang baru saja datang.
"Dia datang bersamaku, dia..." sebelum Charli menuntaskan kata-katanya Randika sudah memotongnya.
"Aku teman Kak Charli"
"Ooh... apa pekerjaanmu?"
"Dulu aku punya bengkel motor."
"Bengkel?"
Charli memutar bola matanya malas dan merangkul pundak Randika, kemudian mereka meninggalkan Lily sendiri. Charli tak menggubris teriakan Lily yang memanggilnya.
Ternyata gadis itu sama saja, selalu memandang semua dari ukuran uang. Lily langsung memandang remeh Randika yang menyebut dirinya hanyalah seorang montir bengkel.
"Charli!!!"
Tak sedikitpun Charli menoleh pada gadis yang memanggilnya.
"Kau tahu kenapa Kakak malas menuruti permintaanmu tadi?"
Randika tak menjawab tapi dia tahu kemana arah pembicaraan Charli.
"Karena dari awal Kakak udah nggak seneng lihat sikapnya. Kau lihat rombongannya tadi mendirikan tenda disebelah sana, tapi dia sengaja memisahkan diri agar menarik perhatian kita. Agar kakak menolongnya! Andai dia tahu kau adalah..."
"Jangan suka berprasangka buruk, dosa!"
"Hishhh anak ini" gerutu Charli gemas dengan sifat Randika yang selalu baik pada setiap orang.
Bab 1 Camping
29/02/2024
Bab 2 Honeymoon di Bali
29/02/2024
Bab 3 Teringat
29/02/2024
Bab 4 Bertemu Kembali
29/02/2024
Bab 5 Lelaki Idaman
29/02/2024
Bab 6 Ditampar Kenyataan
29/02/2024
Bab 7 Mengajak Menikah
29/02/2024
Bab 8 Pertemuan di Butik
29/02/2024
Bab 9 Pernikahan
29/02/2024
Bab 10 Dasar Pria Pemaksa
29/02/2024
Bab 11 Menghadapi Mantan Pacar Suami
29/02/2024
Bab 12 Tanda Cinta
29/02/2024
Bab 13 Terlalu Frontal
29/02/2024
Bab 14 Candu Melihatmu
29/02/2024
Bab 15 Berpikir Sebelum Bertindak
29/02/2024
Bab 16 Berubah Tujuan
29/02/2024
Bab 17 Takut Semut
29/02/2024
Bab 18 Berburu Kuliner
29/02/2024
Bab 19 Memberikan Pelajaran
29/02/2024
Bab 20 Rahasia 3 Tahun Yang Lalu
29/02/2024
Bab 21 Menjadi Rumit
01/03/2024
Bab 22 Bahagia
02/03/2024
Bab 23 Sebuah Perjanjian
03/03/2024
Bab 24 Menjadi Nomor 1
04/03/2024
Bab 25 Menyambut Klien
05/03/2024
Bab 26 Tanggung Jawabku
06/03/2024
Bab 27 Mengaku Istri
07/03/2024
Bab 28 Ngajak Diner
08/03/2024
Bab 29 Menerima Hukuman
09/03/2024
Bab 30 Kecelakaan
10/03/2024
Bab 31 Hanya Luka Kecil
11/03/2024
Bab 32 Tidak Ada Toleransi
12/03/2024
Bab 33 Perusak Hubungan
13/03/2024
Bab 34 Pura-pura Bahagia
14/03/2024
Bab 35 Harus Diungkapkan
15/03/2024
Bab 36 Akhirnya
16/03/2024
Bab 37 Doyan
17/03/2024
Bab 38 Bukan Wanita Murahan
18/03/2024
Bab 39 Badmood Pembawa Nikmat
19/03/2024
Bab 40 Bukan Sebuah Perbandingan
20/03/2024
Buku lain oleh US
Selebihnya