Berbagi suami
n kali saja!" pungkasnya sambil beranjak dari tempat duduknya. Nizam segera pergi dari
pat menuju mushola kecil yang berada
mengingat kembali pertanyaan y
i kecelakaan yang menimpa Nurmala dan keluarganya. Nizam menatap sinis ke arah pelaku yang ada dibalik jeruji besi itu, hidungnya memar di sumbat oleh kap
npa membuang waktu ia langsung bicara dengan jendral Polisi, yang memiliki pangkat tertinggi di kepolisian, entah apa y
Petugas polisi membuka pintu sel tahanan dan
izam sambil memberikan senyuman sinis seakan mengejek kearahnya. Nizam
pa dengan mudah dia bisa ke
ap seorang polisi yang berdiri dihadapannya. Tak Terima dengan pernyataannya Nizam lang
sinis ke arah Nizam. Ia bersikap jijik seolah Nizam adalah kotoran dimatanya.
celana hitam yang ia kenakan dan mengeluarkan dompet berwarna coklat dengan merek sekelas dunia keluaran terbaru, yang harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah,
ngan kuat ia menyerang pria angkuh itu dan
!" urat di lehernya begitu jelas terlihat sangat tegang, t
gera berlari setelah dari kejauhan ia
elah mendapatkan serangan dari Ni
ributan di sini," Sofia yang baru saja
a tak ingin mendapatkan masalah dengan keluarga Prayogo," pengaca
a yang selalu berlindung di bawah ketiak Danu prayogo!" Nizam perlahan melepas
n," sambungnya. Perlahan tawanya mulai memudar Nizam menata
u melawan keluarga prayogo! kalau begitu saya permisi," pengacara angkuh i
Nizam sambil tersenyum miring ke
ap sekeliling dan semua yang ada di sana tak satupun yang membelany
keadilan, biarkan Allah yang akan membalasnya nanti," tuturnya lembut dan men
i, karena tak mampu mendapatkan k
enung sendirian dari kejauhan, ia kemudian mengham
an maghrib bang, kita siap siap untuk sholat berjama
lau dia sampai tau, orang yang telah merenggut seluruh keluarganya masih berkeliaran bebas di sana," ucap
tak mampu untuk menolong, aku yakin Nurmala pasti akan menger
istrinya lalu mencium t
alah satu satunya pewaris kerajaan bisnis IMMORTAL COMPANY perusahaan terbesar di i
as ke luar jendela. Menikmati indahnya malam bertaburkan bintang, "bang Nizam, ini adalah malam pertama Nurmala tinggal di rumah kita,
napa?" jawab Niz
berada di sampingnya, agar ia tak merasa sendiri," ucap Sofia sambil mendongakkan kepala
i sebentar saja," sambil mempererat pelukanny
an Nizam menikmati waktun
karkan kedua lengannya di leher kekar milik suaminya. Sofia menatap dalam iris berw
h!" pinta Sofia setelah me
la yang berada di bawah, sedangkan kamarnya dan Sofia berada di atas. Saat ia sudah memegang gagang pintu kamarnya ia terlihat ragu dan berdecak di dalam hatinya, "ya Allah, rasanya
u kamar Nurmala, dengan ragu
TOK
masuk