Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pemuas Nafsu Sang Casanova

Pemuas Nafsu Sang Casanova

Byygirl

5.0
Komentar
322
Penayangan
5
Bab

Warning: 18+ (harap bijak memilih bacaan!) Ini kisah tentang wanita berparas cantik namun memiliki nasib yang sangat buruk, namanya Aletta casandra, gadis cantik dengan postur tubuh perfect yang harus rela di jadikan penebus hutang oleh sang Paman, yang merawatnya sedarai kecil. Kehidupan remajanya di renggut paksa, mau tidak mau harus manjadi budak seks seorang lelaki tampan nan kaya yang merupakan seorang pengusaha muda yang di segani dan ternama, bernama Leonardo Pradungganegara. Lelaki keturunan sultan namun memiliki sifat dan hati yang sangat kejam.

Bab 1 Penebus hutang Paman

“Bawa dia!” suruhnya lelaki dingin nan tampan pada beberapa lelaki yang memakai seragam serba hitam.

“Siap Tuan Leo!” sahut para pemuda berpakaian serba hitam itu. Tubuh mereka semua terlihat sangat kekar dan berotot, membuat nyali seorang gadis yang sedang menagis pilu sedikit menciut.

“Paman, tolong! Aletta gak mau! Aletta mohon Paman, Aletta sanggup melakukan apapun asal jangan biarkan mereka membawa Letta Paman.” Berontak Aletta gadis belia yang seharusnya masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Ia memohon dengan sangat pilu, namun jeritan Aletta seakan angin lalu bagi sang Paman, lelaki paruh baya itu bahkan menutup pintu rumahnya masa bodoh dengan jeritan permintan tolong Aletta. Sementara Aletta terus di paksa masuk ke dalam sebuh monio mewah berwarna hitam .

“Diam atau mati!” tegas Leonardo kejam tanpa ada perasaan lelaki itu mencengkram kuat rahang Aletta, membuat Aletta terdiam seribu bahasa dengan wajah pucat pasinya.

Air matanya terus mengalir seiring berjalannya mobil mewah itu yang ia juga tak tau kemana mobil itu membawanya pergi.

“Tuan tolong lepaskan saya, Tuan” rengek Aletta pada Leo yang kini sedang memejamkan matanya.

“Tu-“

“Diam!” bentak Leo mmebuat tubuh Aletta terjengkit, kaget. Aletta kembali bungkam, jujur saja nyalinya benar-benar ciut berhadapan dengan sosok Leo yang terlihat sangat mengerikan itu, wajah lelaki itu terlihat sangat datar, meskipun begitu tak memungkiri jika ketamapanan lelaki itu sangatlah di atas rata-rata. Tak heran pula banyak wanita yang bertekuk lutut di hadapannya,bahkan ada yang rela memberikan tubuhnya secara percuma pada Leo, sang Casanova .

Tak butuh waktu lama , kini mobil mewah itu berhenti tepat di hadapan rumah yang lebih mirip istana bagi Aletta. Mata gadis itu bahkan tak berkedip ketika melihat bangunan besar bak istana di hadapannya saat ini.

“Bawa dia turun!” Titah tegas Leo lagi pada anak buahnya.

Aletta kembali di bawa oleh para lelaki berseragam hitam itu.

“Ih lepas dong! Aku bisa jalan sendiri!” kesal Aletta pada dua lelaki yang kini sedang memegangi lengannya.

“Diam lah Nona, atau kau akan bernasib buruk.” Bisik lelaki yang ada di sebelah kanannya.

Aletta mendengus kesal. “Nasib ku memang sudah buruk!” hardik Aletta.

Mata Aletta kembali di buat membesar ketika ia menginjakakan kaki di dalam rumah besar itu.

‘Wah ini sih namanya istana, apa dia seorang raja?’ batin Aletta bertanya-tanya melihat interior rumah itu sangatlah mewah dan megah, semua furniture di dominan dengan warna emas hingga membuatnya semakin terlihat mewah dan elegan.

“Bawa dia ke kamar !” suruh lelaki bernama Leonardo itu lagi.

“Siap Tuan!”

Aletta hanya pasrah ketika para pemuda beseragam hitam itu membawa tubuhnya ke sebuah kamar.

“Silahkan masuk!” suruh para lelaki itu.

Aleta menatap sebentar kearah mereak, “Hey, apa aku akan mati di sini?” tanya Aletta sedeikit berbisik.

Para pemuda itu saling tatap, “Mungkin saja iya Nona, jadi sebaiknya jaga sikap jika ingin masih hidup.” Ucap mereka setelah itu mendorong masuk tubuh Aletta , dan mengunci pintu kamar itu dari luar.

“Hey! Buka! Kenapa di kunci?!” teriak Aletta dari dalam kamar, sembari terus menggedor-gedor pintu kamar yang terkunci dari luar .

Lelah, merasa tak di gubris Aletta berbalik badan, menatap kamar yang berukuran cukup besar itu, di sana ada beberapa furniture yang menurutnya sangatlah bagus. Aletta berjalan perlahan menuju ranjang yang terlihat sangat empuk dan juga indah tentunya.

“Woah sangat empuk, berbeda sekali dengan kasur ku di rumah Paman.” Monolognya sembari menghempaskan tubuhnya di atas ranjang.

***

“Ini Tuan kunci kamarnya.”

“Hm.” Leo menyambut kunci kamar itu dari anak buahnya, dengan senyuman smirk di wajahnya.

Sementara para asisten rumah tangga yang lain saat ini sedang berkumpul di dapur membicarakan Aletta yang baru saja di bawa ke dalam rumah itu. “Iya masih muda sama kayak aku ‘kan?” ucap salah satu dari mereka yang terlihat masih sangat belia, namanya Alia, remaja yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah besar bak istana itu.

Di rumah besar itu tentu saja memerlukan banyak asisten di dalamnya. Jika di tota-total jumlah asisten rumah tangga di kediaman Leo itu menacapai dua puluh lebih, separuhnya merupakan gadis muda yang tak jauh berbeda dengan Aletta, yaitu merupakan tawanan akibat hutang piutang yang tak dapat di lunasi, dan berakhirlah mereka sebagai penebusnya yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di rumah itu.

“Iya kayaknya dia bakal bernasib sama kayak kita.” Sahut Amel , yang juga merupakan asisten rumah tangga.

“Hey sudah-sudah jangan banya berbicara, riwayat kalian akan sama seperti Lilu jika meneruskannya.

Lilu adalah gadis remaja ynag di bunuh oleh Leo lantaran tak mematui keinginanya. Begitulah Leo, dia merupakan sosok yang sangat kejam. Di luar sana banyak orang yang memujanya sebagai pembisnis handal, tanpa mengetahui sikap kejam di balik ketampanannya dan kesuksesannya itu.

***

Brak!

Pintu kamar Aletta di buka secara kasar, siapa lagi selain Leo pelakukanya. Aletta yang berbaring langsung saja terduduk menatap takut kearah Leo yang tersenyum smirk menatapnya.

“Pakai!” perintahnya seraya melemparkan baju maid ke arah Aletta. Semua pembantu muda di rumahnya itu memang memakai seragam yang sama terkecuali para pembantu yang sudah berumur, mereka menggunakan pakaian tertutup.

Aletta mengambil dan memperhatikan baju yang di lemparkan oleh Leo, mata Aletta seketika terbelalak saat melihat baju yang sangat terbuka.

“Tuan ser-“

“Pakai!” potong Leo membentak.

Aletta kembali bungkam, ia beranjak pergi ke kamar mandi .

“Pakai di sini!”

Lagkah Aletta terhenti, dengan mata membola. “Apa?” cengangnya.

“Pa-pakai di si-sini?” tanya Aletta tergagap-gagap.

“Saya tidak suka mengulang perkataan saya!” tegas Leo membuat Aletta ketar ketir dan dengan sangat amat terpaksa ia menuruti semua kemauan lelaki di hadapannya itu.

‘Aduh malu.’ Lirih Aletta seraya melucuti pakaiannya satu persatu.

Mata Leo menatap lurus kearah tubuh mulus nan mungil di hadapannya.

Glek!

Satu tegukan ludah dengan susah payah masuk, Leo memalingkan wajahnya ketika melihat tubuh tanpa busana milik Aletta. Gadis itu tidak sepenuhnya telanjang, melainkan ada tersisa Bra dan juga celana dalamnya.

Aletta dengan cepat memakai baju maid yang telah di sediaka. Sementara Leo kembali di buat tercengang melihat tubuh Aletta yang telah memakai baju maid itu, yang sialnya semakin membuat senjatanya di bawah sana semkain berdiri tegak.

“Akh! Shit!” lelaki itu langsung bangkit dari duduknya berjalan menghampiri Aletta yang berdiri dengan kepala menunduk.

Bruk!

Dengan kasar Leo mendorong tubuh Aleta ke ranjang hingga membuat mata Aletta terbelalak, kaget.

Sedangkan mata Leo tertuju pada celana dalam yang terpampang di depannya lantaran rok pendek milik Aletta tersingkap ke atas.

Senyum smirk terpampang jelas di wajah taman lelaki itu.

“Akhh!” pekik Aletta kaget.

“Shit! Kau benar-benar menggoda!” ucapnya dengan tangan yang setia mengelus area kewanitaan Aletta yang masih tertutup oleh celana dalam berwarna putih.

“Shhh! Janganhh Tuanhh!” Aletta berusaha menutupi area kewanitaannya dengan tangan, sia sangat malu saat ini .

“Huust! Diam! Dan nikmati saja , kau pasti menyukainya.” Leo dengan kasar menepis tangan Aletta. Namun Aleta tak menyerah, ia masih saja mencoba menutupinya, membuat Leo murka.

“Jangan membuat ku marah! Diam atau mati!” ancamnya dengan tangan yang siap mengambil pistol yang tersembunyi di balik Jasnya. Aleta terdiam dengan wajah yang takut, ia terpaksa memilih diam atau berakhir menyedihkan.

“Buka!” titah Leo menunjuk celana dalam Aletta.

Aletta sedikit ragu, namun ia tetap menurutinya dengan menggigit bibir bawahnya menahan rasa malu setengah mati.

Leo menyeringai menatap lekat kewanitaan Aletta yang sudah tak tertutup apapun, lelaki itu menggigt bibir bawahnya, nafsunya sudah memuncak saat ini, matanya saat ini di sudah di penuhi kabut ngadi . Dengan sedikit kasar ia melebarkan paha Aletta, hingga kupu-kupu milik Aleta merekah akibatnya.

Aletta hanya bisa menutup matanya saat melihat lelaki di hadapannya itu mulai berjongkok.

Slrupppp!

“Akhh!” pekik Aletta kuat tatkala lelaki itu mengisap kuat kupu-kupunya.

“Akhh emphhh!” erangan Aletta tak tertahankan saat merasakan lidah Leo bermain dengan liar di bawah sana.

”Enak? kau menyukainya? Sama saya juga!” ucap Leo mendongak menatap Aletta, sedetik kemudian ia kembali membenamkan wajahnya di milik Aletta yang sudah basah dengan cairannya dan air liur pria itu.

“Akhh Tuan!” pekik Aletta lagi ketika kacang miliknya di mainkan dengan sangat cepat oleh Leo.

“Emm? Kenapa? Enak? Bagaimana dengan ini?” satu jari masuk di lobang surga Aletta mebuat wanita itu memejamkan matanya merasakan sensasi yang tak pernah ia rasakan selama ini.

Wajah Leo terlihat puas melihat wajah tersiksa Aletta yang menginginkan permainan lebih.

***

Di luar kamar, para pembantu yang lain sedang menempelkan telinga mereka masing-masing guna mendengarkan suara nikamt yang berasal dari dalam kamar.

“Tuh ‘kan bener , tapi kok jadi pengen di sentuh juga ya, akhh nikamt banget sentuhan Tuanhhh.” Ucep Amel berpantasi sendiri sembari meraba-raba dadanya sendiri yang masih terbungkus.

“Iya kita sekarang udah gak pernah di sentuh sama Tuan, bahkan di lirik Tuan pun sudah tidak lagi.” Sahut Alia dengan wajah sendu.

“Iya padahal aku mah rela-rela aja di tidurin sampai bengkak juga rela aku mah.” Sahut Amel lagi.

“Kayaknya kita bakal gak di pakai lagi deh Mel, ‘kan Tuan emang selalu seperti itu, dia tidak pernah memakai dua kali. Di tambah ada anak baru, kamu dengar suara Tuan di dalam, waktu sama kita dia tak pernah menggeram nikmat seperti itu ‘kan?”

Amel mengangguk dengan wajah kesal. ‘Is aku harus bisa singkirkan tuh pembantu baru.’ Batin Amel bertekad.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Byygirl

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku