Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Vio menutup telinganya dengan bantal, dia juga menarik selimut hingga menutup kepala, berharap suara rintihan di samping kamarnya tak terdengar. Harusnya dia sudah terbiasa, tapi selalu saja begini saat suaminya ganti wanita. Entah mengapa di malam pertama suaminya itu, Vio selalu saja mengalami insomnia. Seharusnya tadi sore dia memutuskan untuk menginap di hotel saja.
Samuel, suami dari vio yang memiliki kelainan seksual. Dia selalu merasa haus untuk melakukan hubungan tersebut hingga dalam sehari bisa melakukannya lebih dari lima putaran. Vio awalnya bisa menangani itu sendiri, saat awal-awal menikah dengannya. Namun, setelah satu tahun berlangsung rasa lelah dan tak nyaman mulai Vio alami terlebih lagi ketika Vio mulai mengandung seorang bayi di perutnya.
Sejak saat itu, Sam meminta izin untuk menikah lagi agar dia bisa menuntaskan hasratnya tersebut dengan cara yang baik. Tentu saja awalnya Vio tak terima, tapi jika Vio melarang bukan hal yang tak mungkin Samuel akan melampiaskannya dengan cara yang buruk. Dan yang paling Vio takutkan adalah perselingkuhan.
"Sumpah! Aku cuma mau menuntaskan hasrat aku dengan cara yang halal, Vi! Sama sekali gak niat buat cinta sama perempuan lain. Satu-satunya perempuan yang aku cinta, ya, kamu aja!" ucap Sam tujuh bulan yang lalu, saat untuk pertama kalinya dia meminta izin menikah lagi.
"Kalau cinta harusnya kamu gak duain aku, Sam! Apanya yang cinta kalau mau nikah lagi?"
"Kamu sendiri tahu kan sama gairah yang aku punya, sedangkan dokter kandungan sangat tidak menyarankan kamu berhubungan seksual dan kita sudah coba berbagai cara satu bulan ini, tapi kamu sendiri yang menyerah. Terus aku harus gimana?"
"Tapi, Sam, awalnya mungkin kamu gak bakal cinta, tapi lama-lama bisa jadi cinta!" bantah Vio.
"Oke, kalau gitu jangan salahin aku kalau aku jajan di luar!" ancam Samuel, benar-benar membuat Vio tak habis pikir.
"Gak! Gak bisa! Kita harus datang ke psikiater! Kamu punya kelainan seksual, Sam!"
"Apa? Kelainan? Jelas-jelas sebelum hamil kamu sendiri juga sama. Gak! Aku gak mau datang ke psikiater. Hasrat aku ini cuma harus disalurkan dengan cara yang benar aja. Satu-satunya cara ya cuma nikah!"
Perdebatan itu membuat Vio akhirnya mengambil keputusan berat dengan mengizinkan suaminya menikah lagi. Namun, tentu saja ada beberapa syarat yang harus dilakukan demi persetujuan Vio. Satu di antaranya adalah wanita yang akan dinikahi Sam adalah wanita pilihan Vio. Sam setuju, toh memang dia hanya ingin menikah dengan tujuan itu. Bukan karena cinta, hanya ingin menyalurkan hasratnya saja. Dan yang pasti, dari segi ekonomi sebagai pemilik cafe dengan cabang di mana-mana dia sangat mampu untuk itu.
Saat ini, di samping kamar Vio, suaminya tengah menyalurkan hasrat dengan wanita ketiga yang dinikahinya sejak saat itu. Ya, karena yang pertama hanya bertahan dalam waktu dua bulan saja, sedangkan yang kedua bertahan selama empat bulan. Sam belum menemukan wanita sekuat Vio. Itu sebabnya, saat ini justru Vio tak pernah khawatir dengan pernikahan yang dilakukan suaminya karena memang tak ada satu pun wanita yang bertahan seperti dia bertahan.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka, Vio refleks menoleh. Rupanya suaminyalah yang datang. Lekas Vio mengambil posisi duduk dan menyambutnya dengan senyuman.
"Belum tidur?" tanya Sam. Dia segera naik ke atas kasur dan mengambil posisi di samping Vio.
Vio hanya menggeleng. "Kenapa pindah? Kasian dong Puspita ditinggal?"
"Dia udah tidur, kok! Kamu tahu sendiri, aku gak bisa tidur deket orang baru. Jadi aku tidur sama kamu aja," jawab Sam.
Pria itu mengambil posisi tidur di paha Vio dengan kepala menghadap ke perut yang sudah membulat. Dikecupnya perut berisi bayi itu berulang.