Istri Kecil Penebus Hutang
yonya Dakasa. Sedangkan aku selama ini hanya di
bingungan dan raut polos Lavira, Rino kembali bersuara. "Maafkan saya, perkenalkan nama saya Rin
apa dia begitu sopan kepadaku, apalagi dia meman
ia kan hanya penebus hutang," papar Feria nampak tidak suka melihat Rino berbicara begitu lembut dan sopa
kan kalimat Feria. Jelas saja hal itu membuat Feria merasa kesal dan m
no berucap sambil membukaka
s melakukan hal ini untukku. Aku juga tidak pantas me
kata tidak pantas bagi Anda untuk tidak menyandang status Nyonya Dakasa. Sudahlah, hari
rang lain sebab sudah terlalu terbiasa patuh kepada orang lain. Lagipula apa yang dik
*
u untuk mengantarnya?
Tuan. Tidak ada yang menyuruh saya. Itu semua saya lak
i-laki itu tersenyum miring ke arah asistennya
kalimat Avram. "Bukan seperti itu, Tuan. Saya melakukan itu karena menurut saya dia pantas. Bagaimanapun dia a
n guratan kebohongan di wajah Rino. Merasa tidak penting membahas itu
dia akan menjadi targetk
u mengangguk paham. 'Yah, setidaknya Tuan Dakasa tidak akan membunuh
membunuh orang yang tidak bersalah. Avram akan mencari target yang memiliki set
tindak di mana,
angunan kosong bl
n," sahut
or, nanti aku kirim mat
baru, Tuan. Apa perlu kita la
muanya. Aku hanya akan turun kalau itu m
ang memberontak dengan alasan pemimpin yang tidak terlihat. Sepertinya mereka dihasut oleh Tuan Fero d
engan laporan dari asistennya itu. "Biarkan saja mereka untuk saat ini. Aku hanya akan memantau sampai mana mereka bertindak
elahnya laki-laki itu menghela napas pelan. Dia sud
a permisi untuk kembali ke
putri Amrin itu," pu
senyum tipis sambil mengangguk senang. "Baik, Tuan. Akan segera say
avira Amrin ini sangat sesuai dengan karakter keras dan dingin milik Tuan Dakasa. Aku juga merasakan aura yang c
*
dia cari. Saat ini mereka sedang berada di kantin sekolah. Joana ter
isa bersekolah?"
tanya salah sa
nya bingung. "Tidak apa-apa, itu si gembel. Aku sudah sedari
Setelahnya dia ikut tersenyum jahat menatap keberadaan Lavira. "Iya juga, aku tid
a keinginan Joana yang merasa malu jika mengakui Lavira sebagai saudara tirinya. Wajah Lavira jauh
belum menyapanya sedari ta
. Ayo kita bermain," sah
tu tidak memiliki satu teman pun. Itu semua karana hampir seluruh murid perempuan di sekolah itu tidak menyukai Lavira. Mereka t