Perjalanan Cinta Si Cupu Yang Menjadi CEO
u hanya diam. Keyla yang merasa masih di bawah alam sadarnya, menepuk-nepuk kedua pipinya. Sadar Keyla!
akin dalam. Tatapan itu seakan merendahkannya. Keyla masih meringis. Sementara Dion tersenyum smirk setengah puas. Dion mengubah posisinya. Mendorong kursi ke belakang, beranja
ar kalau itu bukan mimpi. Keyla berusaha meminimalisir rasa gugupnya. Ia ingin terlihat baik - baik saja di h
g!" tuding K
yit, "Apanya
Dion yang masih terlalu tinggi darinya. Ia tidak mau di rendahkan begitu saja. Ia rasa Dion sudah mere
perusahaan ini. Seharusnya Pak HRD yang menginterview
ecah. Ia gemas, melihat wajah Keyla ya
narik nafas sejenak, dan menghembuskannya cepat. Keyla semakin tambah geram dengan tingka
aryawan, bawahan, manager, apapun itu!" jelas Dion berdalih. Sejatinya ia sudah merencanakan semua itu. Karena Keyla yang selalu mengirimkan CV -nya berulang. HRD selalu mengirimkan data karyawan baru. Termasuk data
urangan ku?" tanya Dion
idak etis kalau kamu langsung yang menginterview? Apalagi c
n tubuhnya ke kursi. Dadanya tampak kempan
an siapa? Sedari dulu, aku memang selalu memeriksa data karyawan baru dan karyawan lam
haan itu sudah sangat besar dan berjaya, sejak beberapa tahun silam. Kesuksesannya melebihi bebera
iklah," Key
an bagaimana bisa kamu menjadi CEO di perusahaa
u penting untukmu?
singkat. Mengang
al PT. PERKASA. Perusahaan ini a
Namun fakta itu ada di depan matanya. "Tapi bagai
sap kilas
semua yang kamu lihat. Maka dari itu aku selal
jadi merasa bersalah. Apa yang ku
dengan CV-ku? Aku yakin kamu pasti sudah memerik
edua alisnya, "Me
amu yang me
rpancing
menurutmu sikap seperti ini yang harus di tunj
lu di antara mereka. Meski begitu perasaan Dion tak banyak berubah. Ia masih mengagumi sesosok Keyla. Gadis lincah, dan periang. Keyla sangat supel dalam berteman, teta
enunjukkan keprofesionalannya. Tanpa harus mengkaitkannya dengan m
rlahan. "Baik Pak Dion, apakah saya di terima berkerja
ia buat seserius mungkin, untukmenakuti gadis itu. Keyla kembali gelisah.
erima di perusahaan ini?" des
Keyla. Dion menutup sampul lembaran k
mu berikan. Saya akan memutuskan_!?" u
skan ap
menjadi Sekretaris sekaligus asi
n? Saya tidak salah denga
, saya sudah memi
ia sudah di angkat menjadi Sekretaris. Tapi di sisi lain, sebenarnya ia risih kalau harus menjadi asisten pribadi seorang Dion. Firasatnya tidak enak. Keyla sempat menduga Dion merencanakan s
anmu! Aku hanya memberi tawa
angiku! Bahkan Dion sekali pun. Meski kamu CEO d
u setuju," anggu
yodorkan selembar kertas yang berisi pernyataan perjanjian
petaka baginya. Karena Dion akan me