MENIKAHI CALON ISTRI SAHABAT
Rayyen mantap menjatuhkan pilihan hatinya pada Aliffa, yang sejatinya calon istri sahabatnya. Karena Albar juga lah yang menyerahkan padany
. Seperti lelaki dewasa pada umumnya, ia juga menginginkan calon istri yang baik. Calon istri yang bersifat ke ibuan untuk anak - anaknya. Yang bertanggung jawab membenahi keluarga dan rumah tangganya. Rayyen meyakini, sifat seperti itu tidak di miliki seorang
antinya, untuk membantunya berbicara dengan om Farel, ayahanda dari Aliffa. Om Farel akan sangat terkejut pastinya, kalau tiba-tiba sang mempelai pria berganti dengan orang yang asing baginya. Pasti om Farel akan merasa semuanya tengah memperma
en di Indonesia, untuk keperluan bisnisnya. Dan om Matthew tinggal di rumah keluarganya sendiri. Rumah yang memiliki cukup banyak kenangan. Di mana Albar dan Nadia di lahirkan dan tumbuh
ah itu Farel akan menerima pinangannya. Terlebih ia tidak mengenali sosok Rayyen. Matthew berencana akan mempertemukan keduanya saat satu hari menjelang pernikahan tiba.
cuti bekerja hal itu menambah kegundahan hatinya. Sebenarnya ia sudah sangat rindu dengan Aliffa, ingin sekali Rayyen menemuinya. Berbicara dari hati ke h
i keresahan hatinya, Rayyen memutuskan untuk bertandang ke pesantren m
jauh, hampir memakan waktu 1 jam. Tetapi Rayyen senang. Ha
yasan itu memang terletak cukup jauh, dari hiruk pikuk keramaian. Suasananya memang sangat cocok un
u indah dan asri. Di hiasi dengan taman yang di penuhi bunga - bunga. Dan pepohonan rindang di setiap sudutnya. Suara lantunan suci umat Islam, yang di lantunkan para santri di sana terdengar begitu syahdu di telinga. Membuat jiwa dan pikiran terasa amat tentram. Senyum ceria mengembang di bibir Rayye
h, pada beberapa penjaga yang a
salah satu dari mereka.
elihat - lihat sekitaran temp
itu mengangguk. Dengan logat bah
ilik yayasan ini ada di dalam? Saya ingin be
ria paruh baya itu adalah pak Dirman. Ia adalah
en dan pak Dirman melangkah menyusuri
seorang tamu asing, yang memang cukup tampan seperti Rayyen. Sebagai gadis normal, beberapa dari mereka ada yang tersipu, malu - malu. Ada
empuan yang masih berkeliaran di luar pad
ang berhalangan. Jadi mereka di biarkan berk
njuk ke arah gadis yang sempat menggodanya tadi. Ia heran saj
ia murid baru di sini, mohon maaf Tuan kalau sikapny
m maklum, "oh tidak Pak! Tidak
cil. Tidak juga terlalu besar. "Ini Tuan, kita sudah sampai di rua
sih atas bantuannya
tu saya permisi dulu!