Ketika Obsesi seorang wanita dalam mengejar impiannya. Malah membuatnya terjebak, menjadi Sekretaris CEO dingin dan menyebalkan. CEO itu mantan Kaka kelasnya. Yang pernah menyatakan cinta padanya. Wanita ini menolaknya karena dia cupu. Sinopsis "Apakah waktu selama 5 tahun lebih. Belum cukup membuktikan betapa aku mencintaimu?! Aku terlalu bodoh dan kamu adalah gadis beruntung. Di luar sana masih banyak wanita yang ingin mengantri jadi istriku." Dion Prakasa seorang CEO muda. Pewaris tunggal perusahaan ternama di kotanya. Menolak keras berhubungan dengan mahluk yang di sebut wanita. Tetapi hal itu terpatahkan, saat takdir mempertemukan dirinya lagi. Dengan mantan adik kelasnya, Keyla Aliffa. Dia cinta pertamanya, sekaligus wanita yang membuatnya muak akan cinta.
"Keyla Alifa!" suara panggilan itu menggema dari dalam salah satu ruangan perusahaan ternama. Yaitu PT PERKASA GROUP. Seorang pria, bertubuh gempal mengenakan dasi serta jas dan kemejanya. Lengkap dengan celana kerja yang terlihat ketat. Karena kesempitan. Penuh wibawa, memanggil nama seorang wanita yang ada di luar ruangannya. Gadis itu melangkah dengan rasa percaya diri, menuju asal suara yang tengah memanggilnya.
Aku yakin! Aku pasti akan di terima di perusahaan ini. Itu impianku sejak dulu! Seloroh gadis manis ini dalam hati. Ia teramat yakin dan percaya diri. Melangkah dengan pasti. Sebelumnya, ia sudah berlatih untuk menghadapi interviewnya hari ini. Ialah Keyla Aliffa. Keyla membenahi sedikit penampilannya. Ia tidak ingin ada sesuatu yang salah. Atau ada hal lain yang menghalangi langkahnya. Mewujudkan cita-citanya. Ia sudah memegang gagang pintu, untuk menunju ke dalam.
Pintu terbuka. "Permisi, pagi Pak!" sapa Keyla menurunkan setengah punggungnya. Melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Pria bertubuh gempal itu menyambutnya hangat. Menatapnya tersenyum tipis. Sepertinya, gadis ini yang di maksud Pak CEO! Batinnya menduga.
Keyla mendekati kursi, yang ada di depan meja kerja pria tersebut. "Silahkan duduk!" perintah pria itu ramah. Ia terlihat di temani asisten pribadinya atau sekretarisnya. Seorang perempuan, dengan usia tidak terpaut jauh dari sang pria. Keyla mematuhinya. Dan duduk di depan pria yang menjabat sebagai Manager HRD di perusahaan itu. Ia nampak sumringah. Dengan kehadiran Keyla. "Bagaimana, apa kamu sudah siap untuk interview hari ini?"
Keyla mengangguk yakin, "Iya Pak! Saya siap."
Sang HRD itu menghela nafasnya. Mengamati CV yang Keyla kirimkan secara berulang. Untuk meyakinkan bahwa benar gadis ini yang Pak CEO maksud. Melihat tindakannya, membuat Keyla sedikit gugup. Muncul keraguan dalam hatinya.
"Keyla Alifa!" panggilnya sekaligus membaca lembaran CV yang di pegang nya. Ia menyatukan alisnya. Menatap Keyla seksama. Gadis berusia 20 tahunSarjana 1 Teknik Komputer, lulusan terbaik di kampusnya. Pernah bersekolah di SMA yang sama dengan Pak CEO.
"Kenapa Pak?" tanya Keyla merasa aneh. Ia menyorot seksama raut wajah pria yang ada di hadapannya itu.
Sang HRD itu menggeleng, "Oh tidak apa - apa!"
"Saya baru ingat, sesuai arahan pimpinan perusahaan ini, kamu akan di interview langsung olehnya," tambahnya lagi.
Pernyataan pria itu membuat kedua bola mata Keyla sedikit terbelalak. Apa!? Aku akan di interview langsung oleh pimpinan perusahaan ini. Pekik Keyla dalam hati.
"Kenapa Pak? Ada apa dengan CV yang saya kirimkan, apa ada masalah?" tanya Keyla beruntun karena panik.
"Oh tidak! Menurut saya tidak ada masalah. Saya hanya menuruti perintah darinya. Untuk itu, kamu bisa langsung menuju ruangannya!" tegas pria itu memerintah.
"Maaf Pak, tempat ini masih terlalu baru untuk saya. Saya tidak tahu di mana ruangan beliau," keluh Keyla keberatan.
"Tenanglah! Asisten saya akan mengantarmu menuju kesana," jawab pria itu menenangkan. Wanita yang sedari tadi berdiri di samping pria tersebut. Lantas melempar senyum ke arah Keyla. "Mari saya antar!" ajaknya santun. Keyla segera beranjak dari kursi, dan berjalan melangkah keluar ruangan mengikuti Sekretaris pria tersebut.
Tiga menit berselang. Setelah melewati ruang demi ruangan, dan beberapa anakan lift. Akhirnya Keyla dan Sekretaris pria itu telah sampai. Mereka tepat berada di depan sebuah pintu yang bertuliskan ruangan Chief Eksekutif Officer atau biasa di singkat dengan CEO. Keyla menatap tulisan itu, dengan meneguk ludahnya. Mendadak rasa percaya dirinya meredup. Ada firasat yang membuat perasannya menjadi tidak nyaman. Mendadak ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya. Membuatnya terasa sakit untuk menelan. Keringat panas dingin mulai mengalir, dari kening hingga turun ke leher beningnya. Keyla gelisah. Sekretaris HRD tersebut, perlahan membuka ganggang pintu ruangan tersebut. Ia menyuruh Keyla untuk menunggu sebentar di luar.
Sembari menggigiti bibir bawahnya, Keyla mengangguk berat. Beberapa detik kemudian, setelah Sekretaris HRD itu menyampaikan kedatangan Keyla. Ia menyunggingkan senyum simpulnya ke arah Keyla, yang semakin resah tak karuan.
"Tadi saya sudah berbicara dengan Pak CEO. Dan CV kamu sudah saya serahkan, pada dirinya. Dia menyuruhmu untuk masuk ke dalam!" perintahnya.
Mendengarnya, Keyla lumayan bisa bernafas lega. Tapi ia masih merasa janggal dengan semua itu. "Baik, terimakasih atas bantuan anda," sahut Keyla tersenyum di paksakan.
"Sama - sama, semoga sukses!" semangatnya. Dan berlalu pergi meninggalkan Keyla yang masih nampak tercenung.
Keyla menarik nafas dalam dan menghembuskannya cepat. Ia berusaha memunculkan kembali rasa percaya dirinya yang tadi sempat menciut. Kamu pasti bisa Keyla!
Dengan harapan besar Keyla menyentuh gagang pintu itu. Ia memutarnya perlahan. Terbuka!
Keyla mengamati ruangan dingin itu dari arah luar. Ia masih takut untuk masuk. Meski ruangan itu, terlihat cukup besar. Namun suasananya terasa horor di mata Keyla. Banyak lampu yang terlihat sengaja di matikan. Dan hanya ada beberapa lampu yang menerangi. Tidak seperti ruangan CEO yang sering ia lihat di televisi. Keyla jadi merinding ketika memasukinya.
Nampak dari jarak satu meter. Di mana kini Keyla sedang berdiri. Terlihat di bagian ruangan tersebut, seorang pria bertubuh tinggi tegap bak atletis. Dengan setelan jas dan kemejanya. Serta celananya yang bergaya elegan. Tengah duduk fokus dengan laptopnya, yang ada di atas meja kerjanya. Posisinya saat itu membelakangi Keyla. Ia juga terlihat sibuk mengamati proposal demi proposal yang ada di tangannya. Keyla melangkah pelan sembari menahan Saliva.
"Itukah pimpinan perusahaanini? Dia kah yang akan menginterview diriku?" celetuk Keyla berbisik dengan rasa cemas.Ia sudah sampai di depan meja sang CEO misterius itu. Keyla memberanikan diri menyapa pria yang kini tengah duduk di hadapannya.
"Pagi Pak! Saya Keyla Alifa yang akan melakukan interview hari ini," sapa Keyla memperkenalkan diri. Suaranya bergetar karena gugup yang menguasainya.
"Maaf Pak, saya di perintahkan untuk langsung menuju ke ruangan Bapak. Saya tidak salah kan Pak?" tambah Keyla ragu.
Mendengarnya, seketika lelaki tampan berwajah oriental ini, melirikan matanya ke arah samping. Sorot matanya tegas dan tajam. Keyla! Kamu sudah datang. Ia tersenyum smirk.
Lelaki ini pun meletakkan semua lembaran kertas yang ada di tangannya ke atas meja. Dengan posisi masih membelakangi Keyla. "Kamu tidak salah. Silahkan duduk!" pintanya dengan nada bariton. Keyla menurut, ia menarik kursi yang ada di sampingnya lalu mendudukinya. Kerisauan masih terus menyergapnya.
Dan lelaki itu pun dengan gerakan sedikit lamban, memutar kursi kerjanya ke arah Keyla. Mengiringi gerakan tubuhnya. Wajah maskulin itu, kini terpampang jelas di hadapan Keyla. Keyla sempat terpaku menatapnya. Mereka saling menatap satu sama lain. Keyla merasa wajah itu tak asing baginya. Ia merasa pernah bertemu sebelumnya. Namun Keyla sedikit lupa entah di mana.
Pria ini memandangi Keyla begitu sinis. Kedua matanya seolah tak ingin berkedip. Ada rasa rindu, bercampur kebencian dari dalam sorot matanya."Apa kabar Keyla, apa kamu masih mengingatku?" sapanya sekaligus melontarkan pertanyaan yang cukup mengejutkan.
Deg! Bak petir di siang bolong. Ribuan pertanyaan pun bermunculan di dalam batin Keyla. Mengapa dia berkata seperti itu. Seolah - olah telah lama mengenalku. Siapakah gerangan dirimu? Hei pria bermata tajam! Keyla tertegun.
"Sudah lama kita tidak bertemu. Atau kamu sudah lupa? Aku Dion Prakasa! Cowok cupu, kutu buku, yang pernah menyatakan cinta padamu di waktu SMA. Kamu masih ingat bukan?!" jelas sang CEO menyatukan dua tangannya untuk menopang dagunya. Dion terlihat santai namun angkuh.
Mendengar pernyataan Dion tubuh dan tangan Keyla gemetar. Dua buah bola matanya nyaris keluar, karena saking kagetnya. Dia tidak percaya. Apa !? Dia si Culun Kutu Buku itu, ah! Tidak mungkin. Ini tidak mungkin. Ini pasti cuma mimpi. Batin Keyla memberontak, sangat sulit di percaya.
Haruskah aku pura - pura amnesia? Atau kabur saja ...
Bab 1 1. CEO Misterius
06/02/2025
Bab 2 2. Mantan Rival
06/02/2025
Bab 3 3. Kesiangan ( Arman dan Diana Rose)
06/02/2025
Bab 4 4. Akibat Kesiangan ( Intan bar - bar dan Si Innocent Leon)
06/02/2025
Bab 5 5. Akibat Kesiangan part 2
06/02/2025
Bab 6 6. Pengenalan
06/02/2025
Bab 7 7. Damn!
06/02/2025
Bab 8 8. Pemandangan Panas Dingin
06/02/2025
Bab 9 9. Makanan dan Hukuman
06/02/2025
Bab 10 10. Lembur
06/02/2025
Bab 11 11. Afternoon Meal
06/02/2025
Bab 12 12. Angan - Angan Kosong
06/02/2025
Bab 13 13. Hampir Saja
06/02/2025
Bab 14 14. Rangkulan Tak Terduga
06/02/2025
Bab 15 15. Penyesalan
06/02/2025
Bab 16 16. Malam itu
06/02/2025
Bab 17 17. Masih Malam dan Dion
06/02/2025
Bab 18 18. Pemandangan Indah Yang Membuat Emosi Meluap
06/02/2025
Bab 19 19. Dua Ratu
06/02/2025
Bab 20 20. Tunggu!
06/02/2025
Buku lain oleh Kiki Rizki
Selebihnya