Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Braak...
"Pergi kau, jangan kau pikir disini bisa tinggal dengan gratis ya!" teriak Ibu kost sambil membanting pintu rumahnya.
Ibu Kost terpaksa mengusir Rika Wulandari, gadis 20 tahun yang merupakan seorang mahasiswi di salah satu universitas swasata di Bandung dari rumah kos ini karena sudah tiga bulan Rika tak kunjung membayar sewa kamar kost.
Memang Ayah Rika yang tinggal di Garut mengalami PHK dan tak bisa lagi mengirim sepeser uangpun untuk keperluan purtinya. Tentu Rika tak berniat jahat namun bagaimana lagi kondisi ini benar-benar memberatkannya.
Tak cuma membanting pintu, Ibu kost juga melemparkan tas ransel berisi semua baju milik Rika ke jalan.
Padahal malam sudah mulai larut dan hujan sedang turun cukup deras, Rika yang tersungkur kemudian segera bangkit dan terpaska angkat kaki dari rumah kost yang hampir dua tahun menjadi tempatnya berteduh.
Rika yang tak tau harus pergi kemana kemudian melangkahkan kakinya tanpa tujuan, sampai dia tiba di sebuah minimarket Jalan Dipatu Ukur, Bandung.
Karena kakinya telah lelah Rika kemudian memutuskan untuk berteduh untuk beberapa saat hingga hujan reda.
Rika kemudian mengelus perutnya yang lapar, sudah sejak tadi siang perutnya belum terisi sebiji nasipun, tapi dia tak punya uang untuk membeli sekedar sepotong roti. Dia kemudian cuma duduk di kursi yang terpasang di halaman minimarket.
Saat itu badannya basah kuyup dan tak ada sehelai benangpun di tubuhnya yang luput dari hujan malam ini.
Sungguh hari ini sangat berat baginya, di kepalanya dia sudah tak tau lagi bagaimana bisa melalui hidupnya yang semakin lama semakin berat saja.
Di saat Rika sedang termenung dan kebingungan harus pulang kemana, tiba-tiba seorang pemuda bernama Ramon menghampirinya.
Pemuda itu nampak sangat tampan dengan kemeja berwarna biru dan celana panjang berbahan kain yang membuatnya terlihat seperti orang kaya.
Ramon Wirawan adalah pemuda pengangguran, 32 tahun yang kebetulan sedang membeli segelas teh di minimarket itu dia adalah anak Jaya Wirawan yang merupakan pengusaha terkenal di Kota Bandung.
Saat ini Ramon sedang kebingungan mencari istri untuk dia nikahi secepatnya, tentu penampilan Rika yang polos sangat menarik hatinya untuk segera berkenalan.
"Wah ada cewek nih!" bisik Ramon sambil menghampiri Rika.
Rika yang lugu dan percaya akan cinta sejati datang pada pandangan pertama bukannya ketakutan melihat pemuda ini menghampirinya, justu dia malah tersenyum manis dan terus menatap Ramon.
Melihat senyuman Rika itu Ramon kemudian yakin Rika mudah diperdaya. Ramon kemudian menyodorkan teh hangat yang di belinya tadi dan mulai mengajak Rika berkenalan.
"Hei, minum saja teh itu, kebetulan sekali ya, kita bisa bertemu di sini!" rayu Ramon membuat Rika semakin yakin jika dia adalah cinta sejatinya.
Memang kedua orang tua Ramon mengancamnya jika dia tak segera menikah maka nama Ramon akan segera dihapus dari daftar penerima warisan ayahnya yang memang sangat terkenal kaya di Bandung.
"Kamu tinggal di mana? Kenapa kau basah kuyup?" tanya Ramon sembari duduk di samping Rika.
Rika kemudian bercerita jika dia di usir dari kamar kostnya malam ini karena sudah menunggak selama tiga bulan.
"Kalau begitu ikutlah denganku. Kita benar-benar ditakdirkan untuk bertemu malam ini! Ayo!" ajak Ramon sambil membawakan tas ransel Rika menuju mobilnya.
Dengan girang Rika kemudian menerima ajakan Ramon itu, mereka kemudian bergegas menuju mobil Ramon yang terparkir di halaman minimarket.
Ramon kemudian memasukkan ransel Rika kedalam bagasi mobil sedan mewahnya itu dan membukakan pintu untuk Rika.
Mereka berdua kemudian melaju menuju rumah mewah Ramon yang terletak di kawasan elit Dago, Bandung.
Setiba di Rumah Ramon yang nampak sangat mewah dan luas, semakin membuat Rika kagum. Hayalannya tentang cinta sejati semakin melambung tinggi.
"Masuklah, kau adalah calon pemilik rumah ini!" bisik Ramon saat Rika mulai menginjakkan kakinya di ruang tamu.
"Nona, siapa namamu tadi?"
"Rika!"