Cinta yang Tersulut Kembali
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Terpesona oleh Istri Seribu Wajahku
Gairah Citra dan Kenikmatan
Hamil dengan Mantan Bosku
Hati Tak Terucap: Istri yang Bisu dan Terabaikan
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Suamiku Nakal dan Liar
Bruk !
Belum sempat seorang gadis dengan seragam sekolahnya berteriak, bibir gadis dengan mata indah itu sudah ditutup dengan satu tangan, dan langsung ditarik untuk bersembunyi di celah tembok. Gadis itu bisa mendengar banyaknya langkah kaki orang-orang yang melewati tempat persembunyian mereka. Mata gadis itu kembali melebar saat melihat hampir semua orang-orang yang menurutnya berpakaian aneh itu, membawa senjata.
Deg !
Mata gadis dan pria yang membekap bibir gadis itu tidak sengaja saling bertatap-tatapan sedikit lama, sebelum alis cantik gadis itu berkerut, dan tangannya menyodok perut laki-laki itu, hingga tersungkur ke bawah. Dan akhirnya gadis itu bernafas lega, karena sudah terlepas dari dekapan laki-laki tadi. Namun, saat ingin melangkahkan kakinya, tiba-tiba saja gadis tersebut merasakan tangannya sedikit basah.
"Darah?" gumam Kimmberly, atau yang biasa dipanggil Kimmy.
Kimmy pun melihat pakaian yang dia pakai, merasakan apakah ada luka atau tidak. Dan nyatanya tidak ada luka sama sekali, Kimmy juga tidak merasakan sakit sama sekali. Mata Kimmy menatap ke segala arah, hingga dia melihat laki-laki yang tadi dia pukul perutnya, sedang tersungkur, memegang perutnya yang bersimbah darah di kemeja putih yang dipakainya.
"Apa iya, Kimmy sekuat itu? Sampai berdarah gitu Kimmy pukul tadi perutnya?" ucap Kimmy, sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
"Samperin ga ya," ucap Kimmy lagi, bimbang untuk melihat laki-laki itu atau tidak.
Setelah berpikir cukup lama, akhirnya dengan langkah pelannya, Kimmy pun mendekati laki-laki yang masih memandanginya dengan tenang itu. Tidak ada sedikit pun ekspresi kesakitan yang laki-laki itu perlihatkan. Padahal melihat darah di kemejanya saja, Kimmy bisa menafsirkan jika luka pria itu cukup parah. Kimmy pun berjongkok di samping pria tersebut.
"Hei, kamu masih sadar apa engga?" tanya Kimmy, sambil menoel-noel tangan pria itu.
"Nama kamu siapa?" tanya Kimmy lagi, sambil menatap wajah pria itu.
"Saga," jawab Saga pelan, menatap wajah Kimmy dengan lekat.
"Oh, mau aku obatin ga?" tanya Kimmy lagi, yang dijawab dengan anggukan pelan oleh Saga.
Kimmy pun meletakkan tas sekolahnya di tanah, dan segera mengeluarkan kotak P3K, yang selalu dia bawa kemana-mana. Kimmy mulai membuka kotak tersebut, dan mulai berpikir langkah apa yang harus Kimmy lakukan pada luka pria yang katanya bernama Saga tersebut. Saga hanya diam, namun matanya tidak pernah lepas menatap setiap gerak-gerik Kimmy. Saga bahkan sepertinya lupa akan sakitnya, karena terlalu menikmati setiap perubahan ekspresi lucu wajah Kimmy yang sedang berpikir keras untuk mengobatinya.
"Boleh buka kemejanya ga nih? Mau lihat lukanya kayak apa," ucap Kimmy ragu.
Saga hanya menjawab dengan anggukan pelannya. Kimmy pun dengan perlahan menyingkap kemeja Saga, hingga luka yang cukup lebar itu terlihat jelas di mata Kimmy. Kimmy bahkan terbengong-bengong melihat luka Saga, yang cukup mengerikan bagi Kimmy. Bagaimana mungkin dengan luka lebar yang menganga ini, Saga masih terlihat tenang, seolah tidak terjadi apa-apa pada tubuhnya?
"Ini kena apa sampai bisa kayak gini?" tanya Kimmy sambil bergidik ngeri.
Bukannya menjawab, Saga malah terkekeh pelan melihat wajah takut Kimmy. Kimmy semakin heran dengan Saga. Apakah pria ini baik-baik saja? Apa jangan-jangan, selain luka fisik, Saga punya luka psikis juga ?
Gila? Batin Kimmy.
"Ini harus dibawa ke Rumah Sakit. Walaupun Kimmy, sering ngobatin siswa-siswi disekolahan karena luka. Tapi lukanya ga sehoror ini. Kimmy panggilin ambulans aja ya," tawar Kimmy, yang keberaniannya mulai pudar melihat luka Saga.
"Sebentar lagi orangku akan datang," jawab Saga tersenyum tipis.