MENIKAHI CALON ISTRI SAHABAT
lit putih bersih. Di bawah temaram lampu, di atas meja kerjanya. Ia terpaku pada sebuah benda persegi bersampul coklat. Benda itu tidak lain adalah buku harian Aliffa. Sedari tadi Rayyen
ini. Mampukah aku melakukann
mu dulu. Lagi pula apa bedanya jika nanti kalau aku harus menikahi
k beruntung dengan kehidupan asmaranya. D
uku harian Aliffa. Namun saat ia akan menyentuhnya.
ka ia tahu kalau putranya berkhianat pad
tak mungkin aku tidak peduli padanya. Bahkan Ibuku, oran
dahan. Ponselnya bergetar tanda satu pesan masuk dari sese
wanita berhijab berwarna
ru saja menyadari kalau Aliffa berbeda dari wanita yang pernah Al
adinya ia mau menikahi Aliffa, hanya karena ingin memenuhi permintaan terakhir sahabatnya. Rayyen
aku, jika ini yang terbaik. Permudahlah hatiku dalam memahami
uci umat Islam. Dan beberapa kalimat yang di ambil dari hadist Rasulullah. Yang di sangkut pautkan Aliffa dalam menjalani hidupnya. Membacanya, tentu s
ajahnya yang terlihat karena posisinya yang mengarah ke samping. Rayyen tahu wanita itu benar - benar cantik. Kecantikan yang di milikinya sangat natural. Rayyen semakin tergugah menatapnya karena wanita itu memakai hijab yang menutupi kepalanya. Dengan warna merah muda di hiasi motif bunga - bunga.
pada putri cantiknya. Di sana juga tertulis, itu akibat ulah kejahilan sang ayah. Betapa dia tahu kalau putrinya memang tak suka berfoto.
ama - lama membuat jantung Rayyen
da pandangan pertama? Dan itu
i pungkiri memang ada sesuatu yang bergetar jauh dari palung hatinya yang paling dalam. Dan rasa itu mendadak berubah menj
dewasa, nanti pasti Ibu akan mengerti," Rayyen menghela nafas. "Thanks Al ..." sambung Rayyen bahagia. Sudah lebih dari setengah jam ia berkutat dengan benda itu. Rayyen sudah merasa sangat mengantuk. Sedari tadi ia terus menahan kantuknya. Ia memijat cuping hi
anza... t
Bahkan beberapa kali sudah Albar menghubungi dirinya, Rayyen tidak menggubrisnya. Membuat Al
a secepat mungkin. Tekadnya sudah bulat, ia akan ke Indonesia, untuk menikahi Aliffa. Dan nantinya, ia h
a menghilang atau mengidahkan keinginannya. Rayyen bertandang ke rumah Al, sekali lagi ingin meminta restu dan izin dari sem
irimu Rayy ..." ungkap Albar den
agi aku bertanya padamu. Maukah kamu memberiku restu untuk menikah Aliffa, dan apakah k
tertunduk pasrah. Tak di pungkiri
aku yang akan menjadi suaminya. Dan aku juga tidak tahu, kapan kamu akan meninggalkan kami semua. Andai keajaiban dari Tuhan datang, kamu ti