Cinta yang Tersulut Kembali
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta di Jalur Cepat
Jangan Main-Main Dengan Dia
Aku Jauh di Luar Jangkauanmu
Gairah Liar Pembantu Lugu
Balas Dendam Manis Sang Ratu Miliarder
Suamiku Ternyata Adalah Bosku
Suatu malam di jalanan sepi mobil yang Alleta tumpangi melaju dengan sangat kencang menembus angin malam yang dingin, semantara tangan kanan Alleta di genggam lembut oleh tangan kekar seorang laki-laki tampan yang tengah mengemudikan mobil. Laki-laki itu adalah Juno kekasih Alleta yang sudah 2 tahun menjalin hubungan dengannya, meskipun sudah lama ia tak pernah menanyakan bukti keseriusan Juno padanya karena ia sendiri tak mau terburu-buru untuk menikah, dan masih ingin menghabiskan masa mudanya.
"Alleta," panggil Juno sembari mulai menatap kedua bola mata indahnya.
"Iya," sahut Alleta seraya menatapnya.
"Terimakasih untuk malam ini, malam ini seru sekali. Aku tak akan pernah lupakan malam ini," ujar Juno dengan senyum manisnya.
"Aku juga terimakasih kau sudah mengabulkan impian kecil ku," sahut Alleta.
Aku merasa senang melihat Juno bahagia malam ini, padahal Juno yang menuruti petualang ku hari ini tapi ternyata Juno juga ikut senang dengan permainan tadi.
Tak lama kita tiba di depan gerbang pagar rumah keluarga ku.
"Berhenti disini," ucap pinta Alleta.
Juno langsung menghentikan laju mobilnya tepat di depan gerbang, sedangkan pada security sudah siap membuka gerbang besi tinggi itu.
"Aku bisa antar kau sampai depan pintu," ucap Juno.
"Tak perlu, lebih baik sampai disini dan kau cepat pulang," sahut Alleta sembari sibuk melepas sitbel yang melingkar di tubuhnya.
Raut muka Juno tiba-tiba berubah masam, membuat ku tak tega meninggalkannya sekarang. Ku urungkan niat ku untuk keluar dari mobilnya, ku tutup kembali pintu mobil yang ada di sebelah ku.
"Bugh."
"Orang tua mu masih tak suka dengan ku?" tanya Juno.
"Aku janji aku akan berusaha meluluhkan hati orang tua ku, tapi aku juga mohon pada mu untuk bersabar," sahut Alleta dengan kening yang mulai mengeriyit.
"Mau sampai kapan?" tanya Juno, terdengar dari nada bicaranya dan hembusan nafasnya Juno sangat lelah dengan restu yang tak kunjung turun dari kedua orang tua sang kekasih.
"Ini baru orang tua ku saja aku tak mau bersabar, apa kabar aku yang tak pernah kau kenalkan dengan keluarga mu," ucap Alleta dengan nada bicara yang mulai meninggi.
"Apa kau lupa kalau orang tua ku sudah meninggal?" tanya Juno mulai kesal.
"Kakak, kau punya kakak kan?" tanya Alleta.
"Kakak ku gampang pasti dia setuju aku punya hubungan dengan mu, ini masalah nya ada pada orang tua mu," sahut Juno.
"Tak pernah sebelumnya dengan wanita lain sesusah ini mau bertamu, hanya dengan mu saja aku seperti maling," sambungnya.
Rasa sabar ku mulai habis, Juno tak bisa menurunkan egonya dan hanya ingin menang sendiri.
"Ya sudah sana balik sama wanita-wanita yang gampang kamu temui," sahut Alleta kesal, dengan cepat keluar dari mobil dan berjalan masuk ke rumahnya.
Tak selangkah pun Juno ada niatan mengejar ku, ia tetap berada di dalam mobil dan tak lama pergi.
Aku kira malam ini adalah malam yang indah, tapi pertengkaran seperti ini masih saja terjadi dengan masalah yang sama. Sekali dua kali aku masih bisa bersabar sembari menjelaskan padanya tapi lama-lama manusia juga ada batas sabarnya, suatu hubungan harus keduanya saling mengerti bukan salah satunya saja.
Setelah beberapa langkah masuk ke dalam rumah, aku baru menyadari bahwa tak ada satu pun lampu rumah yang menyala.
"Lagi ada pemadaman atau bagaimana, tapi perasaan tadi lampu di depan menyala semua," gumam Alleta lirih.
Namun aku terus berjalan sembari coba mengambil ponsel ku yang ada di dalam tas. Saat dengan sibuk mengambil ponselnya tiba-tiba seluruh lampu menyala, aku pun langsung menghembuskan nafas lega.