Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Jangan Main-Main Dengan Dia
Dikejar Oleh Sang Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
All engine head fire!" (maju sekarang!) perintah sang komandan armada, kapal John Paul Jones, Shawn Miller.
All engine's ahead, aye, Sir!" teriak anak buahnya dan menekan pedal maju untuk kapal penghancur yang sedang dipimpinnya.
Shawn Miller, Laksamana Muda bintang satu atau biasa disebut Komodor dalam kepangkatan angkatan laut militer di negara lain, sedang memimpin kapal penghancur dan beberapa kapal lainnya dalam latihan RIMPAC (the Rim of the Pacific Exercise). Latihan RIMPAC adalah latihan yang digelar rutin setiap dua tahun sekali di pertengahan tahun antara bulan juni dan juli.
Seluruh armada perang dari sekitar 25 negara akan berkumpul dan melakukan latihan perang bersama. Dan Shawn Miller menajdi salah satu Laksamana muda yang memimpin Navy (angkatan laut) US untuk latihan tahun ini di perairan Hawaii.
“Bidik!” perintah Shawn lagi pada salah satu perwira yang kemudian mengarahkan moncong meriam penghancur pada sebuah kapal.
“Kunci!”
“Aye, Sir!” (baik pak) perwira itu kemudian mengunci target sesuai perintah Shawn dan perintah dari sambungan radar menyatakan jika kapal tersebut sudah dihancurkan. Sesuai dengan syarat latihan, jika salah satu kapal penghancur sudah mengunci dianggap lawannya telah berhasil.
“Lepaskan... kita kembali!”
“Baik Pak!”
Shawn menarik napas pendek dengan wajah dingin tanpa senyuman, ia terkenal bukan perwira tinggi yang ramah. Jangan sampai berada di bawah tim-nya maka dipastikan pelaut itu hanya kan akan jadi bulan-bulanannya Shawn.
Ia dijuluki Komodor berdarah dingin. Oleh karena pangkatnya sama dengan Komodor, Shawn dijuluki seperti itu. Belum sempat Shawn berbalik hendak masuk ke kabinnya, seorang perwira memanggilnya.
Pak... ada sambungan telepon dari Admiral Stone,” uajr perwira itu lalu memberikan telepon pada Shawn.
Admiral... ada misi untukmu. Bawa kapalmu ke dekat teluk di Oahu, ada penculikan yang melibatkan warga sipil. Bisakah kamu membantu penjaga pantai untuk mengatasinya?” perintah Laksamana bintang empat yang merupakan atasan Shawn.
“Apa tak ada polisi?”
“Mereka meminta bantuan kita. Ada anak Menteri Pertahanan yang berada di kapal itu!” Shawn mendengus kesal dan terpaksa mengangguk.
“Baik... aku akan kesana, Pak!”
“Perintah selesai!” Shawn kemudian menuntup dan berbalik pada pelaut yang memegang kendali kemudi kapal.
“Kita berbalik ke teluk Oahu!”
“Baik Pak!”
Shawn terpaksa berdiri lagi di posisinya seragam biru loreng kebesarannya dan topi pet Admiral bintang satu, kapal penghancur John Paul Jones membelah lautan menuju ke sebuah teluk. Shawn lantas keluar menuju haluan kapal dan mengambil binocular (teropong) untuk melihat sebuah Yacth yang menjadi targetnya.
Terdengar dan terlihat bunyi senjata api yang membuat seluruh penumpang kapal jadi berteriak ketakutan.
“Admiral, mereka bersenjata!” tegur salah satu perwira yang menyusul Shawn.
“Ambilkan senjataku!”
“Baik, Pak!” perwira itu pun masuk kembali ke dalam lalu berjalan ke salah satu kabin amunisi untuk mengambil senjata laras panjang milik Shawn. Senjata penembak jarak jauh itu adalah salah satu kesayangan Shawn dan sering ia gunakan.
“Bunyikan tanda peringatannya!” perintah Shawn pada perwira lain dan melihat lagi melalui teropongnya. Dari sudutnya ia bisa melihat seorang wanita berambut pirang yang ditarik keluar dek depan yatch itu lalu berteriak dan mulai mulai melawan.
HONK... HONK!- kapal yang dipimpin oleh Shawn membunyikan tanda peringatan yang biasa digunakan untuk memperingati musuh.