Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Benih Sang Pewaris

Benih Sang Pewaris

Vey Vii

5.0
Komentar
21.8K
Penayangan
40
Bab

Seorang pelayan hotel bernasib sial tiba-tiba diperkosa oleh lelaki yang tidak ia kenal. Gadis itu mendapatkan penawaran berbagai imbalan besar sebagai ganti rugi, namun ia menolaknya. Naas, pelayan tersebut telah mengandung benih dari lelaki yang tak dikenalnya. Bagaimana kisah gadis pelayan itu melewati penderitaannya agar bisa bahagia? Ikuti cerita Isabella, gadis yang mengandung benih sang pewaris.

Bab 1 Insiden Mengerikan

Suara alunan musik keras dengan puluhan orang asik memegang gelas berisi wine sambil bergerak bebas di lantai dansa membuat suasana menjadi meriah bagi orang-orang yang menyukai pesta.

Seorang wanita bertubuh tinggi semampai dengan paras cantik penuh pesona mendekati seorang laki-laki yang duduk menyendiri dengan sebuah botol wine di tangan.

"Tidak baik menikmati minuman itu sendiri, berbagilah denganku," pinta Elizabeth, ia adalah wanita berusia tiga puluh tahun yang berprofesi sebagai model majalah serta bintang iklan terkenal. Ia duduk di samping laki-laki tampan itu sambil memamerkan kulit putih pahanya. Dengan sedikit gerakan, gaun dengan belahan paha tinggi itu menyita pandangan orang-orang di sekelilingnya.

"Ambil saja sendiri," tolak Keanu. Terlihat dengan jelas jika laki-laki itu tidak menerima kehadiran wanita di sampingnya.

"Ayolah!" Elizabeth merayu. Ia tersenyum manis dan merebut botol wine di tangan Keanu.

Menatap wajah Elizabeth dengan pandangan kesal, Keanu bangkit dari kursinya dan hendak pergi. Namun dengan cepat Elizabeth menahan lengannya.

"Minumlah bersamaku, satu gelas saja," pinta Elizabeth dengan tatapan memohon.

Keanu menghela napas panjang, ia pun kembali duduk. Ada banyak orang yang memperhatikannya di tempat ini. Pesta ini adalah pesta perayaan ulang tahun perusahaan yang diadakan oleh keluarga Elizabeth. Pesta yang di gelar megah dan meriah di sebuah hotel bintang lima yang terkenal di pusat kota.

Elizabeth mengangkat sebelah tangan, memanggil seorang pelayan yang sedang membawa nampan berisi dua gelas minuman.

Elizabeth secara khusus memberikan satu gelas untuk Keanu, dan satu gelas untuk dirinya sendiri.

Elizabeth melihat Keanu menghabiskan segelas wine dalam satu tegukan. Ia tersenyum senang dengan perasaan yang puas. Wanita itu mulai mengoceh, membahas hal-hal yang menurutnya sangat penting sementara Keanu menganggapnya membosankan.

Hanya dalam waktu kurang dari sepuluh menit, Keanu merasakan kepalanya berdenyut nyeri. Menyadari hal itu, Elizabeth berusaha memberikan perhatian.

"Kau baik-baik saja?" tanya Elizabeth. Ia terlihat khawatir, namun hatinya bersorak riang.

"Hmm." Keanu hanya mengangguk sambil menyingkirkan tangan Elizabeth dari tubuhnya. Berkali-kali ia menyipitkan mata, menatap orang-orang yang asik berjoget dengan pandangan kabur.

"Keanu, ada apa? Kau terlihat kurang sehat."

Keanu mengabaikan Elizabeth, ia segera mengeluarkan ponsel dari dalam saku jasnya dan menelepon seseorang.

Dalam waktu singkat, seorang laki-laki tampan dengan tubuh tinggi serta kulit putih datang menghampiri Keanu.

"Kau baik-baik saja, Bos?" tanya laki-laki itu. Ia adalah Liam, sekretaris Keanu sekaligus orang kepercayaannya. Hubungan keduanya bahkan sudah seperti saudara.

"Antar aku ke kamarku," pinta Keanu.

"Ya, ayo!" seru Liam. Ia membantu Keanu berdiri dan membawanya meninggalkan ruangan yang penuh dengan orang yang tengah asik bersenang-senang.

Elizabeth tersenyum melihat Keanu pergi. Ia melirik gelas kosong yang isinya telah habis diteguk oleh Keanu. Sepertinya, ada sesuatu yang sedang direncanakan oleh wanita itu.

Liam mengantar Keanu ke kamarnya, ia bahkan harus membantu Keanu berbaring di atas tempat tidur karena kondisi Keanu yang terlihat cukup parah.

"Berapa banyak yang kau minum? Kau sungguh mabuk berat," ucap Liam.

"Hmm." Keanu hanya bergumam.

"Apa kau tidak apa-apa jika aku pergi?" tanya Liam.

"Ya," jawab Keanu singkat. Ia bahkan tidak sanggup membuka matanya.

"Aku akan meminta orang untuk datang membawa minuman, beristirahatlah," ucap Liam sambil mematikan lampu kamar sembari berjalan keluar.

Liam kembali ke ruang pesta, namun sebelum itu ia sudah memesan layanan pesan antar ke petugas hotel agar membawakan Keanu minuman ginseng merah untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat banyaknya minuman beralkohol yang dikonsumsi oleh laki-laki itu.

Saat tiba di ruang pesta, Liam disambut oleh Elizabeth yang terlihat sedang menunggunya.

"Kau sudah mengantar Keanu ke kamarnya?" tanya Elizabeth.

"Ya." Liam mengangguk.

"Hmm, baiklah. Aku akan kesana dan melihat kondisinya," ucap Elizabeth dengan wajah berbinar.

Liam melotot, dengan cepat ia menarik tangan Elizabeth dan menyeretnya ke sofa panjang.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Elizabeth kesal.

"Kau tidak perlu menemuinya. Dia hanya butuh istirahat."

"Aku akan membawa minuman dan makanan untuknya."

"Tidak!" seru Liam tegas.

Liam berusaha keras menahan Elizabeth agar tidak menemui Keanu. Yang Liam ketahui, kondisi Keanu sedang mabuk berat, dan ia tidak mau Elizabeth memanfaatkan kondisi Keanu untuk kepentingannya. Liam paham, Elizabeth selalu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan Keanu.

Elizabeth berusaha menghindari Liam, mencari celah untuk meninggalkan ruang pesta agar bisa mendatangi Keanu ke kamarnya. Namun sekeras apapun Elizabeth berusaha, Liam terus menahannya.

Sementara itu, seorang gadis pelayan hotel membawa troli dengan nampan berisi minuman ginseng merah sesuai permintaan Liam, datang ke kamar Keanu.

"Layanan kamar," ucap gadis itu sambil mengetuk pintu.

Dengan tubuh sempoyongan dan mata berkunang-kunang, Keanu membuka pintu kamarnya tanpa melihat siapa yang datang.

Setelah membuka pintu, Keanu kembali masuk tanpa sepatah katapun. Gadis pengantar minum pun kebingungan, namun ia tetap masuk menyusul Keanu untuk mengantar minuman yang telah dipesan.

"Saya letakkan minuman di sini, jika ada yang anda perlukan. Silahkan hubungi kami melalui telepon," ucap pelayan itu sambil meletakkan minuman di meja dekat sofa.

Entah apa yang merasuki Keanu, laki-laki itu secara tiba-tiba menyergap si pelayan dari belakang. Keanu tiba-tiba memeluknya, menarik gadis itu dan mencumbunya. Keanu bahkan menggendong si pelayan dan menjatuhkannya di atas tempat tidur.

"Jangan, Tuan. Apa yang anda lakukan?" Gadis pelayan itu memberontak, ia menendang Keanu dan mendorongnya.

Namun kekuatan gadis itu nyatanya tak sebanding dengan hasrat yang telah menguasai Keanu secara tidak sadar. Si pelayan itu berteriak histeris, ia bahkan menggigit telinga Keanu karena laki-laki itu terus berusaha mencumbu lehernya.

Keanu berteriak, namun ia tidak berhenti sampai di situ. Tidak peduli meski si pelayan terus menangis dan memohon dengan suara serak, Keanu terus mendesaknya.

Dengan hasrat yang memuncak tanpa kesadaran penuh, Keanu merobek kancing kemeja putih yang dikenakan oleh si pelayan, mencumbu dengan bringas tanpa perasaan. Dalam waktu singkat, Keanu menemukan kepuasan sesaat yang membutakan matanya dalam sekejap.

Setelah puas melancarkan aksinya, Keanu terbaring lemas dengan mata terpejam erat. Sementara si pelayan, meringkuk dan menangis menutupi tubuhnya dengan selimut sambil duduk di lantai.

Keanu benar-benar tidak sadar dan tidak peduli. Seakan apa yang baru saja ia lakukan bukanlah keinginannya yang sebenarnya. Ia bahkan tidak menyadari jika seorang gadis telah menangis meronta di dekatnya. Laki-laki itu tetap lelap dalam mimpi indahnya.

Sambil menangis, si pelayan memungut pakaiannya. Namun tiba-tiba, pintu kamar terbuka. Liam datang dengan wajah terkejut tak terkira. Ia menatap gadis dengan wajah basah penuh air mata yang duduk di lantai kamar bosnya.

"Siapa kau? Siapa kalian?" tanya gadis itu dengan nada bergetar.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku