Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Mencintai ayah angkat ku

Mencintai ayah angkat ku

kayla

5.0
Komentar
4.2K
Penayangan
11
Bab

Salahkah apabila seorang ayah-walaupun tidak sedarah-mencintai anak yang diasuhnya, dan cinta itu adalah cinta penuh hasrat untuk seorang pria pada kekasihnya. "Akhiri hubungan kita! setelah itu Daddy bebas bersama Tante Nanda dan Hana juga akan bersama dengan pria lai ..." Plakkkkkkkkk...! suara tamparan terdengar. Wajah Hana terhempas kesamping dengan rambut yang menutupi pipinya, karena tamparan yang diberikan Adam begitu kuat. Hana merasa sangat sakit terlebih pipinya yang sudah ditampar oleh Adam. Serasa panas di pipi itu, apalagi dihatinya. "Jangan pernah katakan hal itu lagi, sampai kapanpun kamu tetap milik Daddy, siapa pun tidak berhak memiliki kamu Hana." teriak Adam dengan amarah yang memuncak menatap tajam wanitanya. Ia menarik Hana dalam pelukannya. "Daddy egois, hiks hiks." Hana menangis sembari memukul dada bidang Adam. Apakah mereka akan tetap bersatu disaat mereka tak direstui? Bagaimana Adam mempertahankan hubungan mereka? Nantikan kisah mereka!

Bab 1 Nakal

Pagi telah tiba, tampak matahari sudah menampakkan cahaya dengan begitu malu malu. Masuk perlahan menyinari disela sela jendela kamar gadis cantik itu. Ia begitu tertidur nyenyak di kasur empuknya, yang berukuran king size. Kamar yang begitu luas dihiasi desain bunga bunga berwarna merah agak gelap.

Tampak jendela kamarnya belum juga terbuka karena pemilik nya masih saja tertidur memeluk guling empuknya dari balik selimut itu.

Ia tidur menggunakan baju tidur yang begitu terlihat seksi di tubuhnya dengan motif tembus pandang berwarna hitam yang memperlihatkan tubuh-nya. Ia memang terbiasa tidur menggunakan pakaian seksi seperti itu.

Suara langkah kaki terdengar memasuki kamarnya, Adam berdiri tepat di depan pintu kamar sambil menatap Hana dengan tersenyum menggelengkan kepalanya.

Ia lalu beranjak, melangkah perlahan kearah kasur itu. mendudukkan bokongnya di sisi samping kasur milik wanita itu. Ia memandangi Hana sambil mengukirkan senyuman penuh cinta pada anak angkat sekaligus cintanya itu.

Kedua tangan Adam bergerak di-atas pipi milik Hana, mengelusnya pelan dengan gerakan lembut penuh cinta. Hana yang masih memejamkan matanya, akhirnya menggeliat pelan saat merasakan, elusan lembut di pipinya.

"Eungh!." lenguhan pelan terdengar dari mulut Hana, ia perlahan membuka kedua matanya.

Dan hal pertama yang ia lihat di depan matanya adalah pria yang begitu ia cintai. Ia melebarkan senyuman itu saat mengetahui elusan itu, berasal dari tangan Adam.

"Dady." Hana tersenyum, lalu satu tangannya meraih tangan Adam yang masih berada di pipinya. Mengecup tangan kekar itu penuh sayang. Ia kemudian memberikan satu gigitan pelan di jari Adam dengan senyuman nakal.

"Kamu ingin menggoda ku, baby?" tanya Adam dengan menatap nakal kearah Hana.

"Hahaha, bukankah Dady yang ajarin aku" ucap Hana sambil mengigit bibirnya.

"Dasar anak nakal, umaach ... umaach ." seru Adam sambil memberikan dua serangan ciuman di pipi Hana dengan gemas.

"Daddy, aku belum mandi, jangan di cium." jerit Hana pelan dengan suara terdengar manja.

"Sudah mandi ataupun belum, kamu tetap aja wangi sayang, umaach." sahut Adam yang masih sibuk menciumi pipi Hana, Hinga ciuman itu turun perlahan di ceruk leher milik Hana.

Adam mencium leher Hana dengan kuat menggunakan kedua bibirnya hingga meninggalkan bekas merah di leher putih Hana.

"Eungh ... Dady jangan tinggalin jejak! Aku mau ke kampus pagi ini, nanti teman Hana bisa lihat, Dady." Hana mencoba menyingkirkan kepala Adam dari ceruk lehernya.

Takut jika Daddy-nya akan meninggalkan banyak jejak di-sana. Tapi Adam tidak juga mengangkat kepalanya dari leher itu. Ia masih saja asik mencium leher jenjang itu dengan begitu g**r*h.

"Daddy ..." mata Hana sudah terlihat sayu.

Adam menyeringai dibalik ceruk leher itu, saat mendengar des*han Hana. Ia lalu mengangkat kepalanya sebentar, lalu menyingkirkan selimut yang masih menutupi tubuh Hana. Membuangnya asal hingga tergeletak di atas lantai kamar.

Saat selimut itu sudah berhasil disingkirkan, Syaf menatap lapar melihat baju transparan yang dipakai Hana. Terlihat sangat menggoda imannya. Membuat ia menatap lapar tubuh itu.

"Kamu benar benar, menggoda sayang." ujar Adam dengan tatapan mendamba, ia lalu naik keatas kasur.

"Dady mau apa?" Hana sudah waspada dengan gerakan Daddy-nya. Ia sudah tebak jika Daddy nya sudah menaiki kasur seperti ini, akan berlanjut dengan adegan yang sudah sudah.

"Kita akan melakukan pemanasan dulu, sebelum kamu akan ke kampus." sahut Adam yang sudah menurunkan satu tali baju tidur Hana dengan tersenyum nakal.

"Jangan sekarang Dady, nanti aku terlambat ke kampus." ucap Hana mencoba menolak.

Ia memang akan ke kampus pukul delapan nanti, karena ia mempunyai jadwal pada jam itu.

"Kamu tidak akan terlambat baby," ucap Adam lalu memberikan remasan pelan di satu buah melon itu.

"Ah ... Dady." Hana m*nd*sah lagi sambil mengigit pelan bibirnya.

"Sangat nikmat bukan?" Adam tersenyum puas melihat Hana yang menikmati hal itu.

Adam kemudian menurunkan kepalanya didepan satu melon itu, lalu melahapnya dengan rakus.

"Eungh!." suara laknat Hana terdengar lagi, ia menekan kepala Adam lebih dalam, dibuah melon itu.

"Ah ... aku tidak tahan lagi dady." Hana menahan kepala Adam.

Adam lalu mendongakkan kepalanya keatas melihat wajah Hana yang sudah berkabut gairah.

Ia lalu bangkit, memindahkan kepalanya keatas tepat di wajah Hana. Ia memberikan satu kecupan di kening Hana dengan sayang.

"Baiklah, ayo kita mulai baby." ucap Adam.

Hana menganggukkan kepalanya sambil tersenyum nakal, Adam lalu berbaring di samping Hana dengan satu lengannya ia letakkan dibelakang kepala Hana. dan satu tangan lainnya ia gunakan untuk pemanasan nanti.

Mereka lalu melakukan aktivitas itu dengan penuh gairah dan cinta.

"Hmm ... ini begitu nikmat Daddy" racau Hana sesekali memejamkan matanya.

Mereka saling menikmati satu sama lain tanpa adanya penyatuan langsung. Yap Adam dan Hana memang tidak ingin melakukan penyatuan secara langsung. Mereka ingin melakukannya, jika hubungan itu memang sudah ada titik terang ke arah pernikahan.

Semoga saja.

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan tepat. Dan sudah pasti Hana akan terlambat beberapa menit ke kampus.

Tampak Hana menekuk wajahnya dengan kesal, saat memasuki ruang makan. Sementara Adam hanya senyum memandangi kedatangan Hana. Hana meruncingkan bibirnya ke-depan.

"Udah dong mukanya! Dari tadi loh kamu kayak gini." ucap Adam menatap Hana yang baru saja duduk di tempat duduk yang bersebelahan dengan Adam.

Hari ini, ia memang mengantarkan Hana untuk ke kampus setelah itu, barulah ia ke kantornya.

"Ish ... ini juga gara gara Dady, aku jadi nggak tepat waktu kan." ucap Hana sambil meraih satu gelas susu di depannya, kemudian meneguknya hingga tandas.

"Kamu juga keenakan sayang, kalau kamu lupa." Adam meledeknya.

Sontak pipi hana menimbulkan semburat merah di-sana. "Ih Daddy ..." ucapnya dengan wajah terlihat malu.

Sementara Adam hanya terkekeh melihat kelakuan anaknya. Lebih tepatnya kekasih hatinya.

"Sini, biar Daddy suap-in." Adam meraih sendok di atas piring, lalu menyuapkan Hana nasi goreng itu ke-mulutnya.

Hana tersenyum kecil menerima suapan itu, perlahan rasa kesalnya tadi hilang tergantikan dengan senyuman senang.

Ia lalu mengambil alih sendok yang dipegang Adam, lalu menyendok kan lagi ke mulut Adam. Mereka saling menikmati makanan itu satu piring berdua.

Pembantu yang sedari tadi berada tidak jauh dari mereka, menatap dengan berbagai macam reaksi. Ada yang menatap iri keduanya dan ada juga yang menatap curiga hubungan majikannya dengan anak angkatnya itu.

"Kamu curiga nggak sih? Sama hubungan mereka?" Bisik salah satu pembantu itu.

"Diam kamu mau didengar Tuan Adam?. Seketika pembantu itu terdiam.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh kayla

Selebihnya
Love my adoptive father

Love my adoptive father

Modern

5.0

Mengisahkan sepasang kekasih yang saling jatuh cinta dengan perbedaan usia yang sangat jauh, mereka adalah Alexander Lux dan Bella Laurent. Pria tampan dan gagah berusia 42 tahun yang mencintai anak angkatnya sendiri Bella juga sama mencintai Alexander saat pertama kali pria itu memutuskan mengadopsi dirinya dan membawanya saat ia berusia 13 tahun dari panti asuhan. Ia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, seiring kebersamaan mereka pada akhirnya tumbuh rasa cinta satu sama lain antara mereka. Alasan Alex memutuskan untuk mengadopsi seseorang anak dari panti asuhan karena merasa sakit hati dan hancur ditinggalkan oleh sang kekasih yang begitu ia cintai tanpa kabar sedikitpun. Dari situlah ia tidak ingin lagi berurusan dengan perempuan lain yang akhirnya membuatnya terluka kembali, dan lebih memilih mengadopsi anak perempuan tanpa harus menikah dan mempunyai anak. Tapi siapa sangka! ternyata keputusannya malah berbalik arah, niat hatinya tidak ingin jatuh cinta lagi malah sebaliknya ia jatuh cinta pada Bella anak angkatnya sendiri seiring kebersamaan mereka. Wanita itu seakan membawa warna dalam kehidupannya yang sebelumnya begitu suram, tawa dan canda selalu ia rasakan saat bersama Bella. Wanita yang berhasil membuatnya tergila gila. Hubungan mereka pun semakin intim saat keduanya memutuskan memulai hubungan terlarang itu, mereka layaknya sepasang suami istri yang menjalani hidup rumah tangga. Tapi perjalanan cinta mereka tak sampai disitu, kini Alex dan Bella harus dihadapkan dengan ujian baru yaitu perjodohan yang direncanakan oleh ayah dan ibunya Alex untuk menjodohkan anaknya dengan wanita lain. Dan kedatangan mantan Alex yang tiba tiba itu pun semakin membuat ujian itu begitu rumit bagi keduanya. Apakah mereka akan mempertahankan hubungan mereka disaat orang tua Alex ingin menjodohkannya dengan wanita lain? Bagaimana Bella dan Alex bisa melewati ujian itu disaat Laura mantan kekasih Alex kembali lagi dalam kehidupan Alex? Apakah Bella yang akan mengikhlaskan semua itu dan memilih pergi meninggalkan Alex dari kehidupannya? Ataukah malah sebaliknya. Nantikan kisah mereka! 21+

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku