/0/22562/coverorgin.jpg?v=79ad4da2ee8b4c1948bdf5f78f4c2217&imageMogr2/format/webp)
“Sayang, aku mau itu. Boleh, ya? Ayo kita lakukan sekarang!”
Rayuan manja berbisik tepat di telinga pria berkemeja abu-abu, membuat sang empu sedikit menggeliat. Terlebih saat ini wanitanya duduk di pangkuan dengan mesra, bahkan sengaja menggerakkan pinggulnya untuk memberikan goyangan sensual.
Pria dengan nama lengkap Liam Benjamin itu tampaknya berusaha menghindar, tidak ingin terlibat dalam permainan panas yang sudah setengah jalan.
Mereka sempat bergulat mulut dengan erotis, menciptakan decakan yang menggema dalam ruangan dengan cahaya remang-remang. Tapi hanya Liam yang terlihat tidak ingin melanjutkan.
“Ada apa, sayang? Kali ini kamu mau menghindar lagi?” tangan wanita bersurai panjang itu meraba-raba dada Liam, mulai membuka kancing kemejanya satu per satu.
Tapi dengan segera Liam menahannya, menggenggam lengan kekasihnya tersebut. Lalu memberinya tatapan selembut mungkin.
“Sudah cukup untuk malam ini, Alina. Kamu terlalu mabuk. Aku akan memanggil supir untuk mengan—”
“Hmmph!”
Mulut Liam yang masih sibuk mengoceh langsung dibungkam oleh ciuman panas yang kembali dilakukan Alina. Wanita itu menginginkan hal lebih, tidak cukup jika hanya dengan berciuman saja.
“Alina, aku mohon berhenti!” Liam menggunakan setengah tenaganya untuk berusaha mendorong tubuh Alina agar menjauh.
Dahi wanita cantik itu mengerut. “Ada apa, sayang? Kamu tidak menginginkannya?”
Liam bingung untuk menjelaskan bagaimana kondisinya. Mulutnya jadi terbata-bata saat akan berbicara, “Bu-bukan begitu, Alina. Hanya saja...”
“Hanya saja apa? Kamu bukan bocah yang baru puber. Tahun ini kamu sudah kepala tiga, Liam. Dan hubungan kita sudah berjalan dua tahun, kita sama sekali belum pernah melakukannya. Ketika ada kesempatan kamu selalu saja menghindar, sebenarnya ada apa?” cerocos Alina meminta penjelasan.
Hembusan napas berat dikeluarkan Liam, kepalanya menunduk. Tidak ada kalimat yang terangkai dalam kepala untuk dikeluarkan. Terlanjur menghitam dan Liam tidak bisa berpikir apa-apa.
“Aku tahu rumormu yang pernah meniduri banyak wanita, tapi kenapa denganku sekalipun kamu tidak mau melakukannya? Apa karena tubuhku tidak bagus dan tidak menarik bagimu?”
Liam segera menggelengkan kepala ketika mendengar pertanyaan tersebut. Karena memang bukan itu yang menjadi alasannya. Sebab wanita dengan tipe body macam Alina tentunya digemari banyak laki-laki.
Alina turun dari pangkuan Liam. Menaikan tali dress nya yang melorot, menutup kembali bongkahan dadanya yang sempat terekspos. Membuat pandangan pria itu kini tertuju padanya.
“Aku juga wanita normal, Liam. Aku butuh hal itu untuk memenuhi kepuasanku. Aku memacarimu bukan hanya untuk diberi uang dan uang saja. Tapi juga ingin berbagi kehangatan di atas ranjang,” paparnya dengan nada yang menahan kekesalan.
Lagi, Liam menghela napas. “Aku tahu, Alina. Tapi...”
“Persetan! Aku tidak peduli lagi!” potong Alina, intonasi bicaranya meninggi.
Matanya menyipit seraya mengeluarkan seringaian, “Biar aku yang mengurus ini. Kamu hanya perlu menikmati saja. Jadi perhatikan aku baik-baik!”
Tangannya meraba-raba dan membelai tubuhnya sendiri. Sengaja melakukan gerakan erotis di depan Liam. Berlenggak-lenggok memamerkan setiap lekukan tubuhnya.
Setiap ketukan high heels merah menyala yang beradu dengan lantai membuat Liam meneguk ludah, Alina kian berjalan mendekat padanya. Sebelah kakinya diangkat naik, menginjak sandaran sofa tepat di sebelah bahu Liam. Sengaja ingin mempertontonkan bagian sensitif miliknya.
“Bagaimana? Apa kamu yakin masih bisa menahannya?” Alina tersenyum puas, tapi usahanya tidak akan berhenti sampai di sini.
Tubuh rampingnya masuk dan berjongkok di antara kedua kaki Liam. Ketika pria tersebut berusaha meminta agar Alina menjauh, perintahnya itu tidak ia hiraukan sama sekali.
“Kamu kenapa sih, Liam? Aneh sekali. Padahal hanya disuruh untuk menikmati saja. Tenang, aku sangat handal dalam hal ini, kamu akan menyesal jika memilih berhenti sebelum sempat merasakan kenikmatan yang mampu membuatmu tergila-gila,” ujarnya dengan penuh percaya diri.
Alina begitu beringas tak sabaran membuka resleting dari celana hitam yang dikenakan Liam. Sedang Liam yang tak lagi mampu melakukan pencegahan hanya pasrah saja, matanya terkatup sembari meringis pelan.
“Loh? Apa ini?” Kening Alina mengernyit saat mendapati benda pusaka milik kekasihnya yang begitu lemas tidak berdaya, hal itu tidak sesuai dengan ekspektasinya.
Dengan berat hati dan perasaan yang campur aduk, Liam menjelaskan, “Beginilah kenyataannya, Lin. Aku sebenarnya impoten. Aku sudah lama merahasiakannya darimu. Dan karena hal ini juga alasan mengapa aku tidak bisa berbagi kehangatan di atas ranjang seperti yang kamu inginkan.”
/0/16927/coverorgin.jpg?v=20240425233033&imageMogr2/format/webp)
/0/17586/coverorgin.jpg?v=612581d3be456d482d4b6097c71c55f4&imageMogr2/format/webp)
/0/3102/coverorgin.jpg?v=76cdab6514c48d7709f718a12f0b5bcc&imageMogr2/format/webp)
/0/15614/coverorgin.jpg?v=c418b1aaaf998551827b3d1ad249b85a&imageMogr2/format/webp)
![[BUKAN] PELAKOR](https://cos-idres.cdreader.com/site-414(new)/0/2167/coverorgin.jpg?v=db428b5a3581aded04844622906c9a50&imageMogr2/format/webp)
/0/16995/coverorgin.jpg?v=58c39fc3a5e3fe5313df237efab70edf&imageMogr2/format/webp)
/0/8464/coverorgin.jpg?v=bb2fa6976040b74967606847f472435d&imageMogr2/format/webp)
/0/3854/coverorgin.jpg?v=20250122110259&imageMogr2/format/webp)
/0/19245/coverorgin.jpg?v=20241030112539&imageMogr2/format/webp)
/0/15904/coverorgin.jpg?v=f0101fe38574e33876c466c121d0436c&imageMogr2/format/webp)
/0/26695/coverorgin.jpg?v=20251106130627&imageMogr2/format/webp)
/0/17329/coverorgin.jpg?v=6d94525be778bf5cbcfd24242aae5160&imageMogr2/format/webp)
/0/3066/coverorgin.jpg?v=20250120140603&imageMogr2/format/webp)
/0/4896/coverorgin.jpg?v=20250121182826&imageMogr2/format/webp)
/0/5888/coverorgin.jpg?v=88ed910bbcf55b640b1eb6eb4ed85c97&imageMogr2/format/webp)
/0/4290/coverorgin.jpg?v=f69af7fae1687f0e6c25f81bff95b97e&imageMogr2/format/webp)
/0/12697/coverorgin.jpg?v=a0855fc8ab55c7606ce607d6619d7a60&imageMogr2/format/webp)
/0/13130/coverorgin.jpg?v=b23b8b5b8c84e223572e09785c9eec53&imageMogr2/format/webp)
/0/15868/coverorgin.jpg?v=0e7f595c1ce9e6abf6823cbfc41cca45&imageMogr2/format/webp)