Ranjang Tetangga

Ranjang Tetangga

tyas

5.0
Komentar
11.6K
Penayangan
30
Bab

Nabil sibuk menjadi mak comblang atau istilahnya pencari jodoh untuk tetangganya sendiri. Sampai tiba di penghujung akhir tahun, dirinya sadar telah menyukai tetangganya--Regal. Akankah keduanya saling mencintai? Atau hanya salah satunya saja alias cinta bertepuk sebelah tangan?

Bab 1 Tetangga Rusuh

Kata orang jodoh ialah cerminan diri. Menurut Regal sepertinya tidak sependapat dengan kata-kata tersebut. Contohnya kedua orang tua lelaki itu. Ayah yang humoris, ramah dan suka berbaur dengan warga sekitar. Sedangkan Ibun memiliki sifat pendiam, pemalu dan jutek. Bukan mematahkan opsi kalimat di atas ya. Ini menurut pendapat dirinya. Bukankah sebuah hubungan harus dilandasi menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Saling berkomunikasi adalah kunci sebuah kepercayaan. Kenapa tiga puluh tahun Ayah dengan Ibun berumah tangga harus kandas dikarenakan kurangnya komunikasi.

Ayah selalu pulang larut dari kantor padahal biasanya tidak.

Regal menjadi saksi bagaimana Ibun selalu menangis tiap malam. Dirinya sudah besar. Waktu itu umurnya empat belas tahun. Ayah yang membentak Ibun entah karena apa. Makanya, Regal suka diam-diam menyelinap masuk ruang rahasia di rumahnya, karena dia tahu Ayah menyimpan sesuatu di dalam sana. Perkiraannya benar. Pas tengah malam lelaki itu haus dan ingin turun ke lantai satu. Melewati ruang rahasia sang Ayah, Regal mendengar suara semacam des*han? Bermodal nekat, dia lari cepat menuju kamarnya lagi guna mengambil kunci cadangan ruangan tersebut. Dan, terpampanglah kelakuan be*at Ayahnya. Tega melakukan hal menjijikan bersama wanita selingkuhannya.

Sejak saat itu, Regal membawa paksa Ibun keluar dari rumah itu malam-malam menuju luar kota atas bantuan sang Paman. Sangat jauh dan membujuk Ibun supaya menceraikan Ayah secepatnya.

"Ibun," Regal bangun dari tidurnya dengan nafas terputus-putus. Keringatnya sudah bercucuran. Mimpi itu lagi. Regal sungguh membencinya.

Pintu kamarnya terbuka lebar dan masuklah sosok perempuan terhebat yang Regal punya di dunia ini.

"Ibun?"

Beliau cepat-cepat menghampirinya, kemudian memeluk anak semata wayangnya begitu erat.

"Mimpi buruk lagi?" tanya Nanta--Ibun nya Regal. Bagus bukan namanya? Kepanjangannya Nanta Erlanda. Seorang single mother, berusaha membahagiakan Regal dari umur 14 tahun sampai detik ini usianya 27 tahun. Walau mempunyai pekerjaan tetap, Regal suka diberi uang jajan oleh Nanta. Berasa anak kecil lagi tapi, lelaki itu tetap suka. Kalau menolak uang pemberian Nanta, beliau tidak mau berbicara dengan Regal. Satu sifat Regal ketahui dari Nanta selain pendiam, pemalu dan jutek adalah suka ngambekan.

"Tidur lagi yuk, Ibun temenin Regal di sini," Nanta bersiap tidur di samping anaknya. Menyelimuti anak bujang yang entah kapan mau meminang seorang perempuan.

"Kalau nikah, Regal pasti ada yang temenin tidurnya," Nanta terkekeh saat Regal menutup kedua telinganya menggunakan guling.

***

"Abang tukang bakso mari-mari sini, Nabil mau beli,"

Regal mengumpat dalam hati. Padahal masih pagi, tetangga anehnya sudah stand by di depan pagar rumahnya sambil bernyanyi dengan mengubah lirik lagu. Iya aneh. Cewek itu cerewetnya minta ampun, cengeng alias baperan, dan satu lagi, ceroboh.

"Enggak pakai saus, enggak pakai sambal dan juga pakai kol," Regal tetap fokus mengelap gerobak baksonya dan menghiraukan Nabil.

"Abang Regal cintanya sama Rika. Rika, Rika dan Rika abang cuma miliknya Rika,"

Lelaki itu mendengus sebal. Rika, nama yang Nabil sebut adalah mantannya Regal. Sudah putus sejak dua tahun lalu. Nabil tidak mengetahui kabar putusnya dengan Rika. Gak papa lah, toh enggak penting juga.

"Cewek sinting," gumam Regal setelah selesai mengelap gerobak menjadi kinclong.

"Regal? Gak baik loh ngomong gitu. Nabil baik sama cantik malah dikatai sinting," ujar Nanta sambil membawa wadah berisi bakso.

Regal mengambil alih wadah tersebut dan meletakkannya sebagian ke etalase. Dari ukuran jumbo hingga kecil, dia sambil mengintip Nabil dari kaca. Menggelang pelan, Nabil nekat menaiki pagar rumahnya yang masih dikunci.

"Eh, Nabil kenapa manjat-manjat? Kamu bukain sana kuncinya, Ibun mau ke kamar mandi dulu,"

Perintah Nanta tidak membuat Regal segera membuka kunci pagar tersebut. Biarin aja, paling bentar lagi jatuh dan tengkurap di tanah yang tergenang air akibat semalam hujan lebat.

Bruk

Regal menahan tawanya. Tebakannya seratus persen benar. Nabil, cewek sinting itu jatuh dalam keadaan tengkurap. Sungguh mengenaskan. Kasihan, baju tidur berwarna putih sudah kotor bercampur tanah.

"Abang?! Nabil sumpahin Abang jodohnya Entin kalau gak bantuin Nabil berdiri," pekik Nabil bak toa. Keras sekali, mungkin satu RT mendengar pekikan Nabil.

"Suka banget jodoh-jodohin gue," dumel Regal, "Rika lebih baik ketimbang Entin--cewek yang gak waras,"

Dengan langkah malas, Regal menghampiri Nabil. Keadannya masih tengkurap atau Nabil sengaja supaya Regal membantunya berdiri?

"Kena loh, Bang," lirih Nabil untungnya Regal tidak mendengar ancaman bahaya dari cewek tersebut.

"Ayo, gue bantu lo berdiri," Regal setengah bungkuk dengan uluran tangan kanan ke arah Nabil. Gerakan cepat, tangan Nabil meraup tanah basah, kemudian melemparnya pada celana jeans Regal warna hitam.

Sontak Regal menarik tangannya sambil memejamkan mata. Dirinya sudah mandi malah seenak jidat Nabil mengotori celananya?

Nabil tersenyum puas. Cewek itu bangkit berdiri mengibaskan kedua tangan guna tanah yang menempel segera terhempas.

"Satu sama, wlee," ejek Nabil berbalik badan. Udah gitu doang? Regal membuka pejaman mata, menahan untuk tidak mengumpati anak dari pak Adiansyah Saputra--orang yang dulu berbaik hati meminjamkan uang ketika mantan ayah Regal memilih berpisah dan menikah lagi dengan perempuan lain.

Sungguh miris bukan kehidupan seorang Regal? Banyak di luaran sana lebih beruntung darinya. Memiliki keluarga lengkap, harmonis. Regal juga inginnya begitu. Namun takdir berkata lain. Dia dan Nanta sudah terbiasa hidup berdua tanpa adanya sang kepala keluarga.

Tetapi, dari kehidupan Regal di atas, ada sosok Nabil kehilangan ibunya saat melahirkan cewek itu. Ingin merasakan kasih sayang seorang Ibu menjadikan Nabil seorang cewek cengeng, baperan serta ceroboh. Hal itu ditunjukkan agar mendapat perhatian selain Adiansyah Saputra--Bapaknya sekaligus Ibu seperti yang Nabil inginkan. Mengapa Adiansyah tidak menikah lagi? Jawabannya sangat menyentuh hati seorang Nabil. Adiansyah mengatakan tidak akan menikah kembali. Akan membuat Nabil bahagia hingga anaknya menemukan lelaki tepat serta sanggup menjaga tingkah laku Nabil--kesayangannya.

"Minta maaf cepet," tegur Regal. Dia ingin ucapan perminta maaf tersebut keluar dari bibir mungil Nabil. Tidak tau terima kasih. Niat hati menolong, Regal yang terkena imbasnya.

"Gak mau," Nabil berusaha membuka kunci pagar. Ck, masih dikunci. Masa iya Nabil manjat lagi? Jatuh lagi dong kayak tadi.

"Kenapa, hm?"

Bulu kuduk Nabil meremang. Keadaan mereka layaknya film titanic dengan Regal berdiri di belakang Nabil. Kedua tangan cowok itu mengurung tubuh mungilnya, sukses membuat jantungnya jedag-jedug seperti lagu dj.

"Silahkan manjat. Paling lo nyusruk lagi," sekuat tenaga Regal menahan tawa. Dari dekat dia bisa mengenali merk samponya Nabil. Aroma strawberry menguar saat Regal mengendus di puncak kepalanya.

Nabil tidak tahu kenapa reaksi tubuhnya seperti ini. Detik berikutnya, mata Nabil berbinar layaknya menemukan berlian di hamparan tai kucing.

"Entin?? Bang Regal katanya suka sama kamu," pekik Nabil sekencang mungkin.

"Oh shit?!"

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh tyas

Selebihnya

Buku serupa

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Penipuan Lima Tahun, Pembalasan Seumur Hidup

Gavin
5.0

Aku adalah Alina Wijaya, pewaris tunggal keluarga Wijaya yang telah lama hilang, akhirnya kembali ke rumah setelah masa kecilku kuhabiskan di panti asuhan. Orang tuaku memujaku, suamiku menyayangiku, dan wanita yang mencoba menghancurkan hidupku, Kiara Anindita, dikurung di fasilitas rehabilitasi mental. Aku aman. Aku dicintai. Di hari ulang tahunku, aku memutuskan untuk memberi kejutan pada suamiku, Bram, di kantornya. Tapi dia tidak ada di sana. Aku menemukannya di sebuah galeri seni pribadi di seberang kota. Dia bersama Kiara. Dia tidak berada di fasilitas rehabilitasi. Dia tampak bersinar, tertawa saat berdiri di samping suamiku dan putra mereka yang berusia lima tahun. Aku mengintip dari balik kaca saat Bram menciumnya, sebuah gestur mesra yang familier, yang baru pagi tadi ia lakukan padaku. Aku merayap mendekat dan tak sengaja mendengar percakapan mereka. Permintaan ulang tahunku untuk pergi ke Dunia Fantasi ditolak karena dia sudah menjanjikan seluruh taman hiburan itu untuk putra mereka—yang hari ulang tahunnya sama denganku. "Dia begitu bersyukur punya keluarga, dia akan percaya apa pun yang kita katakan," kata Bram, suaranya dipenuhi kekejaman yang membuat napasku tercekat. "Hampir menyedihkan." Seluruh realitasku—orang tua penyayang yang mendanai kehidupan rahasia ini, suamiku yang setia—ternyata adalah kebohongan selama lima tahun. Aku hanyalah orang bodoh yang mereka pajang di atas panggung. Ponselku bergetar. Sebuah pesan dari Bram, dikirim saat dia sedang berdiri bersama keluarga aslinya. "Baru selesai rapat. Capek banget. Aku kangen kamu." Kebohongan santai itu adalah pukulan telak terakhir. Mereka pikir aku adalah anak yatim piatu menyedihkan dan penurut yang bisa mereka kendalikan. Mereka akan segera tahu betapa salahnya mereka.

Membalas Penkhianatan Istriku

Membalas Penkhianatan Istriku

Juliana
5.0

"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Cris Pollalis
5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku