Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
ANITA ( Pernikahan atas penukaran jaminan)

ANITA ( Pernikahan atas penukaran jaminan)

Lsaywong

5.0
Komentar
1.1K
Penayangan
40
Bab

WARNING 21+ Hanya sebatas pernikahan biasa, bukan pernikahan semata yang langsung bahagia. Anita Azaelia, ia adalah sosok wanita yang menginginkan kebahagiaan masa depan yang telah dikhianati oleh masa lalunya. Anita tidak pernah merasakan gejolak pada pernikahan yang telah diselenggarakan secara instan. Sejak kejadian menimpa saudara kandungnya, ia dijadikan jaminan sebagai tembusan atas kerugian menimpa abangnya sendiri. Ya, Anita tak menyangka hidupnya penuh segala cobaan yang dilaluinya. Bahkan ia tidak merasa rasa cinta dari suaminya yang telah dinikahkan olehnya. Apakah Anita dapat melewati semua cobaan setelah pernikahan tak terduga ini membuat ia harus melampaui semua batas-batas konflik terhadap nasibnya? Inilah Kisah Pernikahan Anita, diambang keresahan dan kepedihan.

Bab 1 Mengaku.

"Ayo! Katakan sejujurnya, di mana kau habiskan uang perusahaan kami? Kapan kau lunasi hutang-hutangmu yang tertunda, mana janjimu!" sergah Andre bersiap untuk memukul Hardi sudah tak berdaya berlumuran darah di sekitar bibirnya, dan hidungnya.

Ya, Andre memukulnya hingga babak belur saat Hardi kembali masuk kantor. Hardi bekerja salah satu perusahaan bidang perjudian berada di Filipina. Hardi telah melakukan kesalahan yang fatal, ketika ia mempergunakan uang perusahaan untuk berjudi melihat dari aplikasi biasa disebut BIGO LIVE.

Setelah pemilik perusahaan itu mulai mencurigai keuangan, dan hasil kemenangan dari member terbengkalai. Pada akhirnya, mereka pun selidiki ternyata uang yang dikirim dari bank ke bank lain berbeda rekening. Mereka pun mencurigai Hardi telah mengorupsi uang perusahaan untuk kesenangannya sendiri.

Hardi tidak menjawab apa pun, ia telah pasrah dengan kehendaknya. Di mana lagi ia mencari uang untuk membayar uang dipakai olehnya. Sementara istrinya berasa di Indonesia telah pasrah, tidak ada lagi uang yang bisa mereka berikan. Semua telah dijual habis, dari perhiasan perkawinan, rumah yang baru ia beli harus di tarik kembali ke pemilik properti, bahkan asuransi dari putra pertamanya pun ditutup untuk tidak melanjutkan pembayaran.

"Kenapa diam? Kapan kau lunasi hutang yang telah kau gunakan? Kau pikir hebat, setelah menjadi leader di sini. Uang kami, kau pegang seakan itu milikmu! Kau pikir diam-diam kau mainkan uang senilai lima miliar. Kami tidak tahu? Aku beri kau waktu satu minggu untuk melunasi semua pemakaian yang kau gunakan, jika salam waktu satu minggu itu kau tidak melunasinya, bersiaplah untuk mengucapkan selamat tinggal pada istri tercinta dan keluargamu?!" ucap Andre memberi keringanan tetapi dibalik itu semua Hardi tidak bisa menjawab 'iya' karena tetap saja Andre bukan lelaki yang penuh kasihan.

***

Sementara di Indonesia, Anita sedang duduk sambil bermain ponsel miliknya, ia pun asyik membalas chat dari teman online. Ya, Anita gini telah menjadi seorang penulis salah satu Platform. Bahkan ia telah menjelit keberbagai penjuru Platform. Apalagi, ia telah mencetak beberapa buku novel segala penerbitan.

Diusia yang sudah berkepala dua itu. Anita tidak pernah putus asa. Walaupun ia tahu situasi tidak mendukung. Apalagi kasus menimpa abangnya sedang tidak baik. Dengan segalanya Anita lakukan adalah menulis cerita untuk bisa membantu abangnya bisa kembali pulang ke tanah air.

Anita bukan tidak mau membantu abangnya, ia diam-diam mencari solusi untuk bisa membantu lunasi hutang dari perusahaan itu. Namun yang bisa Anita lakukan? Ia tidak bisa berbuat banyak, uang royalti yang ia dapat hanya beberapa ratusan rupiah saja. Itu tidak akan cukup untuk melunasi hutang tersebut.

Apalagi Anita kasihan melihat istri abangnya, dan juga kedua anaknya yang lucu menggemaskan. Ia berharap ada keajaiban bisa memberi keringanan padanya. Siapa yang tahan atas pertengkaran suami itu?

Apalagi Anita mendengar sendiri, perusahaan itu memberi batas waktu satu minggu untuk bayar semuanya. Anita hanya bisa bungkam, ia tak bisa berpikir jernih. Sedangkan ceritanya masih belum terjual laris atau pun laku terjual. Apa yang bisa ia lakukan untuk ini?

***

Satu minggu pun tiba, Andre kembali menemui Hardi. Tentu membawa sesuatu di tangannya. Ya, sebuah kayu balok untuk memukul Hardi kembali. Tidak hanya Andre seorang tetapi bersama anggota lain untuk mengeroyok Hardi. Hardi hanya pasrah jika ia akan mati di sini. Tentu dengan segala ia berikan cuma ajalnya saja.

Andre tak banyak bicara ia kembali memukulnya, hingga Hardi terperosot tidak berdaya di lantai. Tangan dan kaki dipatahkan oleh anggota Andre. Bahkan, bibir pun sobek atas tinju dari Andre, bukan itu saja matanya juga uda biru sembab, dan hidung mungkin tulangnya patah.

Andre pun berjongkok, dan mengangkat dagu Hardi yang bersimbah darah itu. Andre cukup kasihan padanya, namun itulah keadaan jika melanggar peraturan dari perusahaan.

"Aku tanya sekali lagi? Kapan kau lunasi hutangmu? Aku sudah menunggu hari ini, tapi kau tetap tidak melunasinya? Apa kau sudah siap untuk dijemput oleh sang iblis? Mungkin saja, kau sudah siap akan ajalmu?!" Andre mengayunkan kayu baloknya, akan tetapi suara panggilan dari komputer Facebook massager berbunyi.

Andre pun berhenti, kemudian ia langsung melihat layar komputer ukuran lima inci. Terpampang wajah seseorang. Ya, wajah Anita di foto profil.

Andre tidak jadi memukul Hardi, Andre pun mendekati meja kerja Hardi, karena panggilan dari Anita tidak terjawab, dengan cepat Andre meng-klik profil Facebook adiknya Hardi.

Terdapat senyuman tipis, Andre langsung mengetik, dan meng-invite facebooknya. Entah apa yang dipikirkan oleh Andre saat ini. Setelah selesai, ia pun kembali berjongkok, dan mendekatkan telinga Hardi dibisikkan sesuatu padanya. Hardi cuma diam setelah Andre meninggalkan kantor, dan membiarkan Hardi tidak berdaya penuh simbah darah tersebut.

***

Dua minggu sudah, tidak ada lagi kabar dari abangnya Anita. Bahkan keluarga pun tidak menanyakan kabar keadaan putranya di sana. Apalagi keadaan telah kembali normal. Namun, Anita masih aktif mengetik dan membuat cerita. Meskipun ia tidak terlalu aktif di jam tertentu. Karena di rumah sekarang pada sibuk, sang iparnya membuka usaha makanan di depan rumah. Sembari mencari nafkah untuk kedua anaknya yang masih kecil. Bahkan suaminya di sana cuma bisa mengejar, dan meminta untuk cari uang itu untuk membayar.

Anita mengira setelah kasus itu tidak ada kabar lagi, pada malam harinya. Anita mendapat sebuah kejutan yang tidak terduga selama ini. Ya, abangnya menelepon istrinya, dan meminta Anita untuk bersiap-siap. Apalagi, Hardi meminta Anita untuk memakai pakaian yang cantik. Hanya satu cara agar dirinya pulang dengan selamat setelah ia sembuh dari bekas pukulan. Hardi akan pulang bersama dengan Andre.

Tentu Anita was-was akan hal pemberitahuan dari abangnya. Tetapi Anita tidak ingin berpikir hal negatif, kelegaan yang dibuat oleh abangnya itu pun tenang.

****

Tiga hari berikutnya, sesuai kabar dari Hardi, ia pun tiba di Indonesia. Tentu Anita tidak menuruti perkataan dari abangnya untuk memakai pakaian bagus. Di rumah sedang ramai, karena banyak pembeli. Jadi Anita menjaga keponakan sedangkan iparnya melayani pembeli.

Pukul 5 Sore, sebuah mobil masuk ke halaman depan rumah. Per-tepatan pula Anita sedang menggendong keponakan yang masih balita berusia 3 bulan. Seseorang keluar dari mobil itu, namun Anita masih mengamati dua orang lelaki, dan membuka pintu seseorang keluar, itu adalah Hardi--abangnya.

Setelah itu Hardi masuk ke rumah bersamaan dengan dua lelaki mengikuti Hardi dari belakang. Tetapi salah satu lelaki itu memperhatikan Anita untuk ikut masuk ke rumah. Namun Anita tidak menunjukkan ekspresi apa pun pada lelaki yang berikan senyuman padanya.

Ketika berada di dalam rumah, Anita berikan segelas minuman dingin untuk tamu dari abangnya. Abangnya duduk bersamaan dengan dua lelaki itu, dapat Anita lihat dua orang lelaki itu seumuran dengan abangnya, namun salah satu dua orang itu lebih tua. Masih memperhatikan Anita terus. Anita memilih masuk ke kamar iparnya mengayun anaknya akan tidur.

Lalu mama Anita pun menyambut dua orang lelaki dan juga istri Hardi. Di sana sedang berdiskusi sangat serius. Bahkan Anita memilih untuk tidak ikut campur. Ia menyanyikan lagu untuk keponakan agar mau tidur.

Tetapi lelaki itu masih mengamati Anita sibuk mengayunkan putra bungsunya Hardi sembari memainkan ponsel kesayangan itu. Setelah bercakap-cakap serius.

"Aku datang ke sini, bukan bermaksud melepas Putra Anda, Tante! Aku membawa Putra Anda pulang ke tanah air. Telah sepakat sudah aku janjikan pada Putra Anda! Mungkin Putra Anda sudah memberitahukan soal hal ini, kami datang untuk menukar hutang dari Putri Anda, Tante!" ucapnya.

Diana terkejut atas ucapan dari lelaki itu. Ya, lelaki itu adalah Andre, dan juga satu anggota kepercayaannya adalah Antoni. Hardi bisa menunduk tidak berani menatap mamanya.

"Apa maksud kau?" Diana tidak mengerti maksud ucapan Andre tadi.

Andre membungkuk dan mulai serius, ia pun menceritakan se-detailnya atas sepakat akan menukar hutang Hardi ke Anita. Tanpa disadari oleh mereka. Diana seakan sesak tiba-tiba, ia tidak dapat percaya jika putranya memilih menukarkan ganti rugi dari adiknya sendiri, Anita.

"Aku akan menarik putri Anda menjadi istriku, jika Tante tidak setuju. Maka Hardi akan kami ke pihak berwajib atas mengorupsi perusahaan kami, mungkin hukuman Hardi semakin berat, dan seumur hidup," ucap Andre seakan mengancam.

Anita yang akan keluar dari kamar iparnya, ketika mendengar langsung dari bibir lelaki terus memperhatikan dirinya. Betapa syok untuknya, bahkan Diana seorang mama mana rela menjual putrinya demi menukar ganti rugi perbuatan putranya sendiri.

Hardi hanya bisa pasrah, ia harus menyetujui sepakat itu. Biarlah dirinya dianggap egois, mementingkan dirinya sendiri. Hanya itu ia bisa bebas dari kandang harimau.

Andre pun melirik Anita, seakan senyuman itu mengancam nyawanya. Anita malah sangat marah, tentu ia tidak akan mau menikah dengan lelaki seperti Andre. Dari sikapnya saja dapat Anita rasakan, bahwa Andre terlalu angkuh, kejam, dan pasti hidupnya tidak akan bahagia.

"Aku tidak setuju!" bantah Anita berani bersuara, walau dari cara nadanya sedikit gentir. Ya, demi dirinya. Ia tidak akan mau menikah dengan lelaki seperti Andre.

"Baiklah, polisi sebentar lagi akan tiba, jika tidak setuju, mungkin bukan Hardi yang akan masuk penjara, tetapi istrinya juga," ucap Andre semakin mengancam.

Rinda, istrinya Hardi pun terpaku kaku. Ia tidak berkutik setelah apa diucap oleh Andre tadi.

"Sudah turuti saja!" titah Rinda meminta Anita menyetujui permintaan Andre.

Anita langsung melayangkan api pada iparnya, ia tidak menyangka jika dirinya dijadikan percobaan. Bahkan satu keluarga baru memilih diri sendiri tanpa memikirkan dirinya.

"Daripada kau di sini tidak ada pekerjaan lain? Mending menikah saja, jadi beban listrik di rumah sedikit ringan," tambah lagi Rinda bersuara.

Anita tak bisa menahan rasa amarah, seakan tetesan air mata itu pun mengalir membasahi wajahnya.

Andre pun bangun dari duduknya, dan menghampiri Anita. Andre tidak peduli sikap Anita padanya. Yang pasti semua telah sepakat setuju akan membawa Anita ke Filipina. Melanjutkan pekerjaan sebagai seorang istri yang baik.

Andre merangkul Anita begitu mesra, Anita mencoba untuk menghindar dari rangkulannya. Diana tidak bisa berbuat apa pun. Andre membisikkan sesuatu pada Anita.

"Kau akan lebih bahagia jika menikah denganku, kau tidak akan merasa kekurangan apa yang kau inginkan. Daripada kau di sini? Lihat? Mereka tidak peduli padamu, mereka hanya memikirkan diri sendiri."

Anita pun mengamati mamanya, kakak iparnya, dan juga abangnya. Ya, benar. Anita tidak dianggap keluarga ini. Ia merasa kesal, ia sangat menyayangi mereka apalagi keponakan yang lucu. Apa sudah saatnya ia memilih untuk ikut dengan lelaki di sampingnya? Bukankah Anita berharap akan mendapat pasangan hidup ideal, dan mengubah masa depannya. Mungkin ini yang terbaik, menyetujui hasil lunas dari ganti rugi abangnya.

Sesuai dijanjikan dan sepakat, akhirnya Anita pun mengemaskan pakaian. Sementara Andre dan Antoni menunggu di depan sembari merokok. Lalu Rinda seperti biasa meladeni pembeli yang terus datang. Lalu Diana kamar belakang sedang menelepon putrinya yang jauh. Memberi kabar kepada mereka bahwa Anita akan meninggalkan tanah kelahirannya. Setelah semua dikemas sedemikian rupa. Ia pun keluar kamar, sekali lagi ia melirik kamar untuk terakhir kalinya. Lalu ia menarik koper itu ke depan rumah. Antoni pun langsung membantu mengangkat kopernya ke mobil. Sedangkan Andre membuang puntung rokok yang ia isap tadi. Sebelum berangkat ke negara tetangga, Anita berpamitan pada mamanya. Tetapi saat di depan pintu kamar mamanya. Anita tidak sengaja mendengar percakapan dari mamanya itu.

"Biarlah, asal Hardi sudah pulang. Mungkin sudah waktunya Anita menikah, kapan lagi? Menunggu pacar yang tidak jelas itu? Sampai kapan pun Anita tidak akan dinikahkan oleh lelaki tidak jelas itu. Kalau dilihat dari lelaki itu, dia serius!" ucapnya.

Anita merasa sedih, bukannya menolak. Percuma ia menetes air mata. Mungkin ia akan memulai hidup baru, jika mereka memilih tak menginginkannya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Lsaywong

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku