Istri Kecil Penebus Hutang
kannya. Gadis itu menatap Joana dan Kili dengan pandangan waspada.
a hanya bisa pasrah dengan nasibnya hari ini. Tidak lepas dari satu hari pun ba
ah, ya. Apa kau tidak bosan?" Kili bersuara sambil menat
Joana menyahut kalimat Kili sambil tertawa mengejek. Kili ikut tertawa mendengar k
na dan mencaci makinya. Lavira akan tetap diam, bahkan saat dia mendapatkan kekeran fisik. B
bil berdiri dari duduknya. Gadis itu berusaha menghindar da
opan juga lagi, kami ke sini sengaja untuk menyapamu. T
ini masih kurang bagus. Dia pe
lakukan karena kau yang meminta." Joana ber
akan dilakukan oleh Joana dan Kili kali ini. Namun, dia sea
ak
tangan Joana. Tidak sampai di sana, Kili mulai menarik rambut Lavira
... B
dingin kantin sekolah. Gadis itu meringis menahan sakit di pipi kir
an nasib malang Lavira. "Itulah, memangnya enak jadi cantik. Ja
Seluruh laki-laki incaranku malah menolak
*
Apa kau menjadi siswi nakal di sekolah? Berkali dengan teman untuk mempere
itu. Sampai suara berat seseorang membuat rasa takut Lavira kembali hadir. Dia beru
makan seluruh masakan yang kamu masak, dan itu sangat enak." Fero b
diri dari rangkulan tangan Fero. "Maaf, Tuan. Tolong sing
hmu," tegur Siara
iara. Laki-laki itu masih merangkul pinggang Lavira. Bahkan F
r denganku?" bisik Fero terdengar b
ak
ukulan dari sendok nasi. Siara baru saja memukul kepala belakang Fero menggunakan sebuah
ri sini," ucap Si
egas pergi dari sana. Lavira merasa begitu ngeri dan tak
uruh dia pergi
anya juga kau mencari kesenangan di luar sana. Tidak usah mengg
bih baik untukku saja, cantik seperti itu." Fero berucap malah sam
*
masih cukup terlihat lebamnya. Aku cuc
i wajah sebelum tidur. Pipi kirinya masih terlihat bengkak dan
tu berniat keluar dari kamar mandi. Tepat saat pintu terbuka, Lavira terlonjak
adis itu hampir terjatuh jika saja Avram tidak segera menahan tubuhnya. Lav
ek
natap wajahnya intens. Secara perlahan, gadis itu menegakkan tubuhnya m
," cicit Lavir
Mengetahui itu, Lavira semakin dibuat ketar-ketir di tempatnya. G
.. Ta
mendekat ke arahnya. Gadis itu memundurkan langkahnya masih dengan kepa
ndekat ke sini?' jerit
uk
al itu malah menambah rasa waspada pada diri gadis itu. Lavira tidak bisa
itu mengangkat dagu Lavira untuk menatap ke arahnya. Lavira patuh, saat
h ini?" cetus Avram
limat laki-laki itu. "Ma-maaf,