Berbagi suami
annya dengan Sofia yang nampak seperti orang asing, padahal sebelumnya
uku jemari tangannya, sam
b?" Nizam kembali mendesak N
erjadi padaku, kalau pernikahan seperti ini sama sekali tidak pernah ada dalam
dalam dan kembali be
eperti apa yang kamu
yapa dan bermanja-manja dengan ibu mertuaku selayaknya seorang menantu! apa menurut abang, abang tidak berbuat dzolim terhadapku? wanita yang abang per istri. Namun, sedikit
emang selama ini dia jarang memperhatikannya
lantas apa abang berpikir bang Rifa'i akan bahagia melihat keadaan adiknya yang menyedihkan, mengemis kasih sayang pada suaminya s
tuh waktu untuk menyesuaikan diri," N
menatap suaminya yang tertund
i nanti," Nizam segera berdiri setelah selesai merawat
g!" Nurmala menyentak keras, sehi
untuk sesaat, kemudian
inya, ia terus saja meratapi nasibnya yang begitu tidak beruntung.
i kursi meja makan, ia langsung mengambil gelas kemudian mengisinya dengan ai
mudah! aku harus bagaimana untuk membahagiakan Nurmala?" batinnya berkecamuk dalam kebingungan. Kepalanya
kan sangat kecewa jika sampai mengetahuinya," ucapnya pelan. Memikirkan sega
asur yang empuk. Nizam segera menghampiri Sofia dan duduk bersebelahan dengannya. Sof
g beradu. Tak ada satu katapun yang keluar dari bibir merek
n membawa Nurmala sebagai seorang pengantin masuk ke rumah ini?" Sofia mulai
alir, Nizam segera menghapusn
ayang tulus yang kita berikan, belum tentu baik di mata orang lain." Tutu
ku akan merasa sangat berdosa karena telah meng
at nanti ia akan berterima kasih atas ketulusan mu," ucapnya. Nizam kemud
r dari komanya, ia belum mengunjungi makam keluarganya," pinta Sofia sera
makam keluarganya, Nurmala akan merasa lebi
ng bang, masih ada waktu sebe
!" sahutnya. Kemudian mencium
ar Nurmala sambil me
mengangkat tubuh Nurmala dan me
urmala panik. Nizam tak mengatakan apapun selama perja
ng ku ke jalanan karena ucapan ku tadi?" gumam
ah sampai di tempat pemakaman umum,
ang luas, hatinya terasa sesak saat ia mengingat kebersamaan terakhirnya bersama kelu
melirik ke arah kursi rodanya sudah siap
singkat, dan langs
u Nurmala sudah memperhatikannya dari tadi. Ia mendorong kursi roda milik Nurmala menyusuri jalan setapak yang cukup jauh, dan berhenti tepat di depan makam dengan batu nisa
air matanya, sehingga ta
n kedua orang tuanya, karena mereka meninggal saat
u sehingga membuat na
ik sahabatnya, dan membersihkan deda
dalam kesedihannya. Di depan makam keluarganya Nizam m
ya yang di penuhi kesed
alam keadaan yang amat terpuruk. Aku harus bisa memahami perasaan
a lalui, gadis manja yang serba berkecukupan itu harus kehilanga
an kedua kakinya, ia menatap Nurm
mala