ANITA ( Pernikahan atas penukaran jaminan)
kan lagi makananmu, aku mau rokok sebentar,"
a. Anita yakin, kalau ucapan dari lelaki itu tidak sedang be
ngnya membuang sisa makanan ke tong sampah. Tetapi sebuah tangan menghalanginya. Sonta
suka dengan masakan ku?" Antoni be
Ia merasa bersalah, piring ditangan Anita telah berpindah di tangan Antoni. Kemudian Antoni mele
alau makanan itu di buang secara cuma-cuma. Kenapa kau tidak katakan saja, kalau
ukan maksud untuk
ak selera makan atau kurang nafsu?" Antoni bert
uci piring, sekarang ia bisa lihat jelas selu
ujung kepala, kulit Anita kuning langsat, ku
berani menatap mata Antoni, bisa-bi
ayar hutang abang mu. Kau mau nikah den
s keputusan dari perkataan Andre, hanya itu yang bisa kukatakan padamu. Sebelum terlambat, lebih baik
*
ni tadi jam 8 malam. Ia terus berbalik posisi untuk cari nyaman pada tidurnya. Tetap saja tidak bisa tid
pintu, dan keluarlah dirinya di sana, sembari duduk s
ngannya, kemudian Anita pun menoleh. Terkejut bukan main, dirinya sedari tadi duduk tanpa sadar bahwa kamar m
i bertanya padanya sembari
asih nangkring di sini?" jawabnya seakan
g sedang kerja," ucapnya sambil memainkan ponsel
ena ia rindu pada orang itu, itu adalah masa lalunya. Namun setiap ia mencoba melupakan masa lalu itu sela
kau serius?" Akhirnya Anita memberan
i. Bahkan ia mencoba untuk tahu apakah ucapan para lelaki itu bisa dipegang atau tidak. Apalagi soal Andre saja, Anita hanya sekilas walau ia tidak terlalu percaya. Walaupun ia harus percaya
wab Antoni dan kembali menanyakan pada Anita. Dua jari jempol tidak
engan ponselnya. Ia pun membuang puntung rokok it
jawab Ani
, yakin atas keputusanmu itu? Aku serius, besok adalah terakhirmu. Kalau itu keputusanmu, aku hanya bisa berharap tidak ada yang abadi di pernikahan
mencintai keluarganya sendiri, dan kau di sini hanya tempat memuaskan budak nafsu seksualnya. Kau hanya sebatas simpanan untuk melampiaskan amarah dar
ai subuh di pagi hari. Ya, sudah pukul 2 subuh. Ia masih belum untuk tidur. Matanya masih terjaga,
sentuh ponsel miliknya. Ya, Anita kini kena
tersebut yang gelap, Antoni dapat m
un memilih untuk mengangkat panggilan d
n ia belum percaya untuk menerima atas perkataan mu, ini terlalu mendadak
kan menundah pernikahan dengannya, sampai dia
ke kamar untuk tidur. Saat ia akan menutup kain golden itu, i
at. Ia pun kembali masuk mencari sesuatu, set
-jam ia menangis. Sembari mendengar lagu di ponselnya sendiri. Antoni pun dengan pelan menarik p
u membuat terkurung untuk masuk. "Sial! Merepotkan banget, sih?!
membaringkan tubuh Anita di atas tempat tidur, Antoni mencoba untuk menjauh dari tangannya ke leher Anita itu. Entah kenapa jarak itu sangat dekat. Ant
Antoni menelan air liurnya. Jarak itu sangat dekat, tetapi tidak ada salahnya ia men
ah di hari esok!" bisik Antoni, d