Istri Kecil Penebus Hutang
r lagi akan ada pengawal dari keluarga Dakas
ama ini sudah sangat hancur dengan segala tindasan dan cacian yang selalu dia terima
nanti? Apa kau tidak tahu kalau dia adalah psikopat kejam? Cepat berge
e," balah L
.. Br
sandung oleh Joana, saudara tirinya. Lavira diam menahan ringisannya. Se
lama lagi. Mungkin saja kau akan mati karena setiap hari disiksa, atau mungkin juga kau mati karena langsung dibunuh. Apala
ang diucapkan oleh Joana. 'Tenanglah, Vira. Semuanya akan baik-baik saja, sama seperti beberapa
yang sebenarnya, saudar tirik
n bersuara sopan teruntuk seseorang. "Tuan, istri Anda suda
r hutang. Tidak ada kebanggaan dia u
nnya itu. Avram Dakasa, laki-laki misterius yang merupakan penerus sah perusahaan Dakasa
Avram tidak pernah memperlihatkan wajahnya. Lebih tepatnya selalu mengurung diri di da
da masih akan melanjutkan a
sahut
a persiapkan sedari sek
Laki-laki bodoh itu masih tidak berkembang.
segera saya laksan
mangsaku untuk nanti
n," sahut
itu berdecak kagum melihat bangunan mewah itu. "Astaga, apa ini istana? Pantas sih
mnya. Gadis itu menoleh dan melihat keberadaan seorang wanita
luarga Amrin itu?"
a Lavira Amrin,"
ak polos? Baguslah, dengan begitu dia tidak akan menjadi penghalang bag
Avram dan nyonya utama d
nya Dakasa,"
gilku dengan panggilan nyonya, padahal dia sudah menja
dah menjadi istri dari kepona
melihat raut aneh dari wajah Siara saat mengucapkan keponaka
hu, Nyonya,"
berarti kau adalah nyonya di sini. Kau tidak lebih dari sebuah penebus hutang. Dengan kata lain, kau adalah bab
tu, Nyonya," sah
mbayangkan hal ini akan terjadi kepadaku. Tidak jauh berbeda dari pada di ruma
e kamar utama." Siara berucap sambil
ya," sahut
Nampak tatapan remeh yang diberikan pelayan itu kepad
pemilik mansion ini. Dia tetap tidak ada keberanian untuk mengaku sebagai seorang nyonya. Lavi
ka berhenti tepat di depan sebuah pintu hitam. Pelayan itu menoleh dan
ama maksudnya apa, ya
berarti kamar yang dihuni oleh pemilik utama bangunan ini. Itu berarti kamar
elotot dengan wajah memucat. "Ta-tapi kenapa aku diantar ke sini, Mbak? Sa-saya kan hanya s
kasa, kan? Mungkin saja Tuan Dakasa ingin bermain-main
ku memikirkan nasibnya saat harus berhadapan dengan Avram nanti. "Maaf, Mbak. Apa tidak bisa aku ting
a satupun orang yang bisa masuk ke dalam kamar ini. Ah, banyak bicara k
dengan pandangan ragu dan takut. Dengan gerakan ragu Lavira meraih gagang pintu itu. "Ten