Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Berbagi suami

Berbagi suami

Attaya

5.0
Komentar
25.7K
Penayangan
45
Bab

Sofia marwah wanita dengan hati yang tulus harus rela berbagi suami dengan sahabatnya Nurmala demi menolongnya yang kini hidup sebatang kara, dan juga lumpuh akibat kecelakaan yang telah merenggut dunianya dalam sekejap. Nizam suami Sofia terpaksa menikahinya karena terikat janji dengan almarhum Rifa'i sahabatnya untuk menjaga Nurmala. Dapatkah sofia meraih kebahagiaan setelah memutuskan untuk berbagi suami dengan wanita lain, atau malah penghianatan yang akan di dapatkan...

Bab 1 Suami untuk Nurmala

Satu bulan setelah kecelakaan nahas yang menimpa Nurmala, ia masih saja terbaring di ruang ICU dan belum sadarkan diri, alat alat medis yang selama ini membantunya masih terpasang lengkap di tubuhnya.

Setiap hari Sofia akan datang dan menemani sahabatnya di rumah sakit, bercerita tentang masa masa kebersamaan mereka, meski tak pernah ada jawaban Sofia tak pernah menyerah sedikitpun pada Nurmala.

Namun, suatu hari ada seorang lelaki berparas tampan yang datang menjenguknya.

Saat Sofia baru saja tiba di sana, ia melihat lelaki berperawakan tinggi mengenakan jeans berwarna hitam, t-shirt berwarna putih polos dengan blazzer berwarna senada, sedang berdiri memandang Nurmala cukup lama dari balik kaca.

Perlahan Sofia menghampiri lelaki itu dan menyapanya, "assalamualaikum."

Seketika lelaki itu menoleh ke arah Sofia dan menjawab salamnya, "waalaikumsalam,"

"Maaf mas ini, apakah saudara nya Nurmala?" tanya Sofia pada lelaki yang sudah dari tadi terus memandangi Nurmala dengan tatapan sendunya. Terlihat jelas dari sudut matanya sisa sisa air mata yang masih menempel membasahi bulu matanya.

"Bukan, saya Dimas lelaki yang sempat berta'aruf dengan Nurmala. Tapi, saya kesini untuk memberikan ini," ucapnya penuh keraguan, sambil mengulurkan tangannya memberikan sebuah cincin pada Sofia.

"Maaf, tapi saya masih tidak mengerti apa maksud dari semua ini?" tanya Sofia masih dalam kebingungan seraya mengerutkan dahinya, masih belum menyadari situasi macam apa yang kini sedang ia hadapi.

"Besok adalah hari pernikahan kami, maksudnya pernikahan saya dan Nurmala. Namun, pernikahan tetap akan di lakukan," ujarnya. Sebelum akhirnya Sofia memotong perkataannya.

"Tunggu tunggu! tapi, bagaimana kamu akan melaksanakan pernikahan sedangkan Nurmala masih belum sadar dari komanya," Sofia mulai panik ia merasakan ada sesuatu yang tak beres.

"Maafkan saya tapi keluarga sepakat untuk menggantikan Nurmala dengan wanita lain, karena pernikahan ini tidak mungkin ditunda, menundanya hanya akan mencoreng nama baik keluarga. Sedangkan berita pernikahan sudah tersebar, lagipula kita tidak pernah tau kapan Nurmala akan membuka matanya lagi," ungkap Dimas sambil sesekali menyeka air matanya yang terus memaksa untuk keluar, sambil sesekali menatap ke arah Nurmala. "Nggak bisa gitu dong! Kamu tau kan keluarganya meninggal dalam kecelakaan tragis itu! Nurmala sekarang sendirian cuma kamu satu satunya harapannya sekarang," Sofia begitu emosi mendengar pernyataan Dimas hingga ia berbicara dengan lantang dihadapannya. Suaranya semakin keras sambil menatap dalam kedua bola mata yang masih menyisakan sedikit belas kasih untuk sahabatnya Nurmala. Sofia masih berharap Dimas akan membatalkan pernikahannya demi sahabatnya yang malang.

"Maaf, tapi saya tidak bisa menentang keputusan keluarga saya," ucapnya penuh penyesalan sambil berlalu pergi meninggalkan ruangan dimana Nurmala sedang berbaring.

Melihatnya pergi begitu saja Sofia kembali terisak meneteskan air matanya, langkahnya tertatih mendekati Nurmala dan menggenggam erat tangannya sambil berkata," Nurmala! sekarang aku harus bagaimana?" Sofia terisak begitu pilu sambil menundukkan wajahnya, cukup lama ia menangis di sana sampai matanya terlihat sembab karena terlalu banyak mengeluarkan air mata.

Tiba-tiba, Sofia merasakan tangan Nurmala bergerak membalas genggaman tangannya. Seketika Sofia tersentak dan langsung berdiri mendekatkan wajahnya sambil berbisik di telinganya, "Nurmala, kamu bisa dengar aku kan? Kalau kamu bisa dengar tolong jawab aku dengan gerakan jarimu!"

Sungguh suatu keajaiban Nurmala perlahan menggerakkan jemarinya meski terlihat gemetar.

"Aaaaaa," suara lirih terdengar dari mulutnya yang bergetar, dari sudut matanya terlihat mengeluarkan butiran air mata yang menetes. Untuk pertama kalinya Nurmala perlahan berusaha membuka matanya. Sofia segera berlari dan berteriak, "dokter!" Sofia memanggil dokter untuk memeriksa keadaan sahabatnya, senyuman penuh suka cita kini menghiasi bibirnya diiringi tetesan air mata kebahagiaan.

Semua berlari memeriksa keadaan Nurmala yang mulai sadar dari komanya, bagaikan sebuah keajaiban.

Hari demi hari keadaannya mulai membaik kini Nurmala bisa bernapas lega tanpa bantuan alat alat yang biasa terpasang di tubuhnya.

Pagi itu Nurmala kembali menanyakan keadaan keluarganya yang ikut terlibat dalam kecelakaan nahas itu, membuat Sofia kebingungan bagaimana cara memberi taunya, kalau Nurmala adalah satu satunya yang selamat dalam kecelakaan itu, meskipun butuh waktu lama untuk ia bisa sadarkan diri dari komanya.

"Sofi, bagaimana keadaan keluargaku? Mereka baik baik aja kan?" tanya Nurmala penuh rasa penasaran.

"Eee, aduh aku lupa harus telepon bang Nizam. Tunggu sebentar ya aku keluar dulu," Sofia berdalih, perkataannya yang terbata bata membuat Nurmala menaruh curiga padanya. "Tunggu!" dengan sigap Nurmala memegangi pergelangan tangan Sofia, saat ia akan beranjak dari tempat duduknya.

"Sofia! kamu tidak bisa menghindar terus menerus, apapun itu kamu harus jujur sama aku InsyaAllah aku akan menerimanya, bukankah aku berhak mengetahuinya?" ucap Nurmala memaksa dengan nada yang sedikit menekan. Sambil menatap dalam wajah sahabatnya yang mulai berlinang tak mampu lagi bersandiwara.

Sofia duduk kembali perlahan menarik nafas dalam dan berkata, "sebenarnya, kamu adalah satu satunya yang berhasil selamat dalam kecelakaan itu Nurmala," perlahan Sofia mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi dengan sangat hati-hati.

Tangisannya seketika pecah mendengar orang-orang terkasihnya sudah tiada, air matanya berderai membasahi pipinya.

"Innalillahi wa innalillahi rojiun, abang bapak! Kenapa kalian tinggalkan Nurmala sendirian," Nurmala menangis tersedu-sedu mendengar kenyataan pahit yang baru saja diucapkan oleh sahabatnya, tangisnya begitu pilu seakan menyayat hati.

Sofia langsung memeluk sahabatnya dan ikut menangis bersamanya.

"Istighfar Nurmala, ini semua sudah jalan Allah, Allah tau apa yang terbaik untuk kita," tuturnya sambil terus mengusap punggungnya berusaha menenangkan Nurmala. Sofia memegangi kedua pipinya dan perlahan menghapus air matanya, "sabar sayang, sabar, InsyaAllah kamu kuat! aku akan terus berada di sampingmu Nurmala."

Saat Nurmala masih terisak dokter datang untuk memeriksa keadaan kakinya. Nurmala segera berusaha untuk tenang dan menahan tangisnya sebisa mungkin.

Keadaan Nurmala menjadi lebih buruk saat dokter menyatakan bahwa ia mengalami kelumpuhan, dan entah kapan ia akan bisa berjalan lagi.

Nurmala yang malang, dari sorot matanya tak terlihat ada harapan dan semangat sedikitpun. Semuanya hancur seketika, harapannya untuk menikah telah hancur karena ditinggalkan tunangannya, dalam waktu yang bersamaan ia tak bisa lagi berjalan, dan lebih buruk lagi kini ia sebatang kara. Nurmala yang periang kini menjadi murung ia terus saja menggenggam cincin yang diberikan Dimas, air matanya terus mengalir tak tertahankan, meskipun ia sudah berusaha untuk tegar. Bahkan Sofia sekalipun tak mampu untuk menghiburnya.

Sofia menunggu bang Nizam di taman rumah sakit. Ada banyak hal yang ia pikiran akhir akhir ini, berat badannya menyusut karena terlalu sibuk mengurus Nurmala sahabatnya.

Nizam baru saja tiba dari kejauhan ia melihat istrinya termenung sendirian, tanpa pikir panjang Nizam langsung menghampiri istrinya.

"Sofia, sayang!" Nizam sedikit mengeraskan suaranya, membuat sofia tersadar dari lamunannya.

"Abang udah datang, duduk bang! ada yang ingin aku sampaikan sama abang," ucapnya begitu serius, sambil meraih lengan suaminya.

"Ada apa sayang?" Nizam bertanya sambil mengembangkan senyumnya.

"Aku punya satu permintaan bang," Sofia mulai mengutarakan isi hatinya, meski masih sedikit ragu.

"Apa itu sayang? Apapun itu pasti akan abang kabulkan," Nizam masih bisa tersenyum sambil mengelus pucuk kepala istrinya dengan lembut.

"Aku, aku mau abang menikah dengan Nurmala, jadikan Nurmala adik maduku bang!" ucapnya lirih sambil memandang dalam wajah suaminya yang perlahan senyumnya mulai memudar.

"Apa! Nggak mungkin sayang, tidak pernah terlintas sedikitpun dalam benak abang untuk menduakan kamu," Pungkasnya tegas sambil memegangi bahu istrinya yang mulai meneteskan air matanya.

"Lantas aku harus bagaimana bang! aku juga tidak ingin seperti ini, tapi ini satu satunya cara yang terlintas dalam benakku! Nurmala kini sebatang kara, aku satu satunya yang ia miliki di dunia ini! aku ingin merawatnya tapi itu tidak mungkin kalau abang bukan mahramnya, karena akan menimbulkan fitnah dalam rumah tangga kita bang!" Sofia menangis tersedu dalam pelukan Nizam. Bagaimanapun juga mana ada istri yang rela suaminya menikahi wanita lain. Namun hanya itu satu satunya cara yang terlintas dalam pikiran Sofia.

"Bukankah abang sudah berjanji pada almarhum bang rifai untuk menjaga Nurmala, bagaimana abang akan menepati janji itu tanpa adanya ikatan pernikahan, sedangkan sekarang Nurmala sebatang kara dan juga lumpuh.

Cuma ini satu satunya cara bang! InsyaAllah aku ikhlas,"

Apakah Nizam akan menyetujui permintaan Sofia?

Bersambung

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Berbagi suami
1

Bab 1 Suami untuk Nurmala

15/02/2022

2

Bab 2 Melamar wanita lain untuk suamiku

16/02/2022

3

Bab 3 Mimpi Buruk

16/02/2022

4

Bab 4 Kekuatan Uang Yang Menakutkan

17/02/2022

5

Bab 5 Cemburu

18/02/2022

6

Bab 6 Melampiaskan amarah

19/02/2022

7

Bab 7 Bom waktu

19/02/2022

8

Bab 8 Kedatangan Ainun

21/02/2022

9

Bab 9 Rambut Yang Basah Di pagi Buta

21/02/2022

10

Bab 10 Keputusan Haji Mansyur

22/02/2022

11

Bab 11 Tinggal Terpisah

22/02/2022

12

Bab 12 Honeymoon

23/02/2022

13

Bab 13 Membagi waktu

24/02/2022

14

Bab 14 Pertemuan yang tak terduga

25/02/2022

15

Bab 15 Depresi

26/02/2022

16

Bab 16 Ketakutan sofia

28/02/2022

17

Bab 17 Jatuh pingsan

01/03/2022

18

Bab 18 Kehamilan Yang Di Tunggu

02/03/2022

19

Bab 19 Semangat Untuk Melangkah

03/03/2022

20

Bab 20 Menagih Janji

03/03/2022

21

Bab 21 Malam Pengantin Untuk Nurmala

04/03/2022

22

Bab 22 Lingerie berwarna hitam

05/03/2022

23

Bab 23 Rekan Bisnis Yang Tak Terduga

06/03/2022

24

Bab 24 Sakit Namun Tak Berdarah

06/03/2022

25

Bab 25 Wanita Murahan

07/03/2022

26

Bab 26 Dendam

07/03/2022

27

Bab 27 Mandul!

08/03/2022

28

Bab 28 Derita Nurmala

09/03/2022

29

Bab 29 Prasangka

10/03/2022

30

Bab 30 Gara gara Ainun

11/03/2022

31

Bab 31 Sofia cemburu

11/03/2022

32

Bab 32 Jebakan

12/03/2022

33

Bab 33 Pertengkaran hebat

13/03/2022

34

Bab 34 Mencari Bukti

16/03/2022

35

Bab 35 Pria Misterius

18/03/2022

36

Bab 36 Bergunjing

20/03/2022

37

Bab 37 Jangan Sentuh Istriku!

21/03/2022

38

Bab 38 Innalillahi wa inna ilaihi rajiun

22/03/2022

39

Bab 39 Pergi Menjauh

25/03/2022

40

Bab 40 Perjalanan Panjang Menguras Air Mata

29/03/2022