MENIKAHI CALON ISTRI SAHABAT
tau sesekali Albar berkunjung ke tempat kerjanya. Albar memutuskan untuk tidak lagi, kembali ke Indonesia. Orang tuanya memilih membawanya kembali ke luar negeri. Untuk menjalani peng
ibuk mempersiapkan pernikahan putranya. Albar memiliki saudara perempuan. Kakak tertuan
gan Aliffa. Albar semakin intens dan b
Albar juga terus berkirim pesan dan selalu menghubungi Aliffa calon istrinya. Ia juga ter
Sebisa mungkin ia menyembunyikan perihal kesedihannya. Ia ingin Al
keinginan Albar. Perihal apa yang di inginkannya pada Rayyen. Albar juga sudah memberitahu Nadia, dan mem
u Albar ingin bertemu denganmu. Kondisinya saat ini sem
anjang Rayyen segera menemui Albar di rumah sakit. Semuanya berkumpul di sana. Ada daddy, momy, Nadia, dan dua an
at muram. Tak ada canda tawa di s
bar?" sapa Rayyen
etengah tahun. Rayyen tertawa kecil mendengarnya. Lalu mengusap - ngusap rambutnya. Hanya 2 balita itu kini, penyem
tak bersemangat. "Seperti yang kamu lihat Rayy
a berusaha mencairkan suasana hati om
mua ini salah Om!" ujarnya menyesali diri. Om Matthew begitu merasa bersalah atas tindakannya dulu. Ia terlalu sibuk dengan b
Om," Rayyen mencoba menengahi ag
2 minggu lagi dia akan menikah. Tapi keadaanya semakin tidak memungkin
at Om! Kita berdo'a saja semoga ada keajaiban
embuat Om sedih, Om merasa tidak bisa memberikan kebahagiaan yang pantas pada Albar, hingga di penghujung hidupnya
Dokter masih berasal dari Indonesia. Dan masih
di sini," jelas Dokter den
s butuh banyak istirahat. Tadi dia berpesan, ingin menemui Rayyen sahabatnya. Adaka
jawab Rayy
gan anda. Saya harap setelah bertemu denganmu dia akan sedikit lebih tenang," timpal Dokter lagi. Rayyen menatap mommy dan om M
ta tubuhnya. Dan juga selang oksigen yang menempel di kedua lubang hidungnya. Sehelai rambutnya pun, kini sudah tak terlihat lag
ubuhnya ke kursi yang ada di samping pembaringan Albar. Ia tak sanggup kalau harus lama - lama memand
mbuka buku yang ku berikan un
dan menggeleng, "b
a. Ia pikir Rayyen akan membaca buk
mbung Rayy
nta maaf Rayy! Aku tahu kamu sibuk. Mungkin
Albar terputus. "Aku
au menikahi calon istri sahabatnya, sedangkan ia ti
ar, "ku mohon mengertilah Al
pku?! Tidak bisakah kamu menghargai persahabatan kita yang telah bertahun-tahun lamanya? Anggap saja ini pengorbanan terakhirmu untukku, cinta
ungguh sangat berat bagiku semua ini. Tapi melihat keadaanmu
ang. Setelah ini aku janji takkan mengganggu
hlas menyerahkan Aliffa padaku?"
angguk pen
kalau tekadku sudah bulat, aku takkan mundur lagi," tegas
Albar m
ngguk cepat,
a ketika aku tiada aku akan meng
ecah dari keduanya me