Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kembalinya Sang Mantan

Kembalinya Sang Mantan

tyas

5.0
Komentar
926
Penayangan
29
Bab

"Kalau jalan lampu hijau, hati-hati lampu kuning, kalau kita asing, gimana?" "Udah asing kali. Gak inget ya, kita udah putus dua tahun yang lalu?" Cica, perempuan yang tahun ini menginjak kepala dua itu, harus berjumpa kembali dengan sang mantan sewaktu SMA dulu. Pertemuannya sangatlah tidak aesthetic. Di selokan--ketika Cica fokus memainkan ponsel sampai tidak melihat selokan penuh lumpur dan bau. "Es krim yang dari Cina itu apa sih namanya? Miss you gak sih?" Cica memutar kedua bola matanya, lalu mencebik kasar, "Bantuin gue naik, oy. Malah ngegombal terus. Udah kenyang gue makan janji manisnya elu, Soleh?!" Soleh--mantan Cica justru terkekeh ringan. Lelaki tersebut jongkok alih-alih membantu Cica keluar dari selokan, "Le minerale itu yang ada nangis-nangisnya dikit gak sih?" "Keinget masa lalu ya, Beb?" sambung Soleh membuat Cica menggeram, menahan emosi. "Dasar g*la," Tidak disangka, Cica menarik pergelangan tangan Soleh. Alhasil, mereka berdua sama. Iya, sama-sama kotor terkena lumpur. "Untung gue masih sayang sama elu, Ca," Soleh mencuil sedikit lumpur dan menaruhnya di pipi tirus sang mantan.

Bab 1 Mantan

"Kenalan lagi dong, Ca. Biar lebih akrab."

Usai drama di selokan, kini mereka berdua bersih-bersih di sungai dekat rumah kosong. Agak lumayan jauh dari rumah Cica.

"Sabar. Yang cuekin gue semoga jodohnya gue," imbuhnya lagi.

Cica menyipratkan air langsung ke wajahnya Soleh, "Berisik. Sadar, ini masih sore. Nggak usah kebanyakan halu,"

"Zaman sekarang banyakin halu, Ca. Supaya jadi kenyataan,"

"Btw, nomor WhatsApp gue dibuka dong blokirannya," Cica mengabaikan ocehan Soleh.

Selesai membersihkan celana tidurnya, dia bergegas berdiri ingin segera hengkang meninggalkan Soleh. Bukan hatinya cenat-cenut lagi sehingga menimbulkan getaran cinta. Perempuan itu belum membeli pesanan Bapaknya yakni kopi juga rokok di warung.

"Ca? Demen amat cuekin gue?" Soleh tidak menyerah. Dia ikut menyusul Cica dan ... hap.

Kena sasaran.

Soleh membalikkan tubuh Cica agar menghadap ke dirinya, "Rumah onoh kosong lho, Ca,"

Cica mengangguk singkat, "Tau kok,"

"Cica dulu sama sekarang beda. Gue gak takut setan, karena elo udah jadi setan menurut gue?!"

Sakit banget loh. Sampe tembus empedu, batin Soleh.

"Ada buaya, Ca, awas," seru Soleh sambil modus memeluk erat tubuh Cica.

Nyaman.

Satu kata terucap dalam benak lelaki itu.

Kapan ya, terakhir dirinya memeluk Cica yang pelukable?

***

"Ke warung, Ca? Beli apaan dah? Roti Jepang?" Soleh bertanya secara beruntun.

"Bang Soleh??" pekik anak penjaga warung. Bocah bernama Yuna menghamburkan tubuhnya ke pelukan Soleh.

Fyi, Soleh amatlah terkenal di daerahnya Cica. Mungkin keseringan apel kali, ya, dulunya? Ada lah seminggu tiga kali. Kesayangannya bocah plus idaman emak-emak. Yah, Cica mengakui bahwasanya Soleh semacam kembar identik dengan Lee Min Hoo. Kulit putih bersih, hidung mancung macem perosotan anak TK, alis tebal, bulu mata lentik, serta mempunyai postur tubuh tinggi dan punya ABS alias six pack. Serius. Cica tidak mengada-ngada. Apalagi soal roti sobeknya. Gak sengaja dia liat perut kotak nya Soleh itu ketika cowok tersebut tengah ganti baju di dalam kelas. Nah, dia mengira tidak ada siapa-siapa. Lah dalah, rupanya Soleh sedang berganti dari baju osis ke kaus olahraga.

"Hey, kids. How are you?"

Cuih, sok Inggris. Cica mendengkus kasar, lebih baik dirinya masuk warung setelah mengucapkan salam.

Soleh udah pulang?

Alhamdulillah sih. Jadinya Cica gak darah tinggi karena sikap lelaki itu berubah. Pas dulu emang friendly, tetapi sekarang murah senyum. Tebar pesona sama murah senyum beda gak sih?

"Heiii, melamun mulu dah kerjaan elu, Ca?"

Waduh, Cica tidak sadar udah di depan pagar rumahnya. Efek memikirkan mantan jadinya ya ... wait? Suara tadi kok tidak asing ya di telinga perempuan itu?

Mendongakan kepala, dirinya hampir terpesona seketika kala Soleh membuka pintu pagar seraya tersenyum lembut.

Alamak, Pak. Tolonglah anakmu ini supaya enggak terjerat kembali oleh pesona sang mantan. Bahaya. Harus warning.

"Iya, gue ganteng, Ca. Segitu terpesona ya lo dengan wajah bak oppa Korea ... aduh,"

Soleh mengaduh kesakitan karena Cica mencubit perut six pack nya. Sakit sih tapi, nikmat dalam waktu bersamaan kalau Cica yang melakukan hal tersebut.

"Ngapain lu ke sini lagi, Soleh?!" geramnya.

"Slow, Ca. Gue mau silaturahmi sama calon mertua. Gak aneh-aneh,"

"Oh satu lagi. Bapak lo batuk-batuk terus sewaktu gue ngucap salam--- "

"Lah, gue ditinggal masa," gumam Soleh.

Apa Bapak kambuh lagi sakitnya? Batin Cica sambil berjalan cepat menuju rumah.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh tyas

Selebihnya

Buku serupa

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

kodav
5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku