Perjalanan Cinta Si Cupu Yang Menjadi CEO
ryawan di dalam merasa risih dan terganggu. Kejadian itu akhirnya sampai ke telinga sang atasan. Dengan dalih dan berbagai macam alasan Keyla berhasil, meyakinkan sang atasan
t para karyawan wanita terpikat di tempat itu. Keyla yang hanya sedikit merasa bersalah, mangut - mangut cengengesan mengiyakan penekanan Leon. Keyla melangkah menuju ruangan Dion. Sambil merogoh ponsel yang ada di dalam tasnya. Ia baru saja menyalakan sinyal ponselnya. Dan semua mata kini menatap dia tajam. "Bukankah dia karyaw
i mana, kenapa
t telep
wab pesan
ain masih menatapnya keheranan. "Hei! Kamu mau kemana?" tanya Intan salah satu karyawati yang paling famous di kantor itu. Dandanannya yang menor seperti biduan, membuat mata para karyawan lelaki jelalatan. Selain itu, postur tubuhnya yang montok, terkadang membuatnya dijadikan sebagai rayuan dan bahan gombalan para karyawan lelaki yang genit. Hal itu, menjadikannya angkuh dan merasa ialah primadona di perusahaan
mbuntuti Keyla. Keyla yang masih terus berjalan, tidak menyadar
an seniormu!" Intan sangat geram sembari mengacungkan telunjuknya pada wajah Keyla. Dan Keyla pun terkej
taat dan patuh dengan kami para senior. Bukankah tadi aku sudah berter
i sini. Tapi maaf mba saya buru - bu
a. Cuma atasan tertinggi yang boleh dan bisa masuk ke arah sana",
berdebat rasanya percuma. Leon yang masih berada tidak jauh dari situ, kembali menghampiri mereka. Sudah menjadi tugasnya untuk
at. Bibir bawahnya sedikit manyun ke depan. Tak ingin berlama-lama berdebat dengan ke duanya Keyla mengambil ponsel dalam tasnya. Dan menunjukkan isi pesan yang di kirimkan Dion untuknya. "Coba kalian baca ini!" perintah Keyla pada keduanya. Keyla mengarahkan layar ponselnya sec
i pesan Dion. Keyla meninggalkan keduanya yang masih terpaku heran. Ia melangkah tergesa, namun terlihat elegan. Tak lupa, Keyla mengibaskan rambut panjangnya pada Intan sebagai bentuk balas dendamnya. Atas
di pagi buta. Keyla kini sudah berada tepat di depan pintu sang Dion Pr
a horor, yang mendadak menyergapnya kembali. Segera ia te
nya. Beranjak dari tempat duduknya. Berdiri melipat kedua tangannya, menekuk alisnya. Menatap Keyla dengan p
aya terlambat," akun
at Keyla yang selalu datang terlambat ke sekolah. Namun dengan berbagai macam alasan, dan
ri Dion yang sedari tadi, terus berusaha menahan salivanya. Keyla memilih menunduk, ia malas kalau harus bersitatap dengan Dion yang kini menjadi atasannya. Tidak terb
terlambat?" tanya Dio
mogok Pak. Jadi ... saya naik ang
engan Keyla yang tidak berani menatapnya. "Keyla, an