Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
736
Penayangan
10
Bab

Zahra berusia 22 tahun dia baru lulus kuliah dia bekerja di perusahaan Haidar bekarja untuk membantu Ekonomi keluarganya yah dia tau Ayahnya juga kaya tapi dia gak mau membebani orang tuanya. Dengan pakaian syar'i nya dia begitu cantik dipandang akhlaknya pun baik dan ramah dia tidak pernah memakai make up karena dia juga dia tidak tau apa itu make up dia hanya memakai bedak bayi sedikit dengan lip blam dibibirnya itu yang berwarna pink tanpa lipstik. Alvino Daffa Haidar yang mempunyai perusahaan terkaya di Indonesia nomer 1 papahnya juga bekerja sama dengan ayahnya Zahra dia bersikap dingin jika dengan wanita lain. Papahnya sudah menjodohkan vino dengan anak sahabatnya itu, Hayo siapa Anak Sahabatnya itu kira-kira?

Bab 1 Pertemuan

Zahra berusia 22 tahun dia baru lulus kuliah dia bekerja di perusahaan Haidar bekarja untuk membantu Ekonomi keluarganya yah dia tau Ayahnya juga kaya tapi dia gak mau membebani orang tuanya.

Dengan pakaian syar'i nya dia begitu cantik dipandang akhlaknya pun baik dan ramah dia tidak pernah memakai make up karena dia juga dia tidak tau apa itu make up dia hanya memakai bedak bayi sedikit dengan lip blam dibibirnya itu yang berwarna pink tanpa lipstik.

Alvino Daffa Haidar yang mempunyai perusahaan terkaya di Indonesia nomer 1 papahnya juga bekerja sama dengan ayahnya Zahra dia bersikap dingin jika dengan wanita lain.

Papahnya sudah menjodohkan vino dengan anak sahabatnya itu, Hayo siapa Anak Sahabatnya itu kira-kira?

Zahra memasuki kantor perusahaan yang bernama Haidar dia pun menemui Resepsionis untuk menanyai apakah ada lowongan kerja atau kah tidak!

"Maaf saya mau tanya apakah disini masih ada lowongan kerja" tanya Zahar dengan baik dengan menggenggam surat lamarannya.

"Ada" jawab resepsionis itu dengan singkat dai pun melihat pakaian Zahra dari bawah sampa atas.

"Alhamdulilah Hmm... Saya mau lamar kerja disini" kata Zahra resepsionisnya masih melihat pakaian yang dipakai Zahra.

"Apa kamu yakin bekerja disini karena disini tidak boleh pakai jilbab" ucap resepsionis itu.

"Saya hanya mencoba melamarnya saja siapa tau diterima gitu"

"Ok sebentar saya telpon pak vino dulu" ujar resepsionis itu

"Halo selamat pagi pak" sementara resepsionis menelpon bosnya yaitu pak Vino yah dia anak yang mempunyai perusahaan ini Vino menggantikan ayahnya bekerja dikantornya

"Ya ada apa" dingin vino

"Ada seorang perempuan yang ingin melamar pekerjaan disini pak"

"Langsung keruangan saya saja" datar vino kemudian mematikan telponnya dari Resepsionis nya

"Ada apa Vin" tanya Raka

"Resepsionis telpon katanya ada yang melamar..." jawab vino

"Hah lu dilamar Vin akhirnya sahabat gw gak jomblo lagi" ejek Raka

"Apa sih gak jelas banget jangan potong omongan gw dulu deh"

"Iya iya maaf"

"Tadi resepsionis telpon katanya ada yang melamar pekerjaan di sini bukan melamar gw masa iya perempuan ngelamar gw aneh-aneh aja lu" jelas Vino yang sembari melanjutkan pekerjaannya yang belum beres

"Assalamu'alaikum" ucap salam Zahra yang memasuki ruangan Vino diantarkan oleh resepsionis dan kembali melanjutkan pekerjaannya lagi

"Wa'alaikumussalam Masya Allah sungguh indah ciptaanmu" puji Raka dengan terbengong dia seperti mimpi melihat bidadari disini

"Masya Allah cantik eh apaan sih lu kenapa jadi mikirin perempuan ingat perempuan itu hanya memanfaatkan kekayaan lu aja" gumam Vino

"Jaga mata lu" vino melemparkan berkasnya mengenai wajah Raka dia pun tersadar dan memarahinya

"Apa sih lu ganggu aja" marah Raka dengan menaruh berkasnya di meja vino

"Maaf pak saya ke sini mau melamar pekerjaan" Zahra memberi Berkas lamarannya dan Vino pun menerimanya

"Hai Cantik" sapa Raka dengan sedikit menggodanya

"Ya" jawab singkat Zahra

"Sampai lupa hehe silahkan duduk cantik" Raka beranjak dari tempat duduknya dan mempersilahkan Zahra untuk duduk didepan Vino sementara Raka berdiri di sampingnya sedangkan Vino sedang mengecek berkas lamaran Zahra dengan teliti

Dia cantik tapi menurutku semua perempuan itu sama hanya menginginkan hartanya, jadi untuk apa serius dalam hubungannya itu

-Alvino

"Makasih" ucap terima kasih Zahra sambil duduk yang dipersilahkan oleh Raka dia pun tersenyum

"Ok kamu terima kerja di sini" dingin Vino sembari menutup berkas lamaran Zahra

"Maaf pak apa boleh saya bekerja disini dengan menggunakan pakaian gamis dan jilbab" tanya Zahra yang sudah berada di depan Vino

"Disini tidak boleh pakai jilbab dan hanya menggunakan Rok span pendek" jawab Vino dengan datar

"Hmm... saya lebih baik kehilangan pekerjaan dari pada melanggar perintah Allah dan Maaf saya tidak jadi bekerja disini permisi" pamit Zahra

"Vin lu kok gitu sih kenapa lu nyia-nyiain cewe cakep itu sih" omel Raka

"Gw gak tertarik" dingin vino

"Gw gak mau tau lu harus terima dia bekerja disini"

"Kenapa gitu gw tanya siapa yang jadi bosnya disini" sindir Vino dengan tatapan tajamnya itu

"Yah gw tau lu yang bosnya, emangnya lu gak mikir nasib perempuan yang mencari pekerjaan demi membantu orang tuanya Vin apa lu gak ngerasain perasaan nya hah" Raka memarahi Vino karena kalo cewe tadi gak kerja disini dia pasti kehilangan cewe tadi padahal dia ingin mendekatinya siapa tau berjodoh gitu

"Kenapa lu nyuruh gw buat Nerima dia kerja disini gw tau pasti ada alasannya" Vino menatap Raka dengan tatapan curiga gak biasanya dia begini

"Karena gw pengen deketin cewe tadi Please lah Vin bantu gw buat deketin dia" mohon Raka dengan memegang lengannya

"Ok demi lu" datar Vino dia juga tertarik dengan Zahra dengan akhlaknya baru kali ini dia melihat perempuan dengan pakaian syar'i

"Yaudah gw kejar dulu" Raka langsung berlari keluar ruangan dan mengejar perempuan tadi yang sudah menunggu lift menuju ke bawah

"Hey cantik" panggil Raka perempuan tadi pun menengok ke arah belakang dan lelaki itu pun mendekatinya

"Ya ada apa pak" tanya Zahra yang heran dipanggil oleh Raka

"Kamu diterima bekerja disini dan boleh pakai pakaian syar'i kok" jawab Raka dengan menatap gadis itu yang sedang menundukkan kepalanya yah karena dia tidak mau melihat lelaki yang bukan mahramnya dihadapan gadis itu

"Yang benar pak" Zahra tidak percaya jika dia diterima bekerja disini

"Alhamdulilah" ucap syukur Zahra dengan menutup mulutnya yang tidak percaya atas kehendak Tuhannya

"Ayo kita keruangan tadi" ajak Raka gadis itu pun mengikuti lelaki itu dibelakangnya sampai didalam ruangan Raka berbicara dengan Sahabatnya yaitu Vino

"Jadi gimana dia boleh kerja disini kapan" tanya Raka kepada Vino yang bersender di kursi besarnya itu

"Besok dia sudah boleh kerja disini" jawab Vino dengan dingin dan fokus kembali dengan kerjanya itu

"Coba lu jangan bersikap dingin gitu sama perempuan lagi Vin gak semuanya wanita itu cuma manfaatin harta lu sampai kapan lu jadi jomblo terus apa sampai mati iya" ledek Raka

"Lu nyumpahin gw mati" vino tersinggung dengan omongan Raka yang tadi apa mungkin dia harus membukakan hatinya untuk perempuan lain

"Bercanda bro, bukannya mati itu gak ada yang tau kan siapa tau besok mati ya kan cantik" Raka menanyai soal kematian kepada gadis itu lalu dia pun mengangguk dan tersenyum tipis

"Oh iya ngomong-ngomong kita belum kenalan loh kenalin aku Raka Mahendra" Raka memperkenalkan namanya dia ingin bersalaman dengan gadis itu tapi gadis itu malah menangkupkan tangannya didada ya

"Zahra Aiza Naadhira" menangkupkan tangannya didadanya dengan tersenyum Vano pun hanya tertawa dengan kelakuan sahabatnya itu

"Diam lu" marah Raka yang sudah dibuat malu oleh gadis ituEsok harinya...

Hari ini Zahra sudah bekerja di perusahaan Haidar di bekerja sebagai sekretarisnya tempat mejanya ada di depan pintu ruangan vino bosnya pun datang ke kantornya lalu dia menyapanya tapi

"Selamat pagi pak" sambut Zahra dengan tersenyum vino tidak menanggapinya dia hanya bersikap datar, cuek dan dingin Kemudian langsung masuk ke ruangannya

"Dasar es batu, Astagfirullah kenapa jadi ngatain dia sih" gumam Zahra lalu melanjutkan aktivitasnya lagi

"Hey cantik" sapa Raka dengan tersenyum yang baru datang dan berbicara dengan Zahra yang tiba-tiba dihadapannya itu

"Astagfirullah pak ngagetin aja" Zahra hanya beristigfar dia kaget yang melihat Raka dihadapannya

"Maaf hehe nanti malem sibuk gak" tanya Raka dengan menangkupkan tangannya dimeja sekretaris

"Gak kenapa pak" jawab Zahra

"Kita jalan yuk" ajak Raka dengan tersenyum menderetkan gigi putihnya itu

"Maaf gak bisa pak" Zahra menolaknya karena tidak baik berdua-duaan apa lagi di malam hari takutnya timbul fitnah

"Kenapa" Raka heran dengan gadis ini biasanya perempuan itu gak nolak dengan ajakannya tapi kenapa gadis ini menolaknya seharusnya kan menerimanya dan yang membayarnya pun Raka bukan gadis itu

"Bukan mahram pak gak baik berdua-duaan di malam hari takut timbul fitnah nantinya"

"Baru kali ini aku ditolak perempuan kalo gak ajak sahabat ku juga gimana tenang saja kok dia bawa anak kecil juga" saran Raka

"Anak kecil bukannya dia belum menikah yah apa dia sudah cerai dengan istrinya" batin Zahra

"Gimana Ra kenapa jadi ngelamun si mikirin siapa hayo pasti mikirin aku yah" tebak Raka

"Eh enggak kok pak Ok seterah bapak saja"

"Aku masuk ke dalam dulu ya mau nemui sahabat ku" izin Raka lalu Zahra pun mengangguk dengan tersenyum kemudian Raka pun masuk ke dalam ruangan Vino sahabatnya itu

"Coba biasakan Rak kalo masuk ketik pintu dulu" nasihat Vino yang sedang mengutik laptopnya

"Rak rak emang gw Rak buku apa" Raka mengalihkan pembicaraannya

"Kebiasaan lu ngalihin pembicaraan orang lain" omel Vino

"Ada apa lu ke sini tumben ke sini mulu biasanya gak" sindir Vino

"Suudzon mulu lu mah gw ke sini mau ketemu ayang beb gw tadi"

"Siapa perasaan lu gak punya cewe deh yang deketin lu aja gak mau" ledek vino

"Lu mah gitu sama sahabat sendiri deh"

"Yaudah siapa ayang beb lu"

"Itu sekretaris lu" Vino pun bengong gak percaya masa iya dia kekasih Raka kenapa hatinya tiba-tiba cemburu yah apa mungkin punya perasaan dengan gadis kecil itu

"Kenapa gw tiba-tiba cemburu yah udah lah Vin perempuan itu sama aja cuma manfaatin lu doang" gumam vino

"Hey lu kok malah bengong sih jangan-jangan lu suka yah sama dia" ejek Raka dengan melambaikan tangannya di wajah VinoTidak semua perempuan hanya memanfaatkan kekayaannya tergantung dengan orang tua masing-masing bagaimana ia cara mendidik anaknya itu

-Zahra

"ya gak lah aneh aja lu masa iya suka sama gadis pakaian kaya gitu" ejek vino yang tersadar dengan lamunannya

"Benar nih lu gak suka"

"Hmm"

"Syukur deh awas aja lu ngerebut dia dari gw"

"Gw gak suka ngambil milik sahabat gw sendiri" datar Vino

"Yaudah sih gak usah jeles gitu kalo gak suka bilang aja" vino tidak menanggapi ucapan Raka karena itu tidak penting bagi dia

"Oh iya Vin gw mau ngajak jalan-jalan nanti malam" ajak Raka dengan menangkupkan tangannya di meja kantor vino

"Tumben ngajak main" sindir Vino

"Sekali-kali senangin sahabat gw ini nanti ajak anak lu ye" kata Raka

"Ya nanti gw ajak kalo dia mau ya" ucap Vino

"Dia pasti mau lah sama gw"

Jam istirahat vino keluar dari ruangannya melewati meja Zahra dengan tatapan datar seolah dia tidak perduli kemudian Zahra pun memanggilnya

"Pak Vino tunggu" Vino pun menoleh ke belakang dan mendekati Zahra

"Ada apa" Datar Vino

"Hmm... Ini pak ada berkas yang perlu bapak tangani" Zahra memberi Berkas itu kepada Vino dia pun mengambilnya dari tangan mungil gadis itu kemudian menandatangani berkas itu dan memberi Zahra kembali berkas itu

"Terima kasih pak" sahut Zahra dengan tersenyum Vino hanya bersikap datar

"Mau makan bareng saya tidak sekalian saya mau ke kantin" ajak Vino dengan wajah yang masih datar membuat Zahra takut dengan sikapnya itu

"Emangnya boleh pak" tanya Zahra dengan gugup lalu vino pun mengangguk kemudian kami pun pergi ke kantin untuk makan bersama

"Mau pesan apa mbak pak" tanya pelayan itu yang menghampiri kami berdua

"nasi goreng sama teh manis" jawab bersamaan antara Vino dengan Zahra kami pun saling tatap Zahra langsung menundukkan kepalanya

"Kalian memang pasangan serasi jadi Nasi goreng 2 dan teh manis 2" goda pelayan itu lalu Mereka pun mengangguk sambil menunggu pesanan tadi kamu mengobrol berdua

"Saya boleh tanya gak" kata Zahra yang sedikit takut berbicara dengannya

"Boleh" jawab singkat Vino dengan dingin

"Kenapa bapak berbicara datar sih sa saya memangnya Salah saya apa pak" Zahra berbicara seperti ini agar dia tau kenapa bosnya ini bersikap datar kepadanya

"Karena semua perempuan itu sama hanya mau harta saya doang" lirih Vino

"Gak semua wanita seperti itu pak tergantung bagaimana orang tuanya mendidik dia" jelas Zahra

"Sudah banyak perempuan yang hanya manfaatkan say jadi untuk apa saya serius dengan wanita" datar Vino

"Bapak gak boleh dong mempermainkan hati wanita seandianya bapak punya anak perempuan memangnya bapak mau jika anak bapak dimainkan oleh cowo lain" nasihat Zahra

"Ya gak mau lah saya bakal ajar tuh cowok yang berani permainkan hati anak saya"

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh mara

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku