Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
MENIKAHI CALON ISTRI SAHABAT

MENIKAHI CALON ISTRI SAHABAT

Kiki Rizki

5.0
Komentar
3
Penayangan
20
Bab

Tidak bisa memiliki meski sudah bisa menggapainya. Lamaran sama kakak kampusnya. Nikahnya malah sama sahabat, calon suaminya. Sengaja jauh - jauh datang menemui sahabatnya. Albar mengutarakan permintaan sakralnya pada Rayyen. "Nikahi dia demi aku Rayy!" Rayyen terhenyak mendengar keinginan Albar padanya. Bagaimana mungkin, telah lama mereka tidak berjumpa. Dan sekalinya bertemu Albar malah meminta hal aneh pada dirinya. Rayyen meragukan permohonan Albar padanya. Rayyen takut kalau Albar hanya melimpahkan kesalahannya. Karena ia tahu Albar kerap mempermainkan hati wanita. "Jangan bercanda kamu Al! Aku tahu ini hanya lelucon konyolmu ..." sanggah Rayyen tak percaya. "Ak - ku, akku serius Ray. Aku tidak bercanda. Lihatlah aku sekarang! Bukankah aku berbeda dari yang dulu." Albar meminta Rayyen untuk mengamati dirinya. Rayyen sebenarnya tahu Albar sedang tidak baik - baik saja. Tapi dalam hati ia menolak, dan pikiran buruk itu segera ia tepis jauh - jauh. "Apa yang terjadi padamu, bukankah kamu selama ini baik - baik saja. Albar tersenyum pilu, "aku sedang tidak baik saja Ray. Lihatlah! Tubuhku semakin kurus dan wajahku semakin tirus. Warna kulitku pucat pasi. Dan rambut di kepalaku, semakin hari semakin rontok ..." Bagaimana bisa Rayyen menikahi Aliffa, wanita yang tidak pernah di kenalnya. Bahkan sebaliknya? Bagaimana bisa ia memutuskan dan melupakan pertunangannya dengan Zeanna wanita pilihan ibunya? Albar Mattew mantan Casanova. Aliffa Khanza wanita bersahaja anggun dan shalihah. Muhammad Rayyen Azzam pemuda sukses dan bijak. Santun serta berhati lembut. Zeanna Luwita seorang modeling yang berada di puncak karir. Happy reading all ... selamat datang di novel ku dengan genre roman religi.

Bab 1 1. Pertemuan Dua Sahabat

"Nikahi dia demiku Ray ..." Albar terbata mengatakannya pada Rayyen sahabat masa kecilnya, hingga dewasa. Di balik kaca mata itu, dua bola matanya berbinar. Bukan karena ia bahagia. Tetapi menahan tangis kesedihannya. Di sana terlihat Albar yang lemah tak berdaya. Albar yang rapuh. Albar yang tidak mempunyai pendirian lagi. Dan penuh keputus asaan. Padahal dulunya, Albar lelaki yang tangguh, lelaki macho nan maskulin. Bahkan wajahnya yang tampan memesona. Yang dulunya jadi idaman dan dambaan para kaum hawa. Sekarang terlihat semakin tirus dan muram. Tubuhnya tampak ringkih, dan kurus.

Aura wajah dan warna kulitnya pucat pasi. Penyakit mematikan yang kian hari menggerogoti tubuhnya, membuatnya kian terpuruk dan kehilangan jati diri.

Sahabat mana, yang tidak iba. Melihat kondisi buruk sahabatnya kini. Tampaknya Albar begitu tertekan. Rayyen terhenyak mendengar keinginan sahabat karibnya itu. Lama tidak bertemu, sekalinya berjumpa Albar malah mengutarakan keinginan sakral pada dirinya. Bukan tanpa alasan, Rayyen menjadi berpikiran aneh pada Albar. Seperti yang ia kenal Albar kerap mempermainkan hati wanita.

Jangan - jangan Albar melakukan hal buruk pada wanita itu. Hingga ia melimpahkan kesalahannya padaku.

"Apa katamu Al, ucapanmu tidak masuk akal. Kamu sedang tidak bercanda kan?" sahut Rayyen tergugu.

"Tidak Ray, dia wanita yang baik. Aku tak ingin kehilangannya. Namun aku juga tidak rela dia di miliki orang lain. Aku ingin kamu yang menggantikan posisiku. Aku percaya padamu Ray, aku sudah sangat mengenalmu," jelas Albar yakin dan mulai tersedu. Pria ini tak dapat lagi menyembunyikan rasa pilunya. Rasanya takdir begitu pahit. Tidak bisa memiliki meski sudah bisa menggapainya.

"Tapi kenapa Al, kenapa harus aku, apa yang membuatmu tidak bisa mendampinginya?" tanya Rayyen berat juga meragukan.

"Aku, aku, ak - ku ..." terisak. Air mata luruh membanjiri wajah lelaki itu. Ia tidak dapat lagi menahannya. Sedangkan hati Rayyen pun ikut hancur menyaksikan Albar yang sesenggukan. Seolah - olah ia tidak mengenal lagi sahabatnya. Entah kemana Albar yang dulu. Albar sekarang sangatlah berbeda. Tadinya ia bimbang dengan permintaan sahabatnya itu. Tapi ia bisa melihat dengan jelas. Sesakit dan seserius itukah perasaan sahabatnya. Sedalam itukah luka hatinya. Dan secinta itukah Albar pada wanita yang tak pernah di kenalkan padanya. Dan kini Albar memintanya untuk menikahinya.

"Kenapa Al, ada apa denganmu, apa yang terjadi padamu?" desak Rayyen sembari menahan salivanya.

'"Aku sakit Ray, aku tidak bisa mendampinginya. Dan umurku hanya tinggal beberapa bulan lagi", sahut Albar dengan tangis yang semakin menjadi. Mendengar pengakuan sahabatnya, hati Rayyen rasanya luluh lantak. Ia tidak percaya kalau Albar sebentar lagi di takdirkan harus, pergi meninggalkan dunia ini. "Bagaimana bisa Al, bagaimana bisa ini terjadi padamu? Tidak! Aku tidak percaya dengan semua ini. Kamu adalah lelaki yang kuat, sahabatku Albar adalah lelaki yang tangguh," Rayyen berusaha mengelak. "Kamu bohong Al ..." tuding Rayyen lagi.

"Ti - tid - tidak! Aku tidak berbohong Ray, percayalah ..." Albar menggenggam kedua tangan Rayyen terisak. "Selama ini aku terus menjalani pengobatan. Aku berusaha untuk sembuh. Demi keluargaku, dan demi wanita yang ku cintai. Tapi ..." jelas Albar terputus sembari menunduk. "Tapi dokter mengatakan tidak ada harapan", sambungnya masih dengan tangis yang menggebu.

Rayyen sebisanya menenangkan sahabatnya. Menepuk dan mengusap - usap pundak Albar. Ia memilih bungkam seribu bahasa. Rayyen tahu ada banyak hal lagi, yang ingin Albar sampaikan padanya.

"Sudah lebih dari setengah tahun yang lalu. Aku menjalin hubungan dengan seorang wanita. Namanya Aliffa. Aliffa adalah adik kelas di kampusku. Aku merasa benar - benar jatuh hati padanya. Dia wanita yang anggun. Wanita shalihah, wanita mahal yang pernah ku kenal dalam hidup ku.Berulangkali aku menyatakan cinta padanya. Namun Aliffa terus menolakku. Katanya tidak ada yang namanya pacaran dalam hidupnya. Aliffa sangat menaati orang tuanya. Ia berbeda dengan wanita lain, yang pernah ku kenal sebelumnya." Mengingat Aliffa membuat Albar sedikit merasa lebih lega, dengan kondisi hatinya yang kini tengah sangat berkecamuk.

"Aku berusaha keras menaklukkan hatinya. Hingga aku lulus kuliah, Aliffa masih tetap pada pendiriannya. Dan pada akhirnya, Aliffa mengajakku ke pesantren milik pamannya," cerita Rayyen mengenangnya. Wajahnya bisa sedikit sumringah mengingat kala - kala itu.

"Lalu apa yang terjadi?" tanya Rayyen menatap Albar penuh perhatian. Ia terus mendengarkan cerita sahabatnya dengan seksama.

Albar menarik bibirnya lebar, "di sana aku menemukan kedamaian. Dan ketentraman jiwa, yang selama ini tidak pernah ku dapatkan di keluargaku. Aku banyak belajar. Sungguh sangat indah. Aku pun semakin takjub, dengan wanita itu. Dia mampu merubah hidupku ke arah yang lebih baik. Seiring berjalannya waktu, aku mau belajar dan menimba ilmu agama di sana. Hingga aku bertekad mau berubah. Dan aku pun akhirnya merubah diriku menjadi lebih baik. Dan sampai pada akhirnya, kedua orang tua Aliffa menyuruh ku untuk melamar putri mereka."

Albar menyeka air matanya.

"Aku bahagia tiada tara. Angan - anganku untuk bisa memiliki seorang Aliffa bukan hanya khayalan semata. Aku pun bertanya pada Aliffa apakah dia mau menjadi istriku. Dan Aliffa menjawab 'iya'. Aku sangat gembira pada saat itu. Bahkan kedua orang tua ku pun sudah merestui hubunganku kami. Dan sedikit lagi perjuangan cintaku hampir saja selesai. Kami akan melenggang ke jenjang pernikahan. Tapi ..." Albar memotong ceritanya dan tangisnya kembali pecah.

"Tiga bulan setelah lamaranku pada Aliffa. Aku merasa kondisiku kurang sehat. Bahkan sakitku, kian hari semakin parah. Awalnya aku mengira aku hanya keletihan. Tapi setelah aku memeriksakan diriku lebih dalam. Dokter memvonis ku menderita kanker paru stadium akhir. Mau tidak mau aku harus terima. Memang dulu pola hidupku sangat tidak sehat. Dan, aku rasa ini hukuman Tuhan untukku," aku Albar pasrah dengan mata yang masih berkaca - kaca

Rayyen masih memilih diam. Ia mencermati dan memahami cerita demi cerita yang di jabarkan Albar padanya. Meski mereka berjauhan berada di negara yang berbeda. Rayyen hafal betul sifat dan tabiat asli sahabatnya itu. Dan kali ini Albar memang sedang tidak bergurau padanya. Tentang permintaan sakralnya. Dan ini menyangkut masa depannya dan wanita itu. Rayyen dan Albar memanglah sangat jauh berbeda. Albar terkenal dengan sifat playboy nya. Hidupnya kerap di kelilingi oleh beberapa wanita. Di penuhi dengan dunia hiburan gemerlap malam. Karena kesibukan sang ayah, dalam mengelola bisnis kerjanya. Albar tumbuh menjadi pribadi yang nakal dan urakan. Albar merasa kurang di perhatikan oleh sang ayah. Hingga ia memutuskan untuk mencari pelampiasan egonya dengan memilih jalan hidup yang salah. Dan ia adalah pemuda blasteran. Lahir dari keturunan Indonesia - Belanda. Namun ibunya memilih menetap di Indonesia. Sedangkan Rayyen berdarah asli Indonesia. Tetapi karena bisnis ayahnya yang begitu maju dan berkembang pesat di luar negara, keluarganya memutuskan untuk tinggal menetap di Swiss. Tak jauh berbeda Rayyen tumbuh dengan keluarga yang lengkap. Namun orang tuanya selalu berusaha memberikan kasih sayang yang pantas pada, putra semata wayangnya di sela - sela kesibukan mereka. Bertolak belakang dengan Albar, Rayyen adalah pemuda cerdas di penuhi dengan segudang prestasi. Ia mampu mengelola bisnis ayahnya di usianya yang sangat muda. Dan kini Rayyen pemegang saham seutuhnya, di perusahaan yang telah lama di kelola sang ayah. Sejak ayahnya tutup usia. Maka dari itulah, Albar mempercayakan Aliffa pada Rayyen. Yang ia yakini, mampu membahagiakan Aliffa dan memberikan hidup layak pada kekasihnya itu. Selain itu juga Rayyen memiliki kepribadian yang santun. Rayyen memiliki hati yang lembut. Bagi Albar, Rayyen sangat cocok di sandingkan dengan Aliffa. Albar telah meyakini, semua takdir yang terjadi padanya. Adalah jalan untuk mempersatukan Rayyen dan Aliffa. Dan ia hanyalah perantara.

"Bagaimana Rayy, apa kamu bersedia menikahi Aliffa untukku?" pertanyaan itu membuat Rayyen terbelenggu.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Kiki Rizki

Selebihnya
MENANTU KONTRAK

MENANTU KONTRAK

Romantis

5.0

Setelah Ayahnya meninggal dunia. Anindya Putri. Seorang gadis yang berasal dari keluarga sederhana. Harus rela di usir dari rumah, oleh Ibu tirinya yang kejam. Tetapi takdir mempertemukan dirinya pada sebuah kertas selebaran, yang berisikan lowongan pekerjaan. Selebaran tersebut, membawa hidupnya masuk pada sebuah keluarga yang kaya raya yaitu keluarga Nenek Zylvana. Nenek Zylvana kala itu, tengah sakit keras. Ia ingin di usia senjanya, menyaksikan Reivan cucu satu - satunya sudah menikah. Hal itu membuat Nyonya Nadia, putri dari Nenek Zylvana berencana mencari seorang gadis untuk dinikahkan dengan putranya Reivan. Agar ia bisa memenuhi keinginan terakhir Ibunya. Masa lalu Reivan yang kelam. Membuat Reivan menjadi selektif dan sensitif terhadap seorang wanita. Hingga ia sulit untuk menemukan pasangan hidup. Anindya terpilih sebagai 'Menantu Kontrak' Nyonya Nadia. Ia memiliki kualitas yang di inginkan Nenek Zylvana. Karena himpitan hidup, Anindya terpaksa menerimanya. Begitu pun Reivan yang terpaksa menikahinya. Setelah pernikahan kontraknya dengan Reivan. Anindya menjalani biduk rumah tangganya, selalu atas kehendak Nenek Zyl. Apapun itu! Nenek Zyl yang memiliki sikap rewel dan kekanak - kanakan. Membuat keduanya menjadi dekat. Meski begitu sering terjadi kesalah pahaman antara Anin dan Reivan, karena sikap Reivan yang egois. Seiring berjalannya waktu, hingga masa lalu Reivan terkuak. Anin benar - benar jatuh cinta dengan Reivan. Demi memperjuangkan cintanya pada Reivan, Anin hampir saja kehilangan nyawanya. Bahkan hidupnya menjadi semakin rumit. Bagaimana kisahnya? Selengkapnya baca saja, Menantu Kontrak.

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku