Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Mas, boleh ya, dia tinggal di sini bersama kita?" Juli mulai bertanya bahkan merayu suaminya.
"Tidak, dia tidak bisa tinggal disini, aku harus mengatakan ini berapa kali padamu, Juli."
"Tapi, Mas."
Juli kini yang tengah berdebat dengan suaminya, Juli kini membujuk dan terkesan memaksakan kehendaknya pada Hardi.
Setelah jam makan malam, mereka kedatangan tamu, Juli terus saja membujuk suaminya, agar mau mengizinkan Vira untuk tinggal di rumah mereka. Juli merasa kasihan pada wanita itu.
"Kenapa si Mas, rumah kita ini kan besar dua lantai, ada banyak kamar kosong di sini, apa salahnya jika kita membantunya."
"Tidak Juli, aku tidak suka ada orang lain di rumah kita, pokoknya aku tidak setuju dan tidak suka jika Vira tinggal disini," ujar Hardi.
Lelaki itu tetap kekeh, dia memang tidak suka akan niat baik istrinya yang mau membantu Vira.
"Aku, butuh privasi Juli, aku merasa tidak bebas jika ada orang asing di rumah kita," tukas Hardi begitu tegas pada istrinya.
Hardi terlihat sangat kesal dengan istrinya ini, dia terlalu baik, hinga ingin menampung orang lain di dalam rumah mereka.
"Kita ini baru saja menikah Juli, masa sudah ada orang lain di rumah kita. Tidak pokoknya aku tidak setuju." Hardi melirik sebal ke arah Istrinya, Juli masih saja memaksa Hardi.
"Mas, kasian Vira, dia di usir sama suaminya, bukan hanya itu, suaminya juga KDRT padanya, apa mas gak kasian sama dia, coba mas liat pipi dia biru lebam begitu." Juli masih saja membujuk Hardi suaminya, jujur saja dia merasa Kasian pada wanita itu.
"Ya kasian, tapi bukan begini cara membantunya, kalau kamu mau bantu dia, ayok kita pergi ke polisi. Kita laporkan suaminya, setelah ini Vira bisa pulang ke kampungnya," tukas Hardi memberitahu istrinya.
Hardian akhirnya memberi solusi untuk masalah Vira, emang seharunya kasus KDRT seperti ini harus di laporkan ke pihak yang berwajib.
Juli merasa tak enak hati karena itu urusan rumah tangga mereka.
"Tapi, Mas! Itukan rumah tangga mereka, aku merasa tak nyaman, kesannya terlalu ikut campur."
"Hemmm ...." Hardi menghela napas panjang di depan istrinya, dia melihat ke arah Juli yang kini tengah memohon padanya.
"Ya sudahlah, terserah kamu saja. Tapi dia jangan lama-lama di sini, paling lama hanya satu bulan saja dia tinggal di sini," ucap Hardian pada istrinya, lelaki itu pasrah karena tak ingin berdebat lagi dengan Juli.
Karena percuma saja berdebat dengan istrinya, Juli tetap ingin membantu Vira, untuk wanita itu tinggal bersama mereka.
Juli langsung tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya, merasa senang.
"Iya," ucap Juli langsung saja mengiyakan perkataan Hardi, dia mengiyakan saja dulu ucapan suaminya, yang terpenting saat ini Vira bisa mendapat tempat tinggal dan merasa aman.
Hardi dan Juli lalu berjalan keluar dari dapur menuju ke arah ruang tamu, di ruang tamu sudah ada Vira yang tengah duduk di sana menanti keduanya, dia juga merasa sungkan dan tak enak hati sebenarnya.
Mata wanita itu sembab, pipinya terdapat luka lebam berwarna biru keunguan, dia benar-benar di perlakukan tidak baik oleh suaminya.
Saat melihat Hardi dan Juli datang Vira langsung saja berdiri, dan tersenyum sungkan ke arah mereka berdua.
"Maaf, Juli, Hardi. Aku mohon izin aku menumpang di rumah kalian." wanita itu lalu memohon pada Hardi untuk di izinkan menumpang di rumahnya.
Vira sendiri bingung, dia tak tahu harus kemana lagi, dan meminta bantuan ada siapa lagi, selain pada Juli saat ini.
Hardi mendengus kesal, lelaki itu hanya melirik tajam ke arah Vira, terlihat jelas jika dia tak suka padanya.
Juli lalu menyenggol lengan suaminya, memberi kode pada suaminya untuk menjawab pertanyaan Vira dan mengizinkan wanita itu untuk tinggal bersama mereka.