Perjalanan Cinta Si Cupu Yang Menjadi CEO
Rasanya membuat penuh seisi gendang telinganya. "Ya!" sahut Dion tersentak. R
hu sedari tadi aku meman
kan dasinya. Untuk menu
?" Dion berbicara dengan gayanya yan
ggil saja lebih keras," ujar Keyla menirukan salah satu kartun di TV. Dion terkekeh melih
nggilku?" tanya Dion masih
lembaran kertas yang di berinya map berwarna merah muda. Ia meletakkannya sopan ke atas meja Dion. Dion segera meraih
nya ini sudah oke," Dion mengiyakan mangut - mangut. "B
... tili
an gerakan sigap, Dion mengangkat dan menjawabnya. "Pa
menyusul dengan sekertaris s
u!" ujar pak Manager
akan rapat. Tolong benahi penampilanmu!" tukas Dion memerintah. Keyla celingukan menatap d
an mencolok seperti biduan di luar sana? Oh tidak! batin Keyla b
dip - ngedipkan matanya. Ia bersifat begitu karena salah sangka. M
erasa grogi. Apa - apaan kamu Keyla? Bisanya berti
ekali aku mencu
sarkan lubang hidungnya serta membuka lebar matanya. Ia membuat ek
saya rapikan dulu penampilanmu! Terutama rambutmu." Akhirnya Dion lega bisa mengatakan apa yang ia inginkan sampaikan pada Keyla. Dion memang menyukai Keyla. Tapi kalau harus memilih, Dion lebih menyukai Keyla mengepang rambut
Oh iya! Mungkin benar juga. Dion tidak suka mel
kamar mandi sebentar untuk merapika
gan lama - lama!"
mpilannya. Dengan gaya rambut ponytail tampak semakin cantik. Ia melangk
on melangkah masuk di iringi Keyla yang menundukkan wajahnya. Suasana hati Keyla sedikit bergemuruh. Rasanya campur aduk tidak karuan. Gugup, kikuk, canggung,
- dekat dengan Dion. Sudah mati - matian, ia berusaha menaklukkan hati Dion. Tetapi sedikitpun lelaki itu tidak pernah tergugah. Dion tetap cuek, dingin, dan angkuh. Dion tetap pada pendirian
ersama dengan Pak Dion? Ini tidak boleh di b
atapan benci dan kesal, t
di ruangan itu. Ia dan Keyla kini tengah berdiri di depan kursi kepemimpin
jah sumringah terpancar jelas dari wajah Dion hari ini. Ia terlihat sangat bersemangat dari biasanya. Kar
ya kira cukup baik," buka Dion basa
asa nanti, ia bisa cepat meneruskan usaha bisnis yang telah di kelola sang ayah, selama bertahun-tahun lamanya. Terbukti saat Dion naik kelas 8 SMP, sang ayah tutup usia. Dan, ibunya pun tidak mempunyai keahlian untuk terus menjalankan bisnis tersebut. Perusahaan yang ayah Dion kelola hampir bangkrut. Beruntung ada sang paman yang baik hati, mau menolong mereka. Yaitu ayahnya Leon untuk sementara hingga Dion lulus kuliah, ayah Leon lah yang menjalankan bisnis usah
ini kedatangan beberapa tamu penting. Selain Pak Dimas dan Pak Reza