Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Jaminan Hutang Pemuas Ranjang

Jaminan Hutang Pemuas Ranjang

Sky Of Love

4.8
Komentar
11.1K
Penayangan
5
Bab

CERITA INI BUKAN CERIA ROMANCE REMAJA, INI ROMANC DEWASA. DIMANA BANYAK KATA2 YANG TAK DISENSOR SEDIKITPUN DAN SCENE RANJANG YANG DICERITAKAN SECARA GAMBALANG. JADI BUAT YANG BELUM CUKUP UMUR, MINGGIR DULU YA^^ GENRE : ROMANCE DEWASA, 21+ Sinopsis : Dijadikan jaminan untuk bayar hutang tanpa sepengetahuannya membuat hidup Lili seketika berubah. Ia yang baru pulang dari bekerja, diculik pria tak dikenal di rumahnya dan dibawa ke sebuah rumah mewah. Di sana ia bertemu dengan pria bernama Dimas. Pria tampan yang sulit untuk menghindari tatapannya. Sentuhan, desahan dan erangan menjadi irama kesehariannya setelah ia berada di rumah itu. Dan Dimas katakan, Ini hanya untuk melunasi hutang orang tuanya pada pria tersebut. Tapi yakin hanya pemanas ranjang?

Bab 1 Satu

Aku tahu jika hidupku tak selalu baik. Tapi apa pantas juga orang tuaku memperlakukanku seburuk ini? Apa salahku Tuhan. Takdir seperti apa yang kini dihadapkan di depanku ini?.

__

Lily menatap lurus beberapa pria yang kini sedang duduk di hadapannya. Ia tak tahu kenapa pria-pria ini tiba di rumahnya. "Ke mana kamu sembunyikan orang tuamu?" Tanya salah seorang pria bertubuh tegap itu pada Lily.

"Saya nggak tahu orang tua saya di mana. Kalian lihat kan? kalau saya sendiri baru pulang dari kerja. Bahkan pakaian kerja saya saja belum sempat saya ganti." Jawab Lily sedikit takut.

"Ck! Sudahlah bos. kita bawa saja gadis ini. Setidaknya kalau kita bawa dia, bisa jadi orang tuanya akan muncul setelah itu." Mendengar kalimat dari pria yang lainnya membuat Lily tiba-tiba panik. Dibawa? ia kan dibawa ke mana?

Keempat pria itu berdiri serentak. Kepanikan Lily semakin menjadi saat tangannya tiba-tiba di tarik oleh dua orang.

"Eh! Apa-apaan ini? Saya mau dibawa kemana? Kalian nggak punya hak perlakukan saya seperti ini. Lepaskan!!" Lily mencoba untuk memberontak namun tenaganya tak cukup kuat untuk melawan empat orang pria yang saat ini kompak menahan tubuhnya.

"Diam!!! Bentak salah satunya. Bentakan yang cukup kuat itu membuat Lily menciut. Liliy Bahkan tak berani untuk memberontak lagi dan hanya menerima dengan pasrah ke mana ia akan dibawa. Pasalnya sekuat apapun ia mencoba untuk memberontak, Ia tetap tak akan bisa menang.

Saat ia diseret untuk masuk ke dalam sebuah mobil, tenaganya kembali muncul. Ia mencoba untuk menolak untuk masuk ke dalam mobil Jeep berwarna hitam itu.

"Lepasin!!" Teriaknya. Namun lagi-lagi tenaganya tak cukup kuat untuk melawan. Bahkan tetangga Lily yang melihat itu juga tak berani melakukan apapun. Namun Lily benar-benar terus memberontak sampai akhirnya ia tak sadarkan diri saat ia merasakan sesuatu menyumpal mulutnya.

___

Lily mengerjabkan matanya. Ia merasakan sakit yang teramat sakit di kepalanya. Namun sebisa mungkin ia mencoba untuk membuka matanya sampai ia dikejutkan dengan suasana di sekelilingnya yang begitu asing.

Lily spontan terduduk. Namun detik berikutnya ia meringis karena kepalanya yang terasa semakin sakit.

"Akhirnya kau bangun juga!"

Lily langsung melirik ke arah kirinya saat suara bass menyapa pendengarannya. Awalnya pandangan Lily tak fokus sama sekali, namun ia mencoba untuk menyipitkan matanya sampai ia bisa melihat sosok lelaki tampan yang kini tengah duduk di single sofa.

"Siapa kau?" tanya Lily serak.

Bukannya menjawab, pria itu justru berdiri dan melangkah mendekati Lily. Semakin dekat, Lily semakin bisa melihat wajah yang menurutnya begitu sempurna itu.

"Sepertinya tak sia-sia aku menyetujui perjanjian yang orang tuamu buat denganku." Gumamnya namun masih bisa didengar oleh Lily.

"Perjanjian? perjanjian apa? Mana orang tuaku ?kenapa aku diseret ke sini dan siapa kau?" Tanya Lily yang mencoba untuk tenang walaupun fakta sebenarnya ia benar-benar Tengah panik.

"Silakan tanya pada orang tuamu. Karena mereka yang membuat perjanjian itu."

"Tapi perjanjian apa? Aku bahkan tak tahu di mana mereka saat ini. Aku tiba-tiba diseret ke sini tanpa alasan yang jelas.

"Bukan tanpa alasan kau dibawa ke sini. Orang tuamu berhutang padaku Dan mereka wajib membayarnya."

"Hutang? Jangan mengarang cerita."

"Hahaha. Untuk apa aku mengarang cerita? Itu hanya membuang waktuku saja." Ucapnya dingin. Lily seketika menatap tajam pria yang kini berdiri di depannya.

"Berapa hutang orang tuaku? Aku bisa membayarnya! Kenapa harus menculikku!! Sebut...."

Ucapan Lily tiba-tiba terhenti saat pria tampan di depannya itu tertawa terbahak-bahak. "Membayarnya? kau serius ingin membayarnya? Bahkan jika kau mengabdikan dirimu sebagai pelachur ku saja selama bertahun-tahun hutang itu tidak akan pernah selesai."

Jantungnya bergemuruh. Ketakutannya benar-benar semakin menjadi. Jika seperti itu jawaban yang dikeluarkan oleh pria di depannya ini, itu artinya hutang yang orang tuanya buat tidaklah sedikit.

"Jadi bagaimana nona? Kau yakin ingin melunasi hutang orang tuamu?" Pria itu tersenyum sinis pada Lily bahkan membuat Lily kesulitan menelan ludahnya sendiri.

Lily pun menatap lekat pria tersebut. Memperhatikan pahatan wajah yang sempurna yang mampu menghipnotisnya beberapa detik saat mereka tadi saling tatap.

"Berapa hutang orang tuaku?" Tanya Lily dengan pasrahnya.

Pria itu mengambil map yang ada di atas meja nakas lalu melemparkannya pada Lily, "Kau baca saja. Aku takut kau pingsan jika aku menyebutkannya sendiri."

Lily menatap map tersebut lalu mengambilnya. Sebelum membukanya, ia melihat ke arah pria yang belum ia ketahui namanya itu sama sekali.

Lily kembali menatap map tersebut dan memberanikan diri untuk melihatnya.

Bagaikan petir di siang bolong. Seperti dihantam batu besar, Lily dibuat tak berkutik saat angka dua yang diiringi nol begitu banyak. Lily membaca tulisan terbilangnya dan di sana dengan jelas ia melihat, "Dua Milyar?" Ucap Lily tak percaya.

Pria itu tersenyum simpul, "Jadi bagaimana? Kau masih ingin membantu untuk membayarnya? Kalau iya, silahkan kau bayar dan aku hanya akan memberimu waktu dua Minggu saja."

Tubuh Lily lemas seketika. Kepalanya yang tadi berdenyut semakin dibuat sakit. Ia langsung memijit kepalanya yang rasanya entah seperti apa sekarang.

Tubuhnya menggigil menahan tangisnya. Hatinya benar-benar terluka. Entah ia Ini anak kandung dari orang tuanya atau tidak. Sejak kecil ia tak mendapatkan perhatian sedikitpun dari orang tuanya dalam kepala ayah dan ibunya selalu hanya uang uang dan uang. dan Ia juga tak tahu orang tuanya punya hutang sebanyak ini.

Lily kembali melirik kertas perjanjian hitam di atas putih tersebut. Dan di sana jelas-jelas tertulis jika orang tuanya tidak bisa membayar hutang tersebut, maka dirinyalah yang dijadikan jaminan orang tuanya untuk melunasi hutang-hutang itu.

Lily juga bisa melihat dengan jelas nama kedua orang tuanya beserta tanda tangan dan materai.

Dimas Aditya Darmawan.

Nama itulah yang tertera sebagai pemilik dana. Lily menatap ke arah pria yang ia yakin bernama Dimas.

"Apa kau yang bernama Dimas?" Tanya Lily mencoba meyakinkan tebakannya.

"Kau benar. Aku Dimas. Dan selamat datang di kehidupan barumu Lily Kumala Putri."

Deg

*****

Hai semua. Bagi pembaca lama yang menantikan novel ini terbit dengan banyak bab. Aku minta maaf ya, karena harus ada revisi dulu. Jadi aku akan revisi dulu dan semoga saja setelah ini, bisa muncul bab yang lainnya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Sky Of Love

Selebihnya

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku