Perjalanan Cinta Si Cupu Yang Menjadi CEO
h gempal mengenakan dasi serta jas dan kemejanya. Lengkap dengan celana kerja yang terlihat ketat. Karena kesempitan. Penuh wibawa, memangg
gkah dengan pasti. Sebelumnya, ia sudah berlatih untuk menghadapi interviewnya hari ini. Ialah Keyla Aliffa. Keyla membenahi sedikit penampilannya. Ia tidak
gkahkan kakinya masuk ke dalam. Pria bertubuh gempal itu menyambutnya hangat. Menat
dinya atau sekretarisnya. Seorang perempuan, dengan usia tidak terpaut jauh dari sang pria. Keyla mematuhinya. Dan duduk di depan pria yang menja
k yakin, "Iya P
rulang. Untuk meyakinkan bahwa benar gadis ini yang Pak CEO maksud. Meliha
tukan alisnya. Menatap Keyla seksama. Gadis berusia 20 tahunSarjana 1 Teknik Kompute
neh. Ia menyorot seksama raut waja
nggeleng, "Oh t
an perusahaan ini, kamu akan di interv
ikit terbelalak. Apa!? Aku akan di interview langsung
g saya kirimkan, apa ada masalah?"
a menuruti perintah darinya. Untuk itu, kamu bisa la
ru untuk saya. Saya tidak tahu di mana
i berdiri di samping pria tersebut. Lantas melempar senyum ke arah Keyla. "Mari saya antar!" ajaknya santun.
ingkat dengan CEO. Keyla menatap tulisan itu, dengan meneguk ludahnya. Mendadak rasa percaya dirinya meredup. Ada firasat yang membuat perasannya menjadi tidak nyaman. Mendadak ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya. Membuatnya terasa
kemudian, setelah Sekretaris HRD itu menyampaikan kedatangan Keyla. Ia men
CV kamu sudah saya serahkan, pada dirinya. Dia
masih merasa janggal dengan semua itu. "Baik, terimakasi
atnya. Dan berlalu pergi meninggalka
. Ia berusaha memunculkan kembali rasa percaya dirin
nyentuh gagang pintu itu. Ia
Namun suasananya terasa horor di mata Keyla. Banyak lampu yang terlihat sengaja di matikan. Dan hanya ada beberapa lam
engan setelan jas dan kemejanya. Serta celananya yang bergaya elegan. Tengah duduk fokus dengan laptopnya, yang ada di atas meja kerjanya. Posisinya sa
Keyla berbisik dengan rasa cemas.Ia sudah sampai di depan meja sang CEO misteri
terview hari ini," sapa Keyla memperkenalkan diri.
angsung menuju ke ruangan Bapak. Saya
i, melirikan matanya ke arah samping. Sorot matanya tegas
sih membelakangi Keyla. "Kamu tidak salah. Silahkan duduk!" pintanya dengan nada bariton. Keyla menu
maskulin itu, kini terpampang jelas di hadapan Keyla. Keyla sempat terpaku menatapnya. Mereka saling menatap satu sama la
rasa rindu, bercampur kebencian dari dalam sorot matanya."Apa kabar Keyla, apa kamu
batin Keyla. Mengapa dia berkata seperti itu. Seolah - olah telah lama me
uku, yang pernah menyatakan cinta padamu di waktu SMA. Kamu masih ingat bukan?!" jelas san
karena saking kagetnya. Dia tidak percaya. Apa !? Dia si Culun Kutu Buku itu, ah! Tidak mungk- pura amnesia?