Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Istri ditolak Surga

Istri ditolak Surga

bos_isa

5.0
Komentar
33
Penayangan
5
Bab

Dinamika kehidupan yg dialami Ali, seorang suami yg sangat bertanggung jawab dan pekerja keras, bernasib malang saat mendapat pasangan hidup akibat perjodohan. ketiga kalinya kegagalan didapat dari tiga kali pernikahan yg berakhir penghianatan. Semua perjuangan dan jerih payahnya seakan hilang tak berbekas meskipun sudah diusahakan sekuat tenaga dalam memperjuangkan bahtera rumah tangganya.

Bab 1 Masa Orientasi

Agustus 1996, Ali mulai mempersiapkan diri setelah diterima disebuah kampus swasta terkenal di kota Gudeg Jogja.

Hari pertama masa orientasi pengenalan kampus (OSPEK) mulai dijalani Ali dengan hati gegap gembira karena sejak saat itu dia sudah sah menjadi seorang mahasiswa.

Selama satu minggu orientasi dijalani Ali dengan sukses tanpa ada kendala yang sangat berarti, justru gegara acara orientasi ini membuat Ali dikenal sebagai seorang mahasiswa yang berani, cerdas dan ulet dalam menyelesaikan semua tantangan yang diberikan oleh panitia ospek itu.

Selesai acara orientasi, perkuliahan berjalan sebagaimana mestinya.

Awal Ali masuk kuliah, dia sementara masih nebeng dikost milik kakak Edi temennya saat masih di SMA, dan sama-sama kuliah dikota Jogja tetapi beda kampus.

Ali berusaha mencari kost yang tidak jauh dari kampusnya, karena merasa tidak enak dengan kakaknya Edi sebab sudah sebulan lamanya dia nebeng disana.

Tidak begitu lama, Ali mendapat sebuah kost yang baru saja kosong begitu yang ngekost pindah, karena lulus dan kebetulan kost tersebut tidak jauh dari kampusnya yang berjarak 800 m.

Setelah melihat kondisi kamar kostnya, Ali langsung tertarik meskipun harganya lumayan mahal tapi tidak begitu dipermasalahkannya, yang penting dekat dari kampus tempat dia kuliah.

Tiga bulan lamanya perkuliahan dijalani oleh Ali yang saat itu masih jomblo semenjak putus dengan ceweknya dahulu saat duduk di kelas 3 SMA.

Keberanian dan kekritisan Ali sangat dikenal dikampus tersebut, sampai akhirnya tiba acara pemilihan ketua BEM, yang saat itu dia dicalonkan sebagai calon tunggal yang cocok menjadi ketua BEM saat berikutnya.

Meskipun sebenarnya Ali tidak tertarik untuk ikut sebagai kandidat ketua BEM, tetapi berkat desakan dan dukungan semua teman-temannya, akhirnya dia terpilih secara mufakat sebagai ketua BEM dengan masa periode selama tiga tahun kedepan.

Sosok Ali semakin tenar dan terkenal semenjak menjadi ketua BEM, ditambah dengan kecerdasan dan keuletan dia saat menangani berbagai masalah yang dihadapinya.

Ali dikenal bukan cuma dikampusnya saja, tetapi terkenal pula sampai diluar kampus sampai akhirnya ada satu perempuan yang mengenal dan tertarik dengannya.

Isti seorang mahasiswi jurusan ekonomi sangat tertarik dengan Ali, yang dikenalnya saat di acara outbond yang diselenggarakan antar kampus, yang kebetulan Ali menjadi salah satu panitianya.

Pertemanan Ali dan Isti semakin lama semakin mesra, hingga akhirmya mereka berdua memutuskan untuk pacaran.

Semenjak berpacaran dengan Isti, karir Ali semakin menanjak.

Selain menjadi ketua BEM dikampusnya, Ali juga bekerja disebuah percetakan yang lumayan terkenal dikota Jogja secara part time, hingga tidak mengganggu kegitan perkulihannya.

Karena keuletan dan ketekunannya dalam bekerja, Ali sering mendapatkan bonus besar dari tempat dia bekerja hingga mengalahkan gaji karyawan tetap dipercetakan tersebut.

Pundi-pundi rupiah hasil bekerja dikumpulkannya untuk modal dan biaya dia hidup dikota Jogja tersebut.

Dari awal Ali memutuskan kuliah, memang dia berniat mau membiayai kuliahnya sendiri tanpa membebani orang tuanya yang hanya seorang PNS didesanya.

Dengan niat dan tekad yang bulat itu, akhirnya cita-cita Ali berhasil membiayai dirinya sendiri tanpa membebani keuangan orang tuanya, bahkan dia juga bisa mengirimi sejumlah uang sebagai uang jajan adik-adiknya.

Sekitar dua tahunan sudah Ali bekerja part time di percetakan tersebut, sampai akhirnya dia memberanikan diri untuk membuat usaha sendiri yaitu rental komputer, dengan dibantu Isti kekasih yang sangat dicintainya itu.

Semenjak dia membuka usaha rental komputer, Ali memutuskan keluar dari pekerjaannya di percetakan dan lebih berkonsentrasi mengembangkan usahanya sendiri.

Satu tahun rental komputernya berkembang dengan sangat pesat, karena saat itu usaha tersebut sangat menjanjikan, apalagi dengan kecakapan dan keahlian Ali dalam menguasai semua permasalah yang dihadapinya, membuat usaha rental komputernya berkembang lebih cepat.

Ali juga melayani olah data bagi tugas-tugas mahasiswa tingkat akhir, dan juga melayani bimbingan skripsi juga yang semua datanya diambil secara valid.

Hampir seluruh mahasiswa tingkat akhir mengenal dirinya, karena berkat bantuannya mereka berhasil lulus ujian skripsi dengan hasil yang memuaskan.

Kesuksesan dan keberhasilan yang diraih Ali, tidak berbanding lurus dengan kisah cintanya dengan Isti, bahkan hubungan mereka sering dilanda putus nyambung selama beberapa bulan terakhir.

Dahulu Isti adalah seorang gadis cantik yang cerdas dan penuh perhatian terhadap Ali.

Dan saat Ali masih bekerja part time diperusahaan percetakan, dia sangat percaya dan support terhadapnya.

Tapi sifat Isti berubah semenjak Ali sukses membuka rental komputer bersama dirinya.

Semenjak rental komputer tersebut berkembang dengan sangat pesat, sifat Isti berubah 180 derajat.

Dahulu dia sangat percaya dan pengertian terhadap Ali, tetapi sekarang dia menjadi pencemburu dan sering menuduh Ali serong terhadap perempuan lain.

Bahkan sekarang jika marah dan ngambek, dia sering melempar barang-barang yang ada dikostnya, sampai suatu hari saat marah dengan Ali, Isti melempar gelas berisi air putih yang baru saja untuk minum dirinya saat makan siang dikamar kostnya kearah Ali, dan mengenai lemari pakaian berkat kesigapan Ali menghindar dari lemparan gelas tersebut.

"pergi kamu A', kamu jahatttttt......." teriak Isti yang tiba-tiba marah tanpa alasan yang jelas sambil melempar gelas tempat minumnya kearah Ali.

"Astagfirullah.....kamu kenapa neng ??? kenapa sekarang kamu kok jadi sering lempar-lempar barang jika marah kaya gini ??? " tanya Ali yang kaget dan kebingungan melihat Isti yang marah-marah tanpa sebab tersebut.

"udah sana Aa pergi saja sama perempuan yang Aa suka...!!" teriak Isti yang semakin histeris.

"maksud neng Isti perempuan mana ?? Aa itu cinta dan sayangnya cuma ama eneng seorang." Jawab Ali menyakinkan Isti yang terlihat semakin menjadi-jadi diliputi amarah yang tidak jelas.

"kemarin Aa ngapain aja sama perempuan yang dirental komputer kita itu ??" tanya Isti dengan nada cemburu.

"perempuan yang mana neng ???" tanya Ali yang kebingungan dibuatnya.

"udahlah A' gak usah pura-pura bego kaya gitu, kemarin Aa mesra-mesraan sama perempuan yang katanya pelanggan itu. Kalau pelanggan kenapa begitu mesra kaya sepasang kekasih gitu !!" hardik Isti yang masih terbakar api cemburu.

"yang eneng maksud Santi ya...?? Santi itu pelanggan tetap rental kita neng, Santi itu masih mengambil program bimbingan skripsi, karena dia sedang menyusun skripsi dan kepengen cepat lulus." Jelas Ali memberi pengertian Isti supaya tidak dibakar api cemburu yang tidak beralasan itu.

"janji......beneran Aa gak ada hubungan spesial dengan perempuan itu ?? " tanya Isti yang mulai mereda amarahnya.

"beneran neng... sumpah deh, Aa gak ada hubungan apa-apa, kami cuma sebatas bimbingan skripsi demi mengejar target lulus tahun ini. Santi itu memang tiap hari datang kerental kita, itu semua demi mengejar target lulusnya tahun ini neng Isti sayang....." terang Ali menenangkan amarah Isti yang sudah mulai reda.

Setelah hilang amarahnya, seperti biasanya Isti bergelanyut manja dibahu Ali dan meminta suap makan sebagai wujud kalau dia telah memaafkan Ali.

Melihat sikap pasangannya yang manja minta disuapin makan, Ali dengan penuh rasa cinta dan sayang menyuapi Isti, dan sesekali mencubit pipinya yang halus dan mengemaskan itu.

Pertengkaran sepasang kekasih itu berakhir dengan happy ending.

Tetapi kejadian seperti itu sering terjadi karena Isti sekarang menjadi Isti yang posesif terhadap pasangannya.

Singkat cerita, berkat bimbingan Ali yang sabar dan penuh ketelitian, Santi berhasil lulus sidang skripsi dengan nilai B+, dan bisa mengikuti wisuda ditahun itu.

Santi sangat bahagia dan sangat berterima kasih kepada Ali, karena berkat kerja keras dan strateginya dalam membimbing skripsinya berbuah manis dengan nilai B+.

Karena kedekatannya saat bimbingan skripsi tersebut, tumbuhlah benih-benih cinta didalam relung hati Santi terhadap Ali.

Begitu juga Ali sendiri sebenarnya juga merasakan perasaan sama kepada Santi, apalagi saat dia terbayang saat menghadapi sikap kekanak-kanakan dan posesif Isti yang sangat membuat jengah hatinya.

Tapi perasaan ketertarikan Ali kepada Santi itu dia pendam dalam-dalam, karena dia tidak ingin menyakiti hati kekasihnya yang telah mendampinginya selama ini ,meskipun terkadang juga sangat menjengkelkan dirinya.

Tetapi berbeda dengan Santi, dia lebih berani bertingkah dan bersikap kalau sebenarnya dia menaruh hati kepada Ali, sampai akhirnya saat acara wisudanya, Ali diminta sebagai pendampinginya.

Mendapat ajakan Santi untuk menjadi pendamping wisuda, Ali sebenarnya sangat mau dan ingin mengiyakan ajakan tersebut, tetapi dia ragu kalau nanti Isti mengetahuinya pasti akan semakin ribet urusannya.

"mas Ali kiranya bisa apa tidak mendampingi Santi saat acara wisuda nanti ??, maklum Santi kan masih jomblo jadi gak ada yang mendampingi." Tanya Santi dengan nada lembut dan sedikit memohon kepada Ali.

"i...iya sebenarnya Ali mau-mau aja mbak, tapi nanti Isti bagaimana kalau tahu, takutnya dia semakin cemburu kepada mbak Santi, wong selama ini dia sebenarnya sudah curiga dan cemburu kepada mbak." Jawab Ali dengan nada sedikit bergetar

"kalau marah ya biarin aja to mas....." jawab Santi enteng dengan senyuman manisnya yang memperlihatkan lesung pipinya itu.

"loh...loh...loh... kok dibiarin sih mbak, saya kan orangnya setia dan tidak mudah mendua. " jawab Ali dengan tersenyum pula dan menganggap jawaban Santi adalah candaan saja.

"mas Ali itu orang cerdas, ganteng dan ulet, ngapain punya pasangan yang orangnya pencemburuan kaya gitu, kaya gak ada wanita lain aja." Terang Santi dengan muka yang tiba-tiba serius menanggapi jawaban Ali tadi.

"udah-udah kok malah jadi tegang gini mbak, tadi semua cuma candaan kan ?" tanya Ali mencairkan suasana.

"emang yang bercanda siapa mas ??? serius nih, mau kan jadi pendamping Santi saat wisuda nanti ???" tanya Santi menegaskan ajakannya.

"yaudah kasih waktu untuk berpikir dan meminta ijin ke Isti ya..., secepatnya nanti mas kabari ke Santi." Jawab Ali yang mulai kebingungan melihat sikap Santi yang berubah tegas dan kelihatan serius itu.

"beneran loh, Santi tunggu jawaban secepatnya, dan Santi tidak kepingin kecewa loh mas....." jawab Santi dengan nada manjanya dan langsung meninggalkan rental komputer Ali untuk langsung langsung pergi kekampusnya lagi untuk menyelesaikan beberapa berkas sebelum acara wisuda tiba.

Sepeninggal Santi, Ali mulai memikirkan ajakan Santi tadi, tetapi dia juga ragu untuk mengiyakan ajakan Santi tersebut karena takut kalau Isti marah dan hubungan percintaannya yang telah bertahun-tahun rusak karena salah menentukan sikap.

Saat dia masih melamunkan perihal ajakan Santi tadi, tiba-tiba terdengar sepeda motor Isti yang parkir didepan rental komputernya itu.

Seperti biasanya, Isti tiap jam 12.00 wib pasti datang untuk menjemput Ali dan diajaknya makan siang bersama diwarung langganan mereka.

Melihat yang datang kekasihnya, Ali segera merapikan semua pekerjaannya dan meminta karyawannya untuk melanjutkan pekerjaannya nanti setelah istirahat siang, karena seperti biasanya setelah makan siang Ali langsung berangkat kekampus untuk mengajar sebagai asisten dosen dikampus tempatnya kuliah dahulu.

Seperti biasanya setelah makan dan mengantar Isti pulang kekostnya, Ali langsung berangkat kekampusnya untuk melaksanakan tugasnya sebagai asisten dosen.

Sekitar pukul 17.00 wib, Ali baru selesai mengajar dan pulang kembali ke rental komputernya untuk mngecek semua pekerjaan yang ditugaskan kekaryawannya.

Baru sekitar pukul 19.00 wib, dia mulai menutup rental komputernya dan langsung kekost Isti untuk mengajaknya makan malam.

Begitu sampai dikost Isti, terlihat dia sudah siap berdiri menunggu didepan pintu kamarnya, menunggu kedatangan Ali sedari tadi.

"kok lama sih A' pasti mampir-mampir ya ??" tanya Isti dengan nada curiga karena Ali agak terlambat menjemputnya.

"mampir kemana sih neng ! udahlah jangan curigaan terus kaya gitu. Tadi abang agak telat pulang dari rental, sebab lumayan banyak pekerjaan yang masuk hari ini." jawab Ali sedikit jengkel begitu mendapat pertanyaan Isti yang mencurigainya. Padahal sebenarnya malam itu dia ingin meminta ijin untuk mendampingi wisuda Santi, tetapi melihat suasana hati Isti yang tidak kondusif, niatnya itu dia urungkan.

"yaudah ayo berangkat, udah laper nih... " ajak Isti yang langsung duduk membonceng dimotor Ali dan memeluknya dari belakang dengan sangat erat.

Setelah kekasihnya duduk diboncengan motornya, Ali langsung berangkat mengarahkan motornya kewarung nasi goreng langganannya karena malam itu dia sangat ingin makan nasi goreng pedas kesukaannya.

Sesampainya di warung nasi goreng langganannya, dia pesan dua porsi nasi goreng pedas dengan telur dadar kesukaannya.

Sambil menyantap nasi goreng pesanannya, rencananya Ali mau meminta ijin ke Isti untuk menjadi pendampingi wisudanya Santi.

Tapi niat Ali diurungkannya, begitu melihat suasana hati sang kekasih yang tidak kondusif karena dia tadi terlambat menjemputnya.

Selesai santap makan malam, Ali langsung mengantarkan Isti pulang kekostnya dan dia langsung pulang kekontrakannya untuk beristirahat karena kegiatan hari itu sangat melelahkan.

Saat tidur malam, Ali bermimpi bertemu dengan Santi, dan terlibat obrolan mesra.

Dimimpinya itu mereka berdua seakan sepasang kekasih yang sedang memadukasih dengan sangat mesra.

Tepat pukul 03.00 wib, Ali terbangun dari mimpinya dengan keringat membasahi kaos dalamnya dan terasa ada cairan yang membasahi celana dalamnya juga.

Begitu bangun dan sadar, Ali kebingungan memikirkan mimpinya barusan di tambah dia juga merasakan kalau celana dalamnya basah oleh cairan lengket itu.

Belum lama dia mencerna arti akan mimpi basahnya barusan, tiba-tiba perutnya terasa mual dan sakit seperti mau buang air besar.

Buru-buru dia lari kebelakang untuk buang air besar, sekalian mandi junub supaya suci kembali.

Selesai dari belakang, terdengar azan Subuh dari masjid yang tidak jauh dari tempat kontrakannya.

Dia tunaikan kewajiban sebagai seorang muslim yaitu sholat Subuh, dan melanjutkan tidur kembali untuk menyimpan tenaga supaya nanti saat beraktifitas siang harinya tidak kelelahan.

Pagi harinya sekitar pukul 08.00 wib, Ali sudah bangun dan mandi untuk siap-siap berangkat ke rental komputernya seperti rutinitas biasanya.

Sesampainya dirental komputer miliknya, tampak dua orang karyawan sudah menunggu kedatangannya.

Rental komputer dibuka dan dirapikan oleh dua karyawannya sebelum menerima order yang akan masuk dihari itu.

Baru sekitar sepuluh menit rental buka, Santi datang dengan membawa beberapa berkas yang akan diedit di rental tersebut.

Melihat kedatangan Santi, perasaan Ali berdebar-debar begitu teringat mimpi basahnya semalam bersama Santi.

Perlakuan Ali hari itu sedikit berbeda saat melayani Santi.

Semakin lama, perasaan Ali semakin berdebar tidak karuan saat duduk dan memandang wajah cantik Santi.

Ada perasaan yang bergejolak dihatinya, saat melihat wajah cantik Santi dengan dekat saat duduk bersebelahan dengannya.

Hari itu Ali jatuh cinta kepada Santi, dan seakan dia telah melupakan Isti kekasihnya yang dipacarinya selama ini.

Setelah selesai mengerjakan pekerjaannya Santi, siang itu dia ajak Santi pergi makan siang dengan berboncengan motornya.

Melihat perubahan sikap Ali yang mulai perhatian lebih kedirinya, Santi sangat bahagia dan menganggap kalau Ali adalah kekasihnya.

Siang itu Ali mengajak Santi makan bakso langganannya selama ini saat makan bersama Isti, baru setelah makan dia ajak Santi jalan-jalan ke Mall, untuk membeli baju yang akan dipakainya saat menjadi pendamping wisuda Santi nanti.

Selesai dari Mall, Ali dan Santi kembali pulang ke rental komputer sekitar pukul 14.30 wib.

Saat sampai rental komputer, karyawan Ali mengabarkan kalau tadi siang dirinya dicari oleh Isti ,dan sempat menunggunya selama satu jam lamanya.

Mendengar kabar kalau dirinya dicari dan ditunggu oleh Isti, Ali baru tersadar kalau rutinitasnya tiap siang adalah makan siang bersama kekasihnya itu.

Ali menjadi cemas dan gelisah membayangkan kemarahan Isti, nantinya yang pasti akan merusak semua barang-barang yang ada dikostnya.

Melihat kegelisahan Ali, Santi berusaha menghibur dan menguatkan Ali kalau nanti dia yakin Isti tidak akan marah kepadanya, bahkan memberi solusi kalau nanti Isti marah untuk memutuskannya dan berpacaran dengan dirinya saja.

Mendapat masukan dan solusi dari Santi, Ali mulai yakin dan bertekad andai nanti Isti marah-marah akan dia putuskan hubungannya karena sebenarnya dia sudah tidak kuat dengan perilakunya yang kekanak-kanakan dan posesif itu.

Setelah membereskan semua berkas yang tadi telah direvisi oleh Ali, Santi langsung pamitan pulang kekostnya, dan meminta ke Ali untuk main kekostnya besok pagi.

Sepulangnya Santi, Ali mulai berpikir dan mempertimbangkan kembali perasaannya terhadap Isti yang mulai berubah sifatnya menjadi posesif.

Dalam relung hatinya yang paling dalam sebenarnya dia masih sangat sayang dan cinta kepada Isti, bahkan dia sudah berencana untuk menikahinya kelak disuatu hari nanti.

Tetapi semenjak sifatnya yang berubah drastis, Ali mulai mempertimbangkan niatnya itu.

Renungan Ali buyar semenjak namanya diteriakan oleh suara perempuan dari arah depan rental komputernya.

Ali tersadar dan langsung bangkit dari duduknya untuk menghampiri pemilik suara keras yang memanggil namanya itu.

Terlihat Isti dengan muka merah padam yang meneriakinya tadi dan masih dalam posisi diatas motor maticnya itu.

"heh kamu penghianat......, dari mana aja kamu tadi seharian !!!" bentak Isti dengan muka merah padam dan masih diatas sepeda motor maticnya itu.

"Astagfirullah...., kamu itu kenapa dek, teriak-teriak kaya gitu persis orang yang lagi kesurupan." Jawab Ali dengan nada lembut sambil menghampiri Isti yang masih duduk dan berkaca pinggang itu.

"kamu tadi pergi sama siapa....heh...!!" hardik Isti begitu Ali mendekatinya dan berdiri didepan motor maticnya itu.

"udah-udah jangan marah kaya gitu dek, ayo turun dulu. Kita ngomong baik-baik, malu dilihat orang lewat kalau kamu kaya gitu" jawab Ali masih dengan nada lembut untuk meredam amarah kekasihnya itu.

"mau bohong apalagi kamu, kenapa kamu selalu bohong ke aku bang ??" tanya Isti yang sudah turun dari motornya dan langsung masuk menuju kedalam rental komputernya.

"sabar.... dek udah jangan marah-marah melulu, kita obrolin baik-baik kan bisa dan gak harus pake emosi segala." Jawab Ali sambil mengelus punggung kekasihnya itu.

"kalau abang tidak mulai, Isti gak mungkin marah-marah." Terang Isti dengan ketus.

"udah gini loh, sebenarnya tadi abang pergi ngantar Santi untuk beli pakaian yang akan dipergunakan untuk acara wisuda nanti. Sebenarnya semalam abang mau minta ijin ke adek, tetapi semalam adek masih emosi, makanya abang gak jadi cerita. Maafkan abang kalau tadi membuat adek emosi dan marah-marah kaya gitu." Terang Ali meredam emosi Isti supaya tidak salah paham kepadanya.

"tapi abang gak ada hubungan khusus sama Santi kan??" tanya Isti yang mulai reda emosinya.

"ya enggaklah dek, cinta abang kan untuk adek seorang, udah jangan cemburuan kaya gitu, malu tuh dilihat orang-orang yang sedari tadi memperhatikanmu." Jelas Ali menyakinkan Isti yang sudah mau menerima penjelasannya.

"yaudah kalo gitu Isti maafin. Ayo...beli makan A', Isti laper dari siang belum makan." Ajak Isti dengan manja setelah hilang emosinya.

"sebentar, abang rapikan dahulu file-file ini biar nanti bisa dilanjutkan oleh karyawan-karyawan kita." Jawab Ali sambil buru-buru merapikan semua berkas yang berantakan didepannya supaya bisa segera mengantar kekasihnya itu makan siang yang kesorean.

Setelah semua berkas-berkas tertata rapi, Ali segera menyiapkan sepeda motornya untuk mengantar kekasih tercintanya pergi membeli makan.

Satu jam berselang, mereka berdua telah selesai makan dan langsung pulang kembali ke rental karena waktu sudah hampir memasuki waktu magrib.

Setelah sampai dirental komputer, Isti langsung pamitan pulang kekosnya supaya tidak kemalaman.

Sepulang kekasihnya, Ali merasa lega karena sudah bisa meredam emosi dan kecurigaan Isti kepada Santi.

Singkat cerita, malam itu Ali sengaja lembur direntalnya untuk mengejar pekerjaan-pekerjaan yang terbengkalai ditinggal pergi sedari tadi.

Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.30 wib, Ali telah menyelesaikan semua pekerjaannya dan siap-siap menutup rental komputernya itu.

Sebelum pulang kekost, sengaja Ali mampir keangkringan dekat tugu langganannya.

Sambil menikmati dua bungkus nasi dan tiga buah sate telur kesukaannya, Ali membayangkan semua kejadian yang terjadi sedari pagi sampai sore tadi yang cukup membuat hatinya gundah.

Ali sebenarnya sudah bosan dengan sifat kekanak-kanakannya Isti, meskipun sebenarnya dia sangat sayang dan cinta kepadanya.

Tetapi dia masih ragu, jika akan mengakhiri hubungannya dengan Isti yang menjadi kekasihnya selama ini.

Keraguan Ali bukannya tidak beralasan, dia takut kalau tiba-tiba memutuskan hubungan dengan Isti, dia akan berbuat nekad dan justru akan membuat repot dirinya.

Saat pikiran dan hatinya bimbang memikirkan kekasihnya, tiba-tiba Ali terkaget saat ada yang memanggil dirinya dengan nada manja.

"mas Ali...., mas ..... kok ngelamun sendirian ?" panggil Santi begitu melihat Ali yang lagi bengong sendirian dilesehan sebelah pojok angkringan tersebut.

"loh San, sama siapa kamu kesininya malam-malam gini ?" tanya Ali yang kaget begitu melihat Santi yang memanggilnya.

"biasa mas, Santi kesini sendirian diantar ojek tadi, mau bawa motor malas mending enakan naik ojek." Jawab Santi dengan nada manja menggoda Ali.

"udah ayo duduk sini, mau pesen apa biar abang ambilkan." Pinta Ali sambil melambaikan tangan meminta Santi untuk duduk disebelahnya.

"seperti biasanya, satu nasi bungkus lauk sate usus 2 buah sama es teh mas." Terang Santi menyebutkan pesenannya.

"udah ini dimakan dulu nasinya, baru setelah habis kita ngobrol biar gak kelaparan. " pinta Ali sambil menyodorkan pesenan Santi tadi.

Setelah menerima pesanannya, Santi segera menghabiskan makanannya.

Begitu juga Ali yang sedari tadi belum selesai menyantap makannya, dia langsung ikutan menghabiskan makanan yang sedari tadi cuma dipandanginya.

Baru setelah mereka berdua selesai makan malamnya, obrolan dibuka dengan pertanyaan Ali yang masih bingung kenapa malam-malam gini Santi berani keangkringan sendiri meskipun diantar ojek tadi.

"eh San, terus terang abang masih bingung, kenapa kamu malam-malam gini berani kesini sendirian ? apa udah sering kesini tiap malamnya ?" tanya Ali mencecar pertanyaan karena masih penasaran kepada Santi.

"Santi sebenarnya sering kesini mas, yah meskipun tidak tiap malam, tapi minimal seminggu dua kali. " jawab Santi dengan tersenyum manis menggoda Ali.

"kalo kamu sering kesini, kenapa baru kali ini kita ketemu yah ??" tanya Ali keheranan sambil menatap wajah manis Santi yang sedari tadi tersenyum bahagia.

"yah mungkin belum saatnya mas dan baru malam ini kita diperbolehkan ketemuan." jawab Santi enteng sambil tersenyum.

"ah kamu ini ada-ada aja San..." jawab Ali sambil menyeruput kopi hitam pesenannya tadi yang sudah mulai dingin itu.

"gimana mas bisa jadi pendamping wisuda Santi nantikan ??." tanya Santi yang tiba-tiba serius.

"ya gimana caranya nanti abang usahakan bisa, tenang aja San gak usah khawatir." Jawab Ali dengan enteng menanggapi pertanyaan Santi yang tiba-tiba raut mukanya sedikit tegang.

"beneran....., emang mbak Isti mengijinkan mas ??" tanya Santi lagi sambil membetulkan posisi duduknya mendekat kearah Ali.

"udah masalah Isti itu urusan abang San, yang penting nanti abang jadi pendamping saat wisudamu, ok... " jawab Ali dengan tersenyum melihat wajah Santi yang terlihat menegang.

"seriusss....makasih ya mas......" jawab Santi bahagia sambil memeluk pinggang Ali.

"udah...udah.... malu dilihat orang, masak kamu meluk abang kaya gini." Pinta Ali yang kaget dan grogi serta tidak menyangka kalau Santi bakal memeluknya.

Tanpa terasa mereka berdua mengobrol sampai larut malam sekitar pukul 00.30 wib.

Melihat waktu yang sudah sangat larut, Ali mengajak Santi untuk diantarkan pulang kekostnya.

Tepat pukul 01.00 wib, mereka berdua telah sampai dikost Santi, dan setelah berpamitan Ali langsung pulang kekontrakan untuk beristirahat setelah seharian melewati berbagai kejadian yang membuat pikiran dan hatinya lelah.

Malam itu dilewati Ali dengan tidur yang lelap dan sangat nyenyak tanpa gangguan.

Tepat pukul 05.00 wib dia terbangun dengan tubuh yang sangat segar, lalu dia ambil wudhu untuk menjalankan sholat subuh seperti biasanya.

Selesai sholat, pagi itu perut Ali terasa laper dan terbayang mie rebus telur kesukaannya.

Buru-buru dia panaskan motor bebeknya itu dan langsung meluncur menuju kewarung burjo yang buka 24 jam tidak jauh dari kontrakannya.

Setelah perut kenyang barulah dia pulang kekontrakannya kembali, dan langsung duduk santai diteras kontrakannya menikmati segarnya udara pagi itu sambil melamunkan wajah Santi yang tiba-tiba muncul dipikirannya.

Ali mulai menyakinkan dan membulatkan tekadnya untuk segera mengakhiri hubungannya dengan Isti bilamana dia nanti ngamuk-ngamuk lagi akibat rasa cemburu butanya muncul.

Sekitar pukul 08.30 wib, setelah selesai mandi dan berbenah, Ali berangkat ke rental komputernya untuk beraktifitas seperti biasanya.

Hari itu order masuk dirental komputernya lumayan banyak dan membuat Ali dan kedua karyawan yang membantunya sangat sibuk sekali.

Kesibukan Ali dan karyawannya mulai berhenti ketika waktu menunjukkan tepat pukul 12.00 wib karena masuk waktu istirahat siang.

Hari itu Ali perasaan sedikit gelisah, karena biasanya jam segitu kekasihnya sudah sampai untuk mengajaknya makan siang, tetapi sampai sekitar pukul 12.30 wib Isti masih belum datang juga.

Untuk mengobati perasaan penasaran dan kegelisahannya, Ali langsung memutuskan untuk datang kekost Isti untuk mengecek kondisinya karena hari itu tidak datang seperti biasanya.

Sesampainya dikost Isti alangkah kagetnya dia, kalau ternyata dikostnya sudah ada kakaknya yang lagi merapikan beberapa baju dan barang yang akan dibawa pulang.

Sedangkan Isti masih menangis dipojokan kamar dengan menutup mukanya dengan bantal yang sudah basah dengan linangan air matanya sedari tadi.

Melihat kedatangan Ali, buru-buru dia samperi dan dipeluk erat sambil menumpahkan kesedihannya dengan disertai tangisan yang semakin menjadi-jadi.

"a...ada apa ini... kok kamu menangis kaya gini ?? " tanya Ali yang kebingungan begitu dipeluk Isti dengan tangisan yang semakin menjadi-jadi.

"bapak....bapak...A', bapak anfal dan masuk rumah sakit. Kata kakak sampai sekarang masih terbaring koma di ICU.... " jawab Santi menjelaskan disela-sela tangisannya yang sudah mulai mereda....

"sudah....sudah....jangan nangis terus, malu sayank sama kakak." Pinta Ali sambil mengelus kepala dan membelaai rambut panjang kekasihnya itu.

"hari ini Isti mau pulang dan langsung kerumah sakit, Aa baik-baik disini, tolong doakan bapak supaya cepat pulih seperti sediakala " terang Isti sambil mengusap air matanya yang membasahi pipinya sedari tadi.

"iya sayank, udah jangan sedih gitu, abang akan membereskan dahulu semua pekerjaan yang ada, Insyaallah abang susul kerumah." Jelas Ali sambil memegang kedua tangan kekasihnya itu untuk menguatkan mentalnya dan menenangkan hatinya.

Singkat cerita, siang itu sekitar pukul 02.30 wib Isti dan kakaknya pulang ke desanya dengan mengendarai mobil rental, sedangkan Ali kembali lagi rental komputernya untuk meneruskan beberapa pekerjaan yang ditinggalkannya tadi.

Sekitar pukul 17.00 wib, Santi dengan diantar Ana sahabat karibnya itu datang kerental komputer Ali dengan membawa beberapa berkas yang masih harus direvisi kembali.

"Assalamualaikum mas ganteng....." salam Santi yang melihat Ali tengah sibuk dengan pekerjaan hingga tidak mengetahui kedatangannya.

"Waalaikumsallam, eh kamu San...., sama siapa kamu kesini ?" tanya Ali yang kaget dengan kehadiran Santi yang tidak diketahuinya itu.

"ini aku sama sohibku mas, kenalkan ini Ana..." terang Santi sambil menarik tangan Ana supaya bersalaman dengan Ali.

"kenalkan saya Ana mas, temennya Santi." Sapa Ana berkenalan sambil menjulurkan tangannya yang putih dan halus itu.

"saya Ali, pemilik dan pengelola rentl ini." Jawab Ali sambil menjabat tangan Ana yang halus dan putih tersebut.

"mas ini masih ada beberapa berkas yang harus direvisi, besok hari terakhir mengumpulkannya, kira-kira bisa jadi apa tidak malam ini." Sela Santi saat perkenalan Ana dan Ali.

"untuk kamu apa sih yang tidak, sini abang selesaikan. Kalau perlu sampai larut malam juga kagak masalah San." Jawab Ali sambil tersenyum dan menggoda Santi yang terlihaat sedikit tegang raut mukanya.

"ok mas, kalau perlu nanti setelah isyak Santi kesini, ntar Santi temenin deh asalkan semua revisi bisa kelar semua." Terang Santi begitu mendapat jawaban Ali yang melegakan hatinya.

"jangan kuatir, kapan sih abang pernah bohong. Ntar kalau memang tidak keberatan silahkan datang nemenin gak apa-apa." Jawab Ali sambil tersenyum ramah.

"yaudah Santi pamit pulang dahulu, ini mau ngantar Ana belanja. Ntar malam Santi balik sini lagi." Pamit Santi.

"pulang dulu ya bang..." pamit Ana juga.

Sepeninggal Santi dan Ana, Ali mulai mengecek berkas-berkas milik Santi yang akan direvisinya dengan teliti lembar per lembar.

Tidak lama waktu Magribpun tiba, Ali buru-buru menunaikan sholat magrib dan memesan makan malam di warung nasi goreng sebelah rentalnya yang baru saja buka.

Setelah sholat dan menghabiskan nasi goreng pesenannya, Ali melanjutkan pekerjaan merevisi berkas-berkas milik Santi.

Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 wib, pekerjaan milik Santi sudah mau selesai dikerjakan oleh Ali.

Ali sengaja istirahat sebentar sebelum menyelesaikan pekerjaannya lagi demi mendinginkan mata dan pikirannya yang sedari tadi dipaksa teliti supaya berkas milik Santi cepat kelar.

Baru saja dia sandaran sambil memejamkan mata, demi mendinginkan matanya yang lumayan pedih karena sedari tadi konsentrasi melihat layar komputer, terdengar suara motor yang berhenti didepan rental komputernya itu.

Terlihat Santi yang turun dari boncengan ojek motor yang disewanya sambil membawa tentengan kresek berisi gorengan yang dibelinya tadi dijalan.

Setelah membayar ojeknya, Santi langsung masuk kerental komputer Ali yang sudah tetutup sebagian pintu depannya karena jam operasionalnya sudah selesai.

Begitu melihat Ali yang lagi bersandar santai dikursi kerjanya sambil memejamkan mata, dengan pelan dihampirinya Ali, dan langsung dia panggil namanya dengan suara manja berbisik ditelinganya.

"mas ..... mas .... Ali....., bangun donk." Bisik Santi ditelinga Ali untuk memberi kejutan.

"hadehhh.... kaget abang San, kirain siapa ??" jawab Ali yang kaget dan langsung berdiri dari kursi kerjanya.

"ih mas Ali lebay deh, emang Santi hantu apa, kok kagetnya kayak lihat hantu kaya gitu." Protes Santi yang melihat reaksi kaget Ali seakan melihat hantu.

"lagian kamu datang kagak salam dulu, main bisik-bisik langsung ditelinga, asli abang kaget beneran...." jelas Ali yang melihat raut muka Santi berubah menjadi sedih.

"yaudah... maafin Santi mas, ini ada gorengan untuk mas Ali sebagai rasa permintaan maaf Santi." Terang Santi dengan muka sedikit kecewa dan memberikan kresek berisi gorengan tersebut ke Ali.

"udah gak apa-apa, eh ini kerjaan kamu udah hampir selesai, sengaja tadi abang istirahat dulu sebab mata ini lumayan pedih...." jawab Ali dengan tersenyum untuk menghibur Santi terlihat merasa bersalah itu.

"eh abang lembur kaya gini emang si Isti kekasih abang itu kagak marah ??" tanya Santi penasaran.

"enggak lah....lagian tadi siang dia pulang kampung, ayahnya sakit masuk rumah sakit." Terang Ali sambil melanjutkan meneliti pekerjaan yang sudah hampir selesai itu.

"wah berarti kita bebas nih, gak ada yang perlu dikhawatirkan...." terang Santi dengan tersenyum manis menggoda Ali yang lagi konsen didepan layar komputer.

"ah kamu ada-ada aja......, emang kita mau ngapain kok kamu gembira banget kaya gitu ?" tanya Ali tanpa melihat wajah Santi yang sedari cengar cengir sendiri karena merasa lega begitu tahu Isti pulang kampung.

"kan Santi pengen berduaan sama mas Aliku sayank....." jawab Santi sambil menutup mukanya karena keceplosan.

"udah jangan ngada-ngada, sekarang mendingan abang dibuatkan kopi hitam, itu didapur masih ada kopi dan gula." Pinta Ali tanpa mempedulikan omongan Santi tadi.

"ok sayank ku, Santi buatkan kopi hitam yang enak dan tiada duanya, dah pokoke enak lah....." jawab Santi sambil ngeloyor kedapur untuk memasak air dan membuat segelas kopi pesenan Ali.

Sekitar pukul 21.30 wib, akhirnya semua berkas yang harus revisi kelar sudah, tapi sebelum mengakhiri pekerjaannya, Ali mengecek kembali mulai dari awal semua berkas barangkali ada yang kelewat.

Begitu sudah yakin semua revisi sudah dikerjakan, barulah dia bereskan file-file tersebut dan dia matikan komputer.

Setelah semua rapi, barulah Ali dan Santi duduk santai di loby rental tersebut, sambil menikmati suasana luar yang kebetulan hujan turun rintik-rintik malam itu mengguyur kota gudeg tersebut.

Sambil menikmati suasana hujan dan segelas kopi hitam buatan Santi tadi, mereka berdua terlibat obrolan yang semakin lama semakin intim membahas perihal perasaan masing-masing.

"mas...., boleh gak Santi jujur tentang perasaan Santi malam ini...." kata Santi membuka obrolan dan memindah posisi duduknya untuk lebih dekat kedepan Ali hingga mereka berdua saling berhadapan.

"eh kamu ini kenapa San kok aneh gitu ??" tanya Ali yang bingung dan kaget mendengar kata-kata Santi barusan.

"serus mas....., Santi gak bercanda loh...." jelas Santi sambil menatap tajam kearah Ali yang terlihat kaget itu.

"iya kamu ini kenapa San...??" tanya Ali yang mulai bisa menguasai keadaan dan membalas tatapan tajam Santi itu.

"Santi cinta dan sayang sama mas Ali...." kata Santi dengan mulut sedikit bergetar mengutarakan isi hatinya kepada Ali.

"ah kamu itu ada-ada aja, kamu itu kan cantik, putih dan cerdas pula, ngapain kamu suka sama abang, lagian abang kan udah punya kekasih yaitu Isti." Jawab Ali enteng dan masih menganggap kata-kata Santi itu cuma candaan saja.

"Santi serius mas..... Santi gak peduli mas Ali udah punya kekasih atau belum, yang penting Santi cinta dan sayang ama kamu mas..." terang Santi dengan nada memohon.

"terus nanti Isti gimana San ??" tanya Ali balik yang mulai serius menganggapi kata-kata Santi itu.

"jujur aja dulu, mas Ali ada perasaan ke Santi apa kagak??, nanti kalau sudah jujur baru kita bahas masalah Isti itu." Tanya Santi masih dengan tatapan tajam dan sendu itu.

"terus terang kalau boleh jujur, abang ada perasaan sayang dan cinta sama Santi, tapi apa mau dikata, abang udah ada kekasih hati, masak abang mau meghiananti Isti.?.. " terang Ali dengan menatap tajam ke mata Santi yang terlihat mulai berkaca-kaca.

"serius ..... mas Ali juga cinta ke Santi juga....." tanya Santi yang mulai meneteskan air mata haru karena cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

"terus nanti Isti bagaimana San, abang gak tega kalau harus menghianatinya" tanya Ali balik.

"kita jalani aja dulu mas, nanti biar Tuhan yang memberi jalan keluarnya. Yang penting Santi terima kalau menjadi kekasih kedua mas Ali." Terang Santi yang langsung memeluk Ali yang terlihat masih kebingungan itu.

"e...ma...maaf San... kok pelukan segala...., malu ah kalo dilihat orang lewat." Jawab Ali yang terkaget begitu dipeluk erat Santi.

"Santi lega dan bahagia mas...., mulai hari ini kita jadian dan jadi kekasih yah..." kata Santi manja sambil melepas pelukan perdananya ke Ali itu.

"ya udah kalau kamu mintanya begitu...." terang Ali sambil menarik tubuh Santi untuk dipeluk dan dikecup mesra keningnya.

Malam itu tanpa terasa mereka mengobrol sampai pukul 01.00 wib dan diluar hujan bukannya mereda tetapi semakin deras.

Ali meminta untuk mengantarkan Santi pulang, tetapi berhubung hujan semakin deras dan dimotornya tidak ada mantol (Jas Hujan) akhirnya meminta Santi untuk menginap malam itu dirental komputer tersebut yang kebetulan didalam ada satu kamar yang biasa dipakai karyawannya istirahat dikala siang.

Mendapat tawaran menginap, Santi mengiyakan dan malah sangat bahagia karena mereka berdua bisa berduaan sampai pagi.

Akhirnya sekitar pukul 01.30 wib mereka berdua telah terlelap tidur dikamar karyawan itu sampai pagi hari.

Baru sekitar pukul 05.00 wib seperti biasanya Ali terbangun untuk menunaikan sholat Subuh.

Setelah selesai sholat, tadinya dia mau membangunkan Santi, tetapi melihat Santi yang tertidur sangat nyenyak itu, niatnya membangunkannya dia urungkan dan malah ikutan tidur kembali disebelahnya.

Sekitar pukul 07.00 wib terbangun dari tidurnya, dan langsung mandi untuk bersiap pulang kekost dan berangkat kekampus menyelesaikan tugas-tugasnya yang belum kelar itu.

Selesai mandi barulah dia bangunkan Ali dan berpamitan pulang kekost dengan naik angkutan untuk ganti pakaian dan mengambil motor berangkat kekampus.

Sebelum pulang sengaja Ali mengecup kening Santi, dan berpesan kalau dia nanti siang ditunggu dirental komputer untuk makan siang bersama.

Sepeninggal Santi, Ali mulai membersihkan dan merapikan kamar dan rental komputernya, karena sebentar lagi karyawannya datang untuk membuka rental komputer tersebut.

Setelah selesai bersih-bersih dan mandi, karyawan Ali datang dan langsung membuka rental komputer tersebut.

Begitu karyawannya datang, Ali pamitan pulang kekontrakan untuk ganti pakaian dan mengambil beberapa berkas yang tertinggal dikontrakan.

*** bagaiaman kelanjutan cinta Ali dan Isti setelah ada Santi dihati Ali ??

ikuti kelanjutan ceritanya dibab berikutnya........

==== bersambung ====

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh bos_isa

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku