Aku dijual ayahku kepada psikopat haus darah. Lavira Amrin merupakan gadis polos yang penurut. Dia mendapatkan perlakuan tidak adil dari ayah kandung, serta perlakuan buruk dari ibu dan adik tirinya. Dengan tega Lavira dijadikan sebagai barang penebus hutang oleh ayah kandungnya sendiri. Dia menikah dengan Avram, sang penguasa bisnis negara, laki-laki misterius yang begitu tertutup. Kira-kira bagaimana kisah hidup Lavira bersama Avram, sang laki-laki misterius?
"Cepat persiapkan semua kebutuhanmu. Sebentar lagi akan ada pengawal dari keluarga Dakasa yang akan menjemputmu ke sini," ucap Farhan.
Lavira hanya mampu menunduk sambil memikirkan nasibnya setelah ini. Kehidupannya selama ini sudah sangat hancur dengan segala tindasan dan cacian yang selalu dia terima. Namun, sifat penakut Livara membuat gadis itu hanya diam dan tidak pernah melawan.
"Apa lagi yang kau tunggu? Apa kau ingin membuat suamimu itu mengamuk nanti? Apa kau tidak tahu kalau dia adalah psikopat kejam? Cepat bergerak, jangan sampai sifat bodohmu ini menyeret kami," bentak Marni marah.
"Baik, Tante," balah Lavira pelan.
Tuk ... Bruk ...
Lavira terjatuh begitu keras ke atas lantai setelah kakinya baru saja disandung oleh Joana, saudara tirinya. Lavira diam menahan ringisannya. Sedangkan Joana nampak tersenyum miring sambil menatap remeh ke arah Lavira.
"Heh, kau sesuai bersanding dengan laki-laki seperti itu. Manusia kejam berdarah dingin. Aku jamin umurmu sudah tidak akan lama lagi. Mungkin saja kau akan mati karena setiap hari disiksa, atau mungkin juga kau mati karena langsung dibunuh. Apalagi dia selalu menyembunyikan wajahnya. Aku jamin dia adalah laki-laki buruk rupa, pasti wajahnya hancur," papar Joana sinis.
Lavira diam, gadis itu berusaha menghilangkan rasa takutnya mengingat setiap lontaran kalimat yang diucapkan oleh Joana. 'Tenanglah, Vira. Semuanya akan baik-baik saja, sama seperti beberapa tahun ini. Kamu pasti bisa melalui semuanya,' batin Lavira mencoba menguatkan dirinya sendiri.
"Selamat masuk ke dalam neraka yang sebenarnya, saudar tiriku tersayang," bisik Joana licik.
Berada di kediaman yang berbeda, seorang laki-laki masuk dan bersuara sopan teruntuk seseorang. "Tuan, istri Anda sudah sampai. Apa Anda akan ke sana untuk menyapanya?" ucap Rino.
"Untuk apa? Dia hanya barang pembayar hutang. Tidak ada kebanggaan dia untuk aku sambut," sahut Avram dingin.
Rino hanya bisa diam tidak lagi bersuara. Laki-laki itu tahu betul bagaimana sifat atasannya itu. Avram Dakasa, laki-laki misterius yang merupakan penerus sah perusahaan Dakasa. Avram dikabarkan sebagai laki-laki dingin nan kejam sekaligus psikopat berdarah dingin.
Hal yang membuat publik bertanya-tanya adalah wajah dari pemimpin utama Dakasa Group. Avram tidak pernah memperlihatkan wajahnya. Lebih tepatnya selalu mengurung diri di dalam mansion dan tidak pernah keluar dari lingkup mansion kecuali untuk mencari mangsa.
"Jadi untuk nanti malam, Anda masih akan melanjutkan aksi itu, Tuan?" tanya Rino.
"Hem," sahut Avram.
"Apa ada yang perlu saya persiapkan sedari sekarang?" tanya Rino lagi.
"Pergi ke kantor dan pantau pekerjaan Fero. Laki-laki bodoh itu masih tidak berkembang. Masih saja bodoh," tutur Avram begitu kasar.
"Baik, Tuan. Akan segera saya laksanakan," balas Rino.
"Terus juga siapkan mangsaku untuk nanti malam," tutur Avram.
"Baik, Tuan," sahut Rino patuh.
Lavira menoleh keadaan sekitar mansion mewah itu. Entah sudah keberapa kali gadis itu berdecak kagum melihat bangunan mewah itu. "Astaga, apa ini istana? Pantas sih, ini kan kediaman keluarga Dakasa. Keluarga ternama se-Asia," gumam Lavira terpana.
"Hei, kau." Suara seseorang mengejutkan Lavira dari rasa kagumnya. Gadis itu menoleh dan melihat keberadaan seorang wanita paruh baya sedang menatapnya menilai dari atas sampai bawah.
"Kau putri dari keluarga Amrin itu?" tanya Siara angkuh.
"Iya, Nyonya. Saya Lavira Amrin," balas Lavira polos.
Siara menatap Lavira dengan pandangan remeh dan senyum miring. 'Heh, anak polos? Baguslah, dengan begitu dia tidak akan menjadi penghalang bagiku untuk tetap menjadi nyonya utama di mansion ini,' batin Siara licik.
"Aku Siara Dakasa, bibi Avram dan nyonya utama di sini," ujar Siara sinis.
"Oh, iya Nyonya Dakasa," balas Lavira.
'Apa selain polos dia ini juga bodoh? Dia masih memanggilku dengan panggilan nyonya, padahal dia sudah menjadi istri sah Avram,' batin Siara merasa tidak percaya.
"Kau sadar tidak kalau kau sudah menjadi istri dari keponakan iblisku itu?" tutur Siara.
Lavira cukup terkejut mendengar kalimat Siara. Gadis itu bisa melihat raut aneh dari wajah Siara saat mengucapkan keponakan. 'Apa hubungan mereka tidak baik?' ucap Lavira di dalam hati.
"Iya, aku tahu, Nyonya," sahut Lavira.
Siara menatap Lavira dengan pandangan malas. "Sudahlah, intinya meski kau sudah menjadi istri monster itu, bukan berarti kau adalah nyonya di sini. Kau tidak lebih dari sebuah penebus hutang. Dengan kata lain, kau adalah babu di sini. Maka cepat persiapkan dirimu dan segeralah memasak untuk makan malam kami nanti," jelas Siara angkuh.
"Iya, aku tahu itu, Nyonya," sahut Lavira pelan.
'Aku tidak pernah berpikir akan menjadi nyonya di sini. Aku juga sudah bisa membayangkan hal ini akan terjadi kepadaku. Tidak jauh berbeda dari pada di rumah. Mungkin, di sini akan lebih mengerikan lagi,' sambung Lavira di dalam hati.
"Kau, cepat antarkan perempuan ini ke kamar utama." Siara berucap sambil menatap seorang pelayan mansion itu.
"Baik, Nyonya," sahut pelayan itu.
Pelayan wanita itu berjalan mendekat ke arah Lavira. Nampak tatapan remeh yang diberikan pelayan itu kepada Lavira. "Ikuti aku," ketus pelayan itu nampak enggan.
Lavira hanya bisa diam, seperti yang ditegaskan Siara. Meski dia sudah sah menjadi istri dari pemilik mansion ini. Dia tetap tidak ada keberanian untuk mengaku sebagai seorang nyonya. Lavira juga tahu dan sadar dengan posisinya yang hanya menjadi barang penebus hutang oleh ayahnya.
Beberapa menit mengikuti pergerakan pelayan itu. Akhirnya sekarang mereka berhenti tepat di depan sebuah pintu hitam. Pelayan itu menoleh dan menatap Lavira sinis. "Ini kamar utama, masuk saja," ketus pelayan itu.
"Maaf, Mbak. Kamar utama maksudnya apa, ya?" tanya Lavira ragu.
Pelayan itu menatap Lavira dengan pandangan malas. "Apa lagi? Kamar utama itu berarti kamar yang dihuni oleh pemilik utama bangunan ini. Itu berarti kamar ini adalah kamar hunian Tuan Dakasa," jelas pelayan itu dengan nada angkuhnya.
Lavira nampak terkejut mendengar penjelasan dari pelayan itu. Bahkan mata gadis itu sudah melotot dengan wajah memucat. "Ta-tapi kenapa aku diantar ke sini, Mbak? Sa-saya kan hanya sebagai penebus hutang di sini. Tidak benar-benar istri dari Tuan Dakasa," tutur Lavira risau.
"Heh, bukan berarti kau bisa lepas dari jeratan Tuan Dakasa, kan? Mungkin saja Tuan Dakasa ingin bermain-main denganmu." Pelayan itu berbicara sambil tersenyum miring.
Lavira terdiam semakin merasa takut memikirkan semua hal di dalam otaknya. Tubuh gadis itu semakin kaku memikirkan nasibnya saat harus berhadapan dengan Avram nanti. "Maaf, Mbak. Apa tidak bisa aku tinggal di kamar lain saja? Tidak apa-apa jika itu kumuh, tidak masalah," tutur Lavira nampak begitu takut.
"Heh, nikmati saja hari-harimu. Seharusnya kau bersyukur sebab tidak ada satupun orang yang bisa masuk ke dalam kamar ini. Ah, banyak bicara kau. Pekerjaanku masih sangat banyak, ingat jika Nyonya Besar menunggumu."
Pelayan itu pergi meninggalkan Lavira sendirian di sana. Gadis itu menatap pintu hitam itu dengan pandangan ragu dan takut. Dengan gerakan ragu Lavira meraih gagang pintu itu. "Tenanglah, Vira. Semuanya pasti akan baik-baik saja," gumam Lavira menguatkan dirinya sendiri.
Bab 1 1. Penebus Hutang
03/05/2023
Bab 2 2. Pelayan Baru
03/05/2023
Bab 3 3. Tidak Tidur
03/05/2023
Bab 4 4. Mengerikan
03/05/2023
Bab 5 5. Mengamati
03/05/2023
Bab 6 6. Tidak Diizinkan
03/05/2023
Bab 7 7. Biodata
03/05/2023
Bab 8 8. Ditampar
03/05/2023
Bab 9 9. Leher Putih
03/05/2023
Bab 10 10. Tidur
03/05/2023
Bab 11 11. Tembok Tinggi
07/05/2023
Bab 12 12. Anak Itik
07/05/2023
Bab 13 13. Pikira Liar Avram
07/05/2023
Bab 14 14. Rindu
07/05/2023
Bab 15 15. Mereka
07/05/2023
Bab 16 16. Istriku
07/05/2023
Bab 17 17. Balas Dua Kali Lipat
07/05/2023
Bab 18 18. Balasan Untuk Feria
07/05/2023
Bab 19 19. Terkam
07/05/2023
Bab 20 20. Tak Akan Lepas
07/05/2023
Bab 21 21. Melihat Semuanya
07/05/2023
Bab 22 22. Panggilan
10/05/2023
Bab 23 23. Ingin Ikut
11/05/2023
Bab 24 24. Membeli Suami
12/05/2023
Bab 25 25. Memasak
12/05/2023
Bab 26 26. Pecat atau Mati
13/05/2023
Bab 27 27. Duduk di Sini
13/05/2023
Bab 28 28. Avram Butuh Dokter
14/05/2023
Bab 29 29. Uang Jajan
14/05/2023
Bab 30 30. Joana Lagi
15/05/2023
Bab 31 31. Menganggap Istri
15/05/2023
Bab 32 32. Perasaan Avram
16/05/2023
Bab 33 33. Balasan untuk Joana dan Kili
16/05/2023
Bab 34 34. Air Panas
17/05/2023
Bab 35 35. Ponsel
17/05/2023
Bab 36 36. Menjemput Lavira
18/05/2023
Bab 37 37. Temui
18/05/2023
Bab 38 38. Pelaku
18/05/2023
Bab 39 39. Nyaman dan Aman
19/05/2023
Bab 40 40. Avram Iri dan Cemburu
19/05/2023