Juli merasa tak punya pilihan ketika harus membantu Vira, sahabat karibnya yang tengah dilanda masalah rumah tangga. Meskipun Hardi, sang suami melarang Juli untuk membiarkan Vira tinggal di rumah mereka, Juli membujuk Hardi begitu rupa. Dengan rasa kasihan kepada Vira, Juli membiarkan Vira tinggal di rumah mereka. Tapi siapa sangka, kalau akhirnya kekesalan Hardi itu justru berubah menjadi cinta kepada Vira, sahabat sang istri yang lemah lembut. Terlebih, Hardi punya banyak kesempatan akibat Juli terlalu sibuk dengan karirnya. "Jangan lakukan itu, Vir. Kalau ada orang lain yang harus memisahkan aku dengan Mas Har, aku berharap itu bukan dirimu. Kau sudah seperti saudara bagiku." Tangis dan penyesalan Juli tentu tak ada gunanya lagi, saat Vira mengandung buah hati yang belum bisa diberikan Juli. Apa yang harus dilakukan Juli untuk menyelamatkan rumah tangganya? Akankah Juli bertahan kalau Hardi harus menikahi sahabatnya sendiri?
Mas, boleh ya, dia tinggal di sini bersama kita?" Juli mulai bertanya bahkan merayu suaminya.
"Tidak, dia tidak bisa tinggal disini, aku harus mengatakan ini berapa kali padamu, Juli."
"Tapi, Mas."
Juli kini yang tengah berdebat dengan suaminya, Juli kini membujuk dan terkesan memaksakan kehendaknya pada Hardi.
Setelah jam makan malam, mereka kedatangan tamu, Juli terus saja membujuk suaminya, agar mau mengizinkan Vira untuk tinggal di rumah mereka. Juli merasa kasihan pada wanita itu.
"Kenapa si Mas, rumah kita ini kan besar dua lantai, ada banyak kamar kosong di sini, apa salahnya jika kita membantunya."
"Tidak Juli, aku tidak suka ada orang lain di rumah kita, pokoknya aku tidak setuju dan tidak suka jika Vira tinggal disini," ujar Hardi.
Lelaki itu tetap kekeh, dia memang tidak suka akan niat baik istrinya yang mau membantu Vira.
"Aku, butuh privasi Juli, aku merasa tidak bebas jika ada orang asing di rumah kita," tukas Hardi begitu tegas pada istrinya.
Hardi terlihat sangat kesal dengan istrinya ini, dia terlalu baik, hinga ingin menampung orang lain di dalam rumah mereka.
"Kita ini baru saja menikah Juli, masa sudah ada orang lain di rumah kita. Tidak pokoknya aku tidak setuju." Hardi melirik sebal ke arah Istrinya, Juli masih saja memaksa Hardi.
"Mas, kasian Vira, dia di usir sama suaminya, bukan hanya itu, suaminya juga KDRT padanya, apa mas gak kasian sama dia, coba mas liat pipi dia biru lebam begitu." Juli masih saja membujuk Hardi suaminya, jujur saja dia merasa Kasian pada wanita itu.
"Ya kasian, tapi bukan begini cara membantunya, kalau kamu mau bantu dia, ayok kita pergi ke polisi. Kita laporkan suaminya, setelah ini Vira bisa pulang ke kampungnya," tukas Hardi memberitahu istrinya.
Hardian akhirnya memberi solusi untuk masalah Vira, emang seharunya kasus KDRT seperti ini harus di laporkan ke pihak yang berwajib.
Juli merasa tak enak hati karena itu urusan rumah tangga mereka.
"Tapi, Mas! Itukan rumah tangga mereka, aku merasa tak nyaman, kesannya terlalu ikut campur."
"Hemmm ...." Hardi menghela napas panjang di depan istrinya, dia melihat ke arah Juli yang kini tengah memohon padanya.
"Ya sudahlah, terserah kamu saja. Tapi dia jangan lama-lama di sini, paling lama hanya satu bulan saja dia tinggal di sini," ucap Hardian pada istrinya, lelaki itu pasrah karena tak ingin berdebat lagi dengan Juli.
Karena percuma saja berdebat dengan istrinya, Juli tetap ingin membantu Vira, untuk wanita itu tinggal bersama mereka.
Juli langsung tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya, merasa senang.
"Iya," ucap Juli langsung saja mengiyakan perkataan Hardi, dia mengiyakan saja dulu ucapan suaminya, yang terpenting saat ini Vira bisa mendapat tempat tinggal dan merasa aman.
Hardi dan Juli lalu berjalan keluar dari dapur menuju ke arah ruang tamu, di ruang tamu sudah ada Vira yang tengah duduk di sana menanti keduanya, dia juga merasa sungkan dan tak enak hati sebenarnya.
Mata wanita itu sembab, pipinya terdapat luka lebam berwarna biru keunguan, dia benar-benar di perlakukan tidak baik oleh suaminya.
Saat melihat Hardi dan Juli datang Vira langsung saja berdiri, dan tersenyum sungkan ke arah mereka berdua.
"Maaf, Juli, Hardi. Aku mohon izin aku menumpang di rumah kalian." wanita itu lalu memohon pada Hardi untuk di izinkan menumpang di rumahnya.
Vira sendiri bingung, dia tak tahu harus kemana lagi, dan meminta bantuan ada siapa lagi, selain pada Juli saat ini.
Hardi mendengus kesal, lelaki itu hanya melirik tajam ke arah Vira, terlihat jelas jika dia tak suka padanya.
Juli lalu menyenggol lengan suaminya, memberi kode pada suaminya untuk menjawab pertanyaan Vira dan mengizinkan wanita itu untuk tinggal bersama mereka.
"Iya," ucap Hardi merasa tak rela, Hardi langsung berjalan ke atas menuju ke kamarnya.
Vira melihat itu, dia merasa sungkan dan tak enak hati pada mereka.
"Maafin aku ya, Jul, aku jadi gak enak merepotkan kalian."
"Sudah, kamu tenang saja, mas Hardi gak apa-apa kok, dia emang begitu orangnya, tapi sebenarnya dia baik, cuma ya gitu dia agak sinis," ungkap Juli meyakinkan Vira.
Juli tersenyum ramah ke arah Vira wanita itu lalu mengajak Juli untuk ke kamar.
"Ayok, aku antar kamu ke kamar."
Mereka lantas berjalan ke kamar tamu yang ada di lantai bawah, letaknya tak jauh dari ruang makan.
"Ini kamarnya, ini kamar tamu tapi kamu boleh tinggal dan menempatinya, kamar ini kosong," ucap Juli sambil tersenyum ke arah Vira.
Juli mengajak Vira untuk masuk ke dalam kamar itu, mereka duduk di atas tempat tidur.
"Kamu bisa istirahat sekarang, kamu sudah makan apa belum?" tanya Juli pada Vira.
"Aku sudah makan, aku mau istirahat aja," ucap Vira.
"Aku tinggal dulu ya, kamu istirahat saja di sini, anggap rumah sendiri." Juli tersenyum ramah wanita itu lalu melangkah keluar mendekati pintu.
"Terima kasih Julia," ucap Vira yang menghentikan langkah Julia saat dia akan membuka pintu itu.
Juli lalu menoleh ke arah belakang dia tersenyum ramah pada Vira, Juli lalu membuka pintu itu dan menutupnya kembali.
Di dalam kamar, Hardi merasa begitu kesal dengan sikap istrinya, dia lalu mengambil laptopnya dan berjalan mendekati meja rias, Hardi lalu mengerjakan pekerjaannya di sana.
Tak lama kemudian Juli masuk ke dalam kamar dia melihat suaminya sedang bekerja di depan meja rias.
Hardi hanya melirik saja ke arah Juli dia tak berniat untuk melihat wanita itu hatinya masih merasa kesal pada istrinya.
"Loh, Mas, kamu kok tumben kerja di sini? Biasanya kamu kerja di ruang tamu, atau di ruangan lain," tanya Juli, wanita itu lalu mendekati suaminya.
"Nggak, di dalam aja, ada penghuni lain di dalam rumah ini, nanti terganggu," ucapnya begitu sewot.
Juli tersenyum, mendengar perkataan suaminya, Juli langsung saja, berusaha merayu suaminya dia mencolek-colek Hardi.
"Mas, ucapnya begitu mesra memanggil Hardi."
"Sudah gak usah colek colek begini, geli. Kmu tidur saja sana, aku mau kerja jangan di ganggu."
Mendengar perkataan suaminya yang masih merasa kesel padanya Juli langsung berjalan mendekat ke arah lemari Juli mengambil lingerie seksi berwarna merah miliknya.
Dia tahu bagaimana cara membujuk suaminya, agar tidak marah lagi padanya.
Juli masuk ke kamar mandi, dan melepas semua pakaian yang saat ini dia kenakan, Juli mengganti ya dengan lingerie merah yang sudah dia bawa.
Tak lama kemudian Juli keluar dari dalam kamar mandi. Wanita itu berdiri tepat di tengah pintu kamar mandi, satu tangannya memegang pinggang. Juli lalu memanggil suaminya.
"Mas, mas Hardi." suara Juli begitu lembut dan mesra saat memanggil suaminya.
Hardi menoleh ke arah istrinya, Hardi membulatkan kedua matanya, dia tertegun melihat Juli yang kini tampil menggoda. dia hampir saja kesusahan menelan saliva nya sendiri.
"Sa ... sayang, ka-kamu ...."
Bab 1 Perdebatan suami istri
02/03/2024
Bab 2 Menggoda Suami
02/03/2024
Bab 3 Tertunda
02/03/2024
Bab 4 Apa nggak Kasian
03/03/2024
Bab 5 Pujian
03/03/2024
Bab 6 Ketiduran
03/03/2024
Bab 7 Pertengkaran Saat Pagi
03/03/2024
Bab 8 Prasangka
03/03/2024
Bab 9 Makanan kesukaan
03/03/2024
Bab 10 Curiga
03/03/2024
Bab 11 Rasa yang berbeda
03/03/2024
Bab 12 Makan Malam
03/03/2024
Bab 13 Sinis
03/03/2024
Bab 14 Sakit
03/03/2024
Bab 15 Kagum
03/03/2024
Bab 16 Masuk Rumah Sakit
05/03/2024
Bab 17 Belum bisa Izin
05/03/2024
Bab 18 Mama Hardi
05/03/2024
Bab 19 Wejangan Mertua
05/03/2024
Bab 20 Butuh Istri
05/03/2024
Bab 21 Kecemburuan Vira
16/03/2024
Bab 22 Ajakan Hardi
17/03/2024
Bab 23 Ciuman Pertama
18/03/2024
Bab 24 Gairah Hardi
19/03/2024
Bab 25 Kejutan Dari Juli
20/03/2024
Bab 26 Peringatan dari mertua
21/03/2024
Bab 27 Ajakan Juli
22/03/2024
Bab 28 Ganti Baju
23/03/2024
Bab 29 Pulang Telat
24/03/2024
Bab 30 Di rumah Mama
25/03/2024
Bab 31 Minta Maaf
26/03/2024
Bab 32 Desahan Juli
27/03/2024
Bab 33 Kesiangan
28/03/2024
Bab 34 Cari Kerja
03/04/2024
Bab 35 Pertengkaran Besar
04/04/2024
Bab 36 Resign
05/04/2024
Bab 37 Tidak Setuju
19/04/2024
Bab 38 Keputusan Mutlak
20/04/2024
Bab 39 Gara-gara Masakan
21/04/2024
Bab 40 Mau nonton
23/04/2024
Buku lain oleh Bunda Kembar
Selebihnya