Setelah diusir dari rumahnya, Helen mengetahui bahwa dia bukanlah putri kandung keluarganya. Rumor mengatakan bahwa keluarga kandungnya yang miskin lebih menyukai anak laki-laki dan mereka berencana mengambil keuntungan dari kepulangannya. Tanpa diduga, ayah kandungnya adalah seorang miliarder, yang melambungkannya menjadi kaya raya dan menjadikannya anggota keluarga yang paling disayangi. Sementara mereka mengantisipasi kejatuhannya, Helen diam-diam memegang paten desain bernilai miliaran. Dipuji karena kecemerlangannya, dia diundang menjadi mentor di kelompok astronomi nasional, menarik minat para pelamar kaya, menarik perhatian sosok misterius, dan naik ke status legendaris.
Di lantai bawah di vila Keluarga Ginanjar, perjamuan meriah memenuhi aula, sementara di lantai atas, Helen Sanusi diam-diam melipat pakaiannya dan memasukkannya ke dalam kopernya.
Loga Ginanjar, yang dipanggil Helen sebagai ayah selama bertahun-tahun, menyodorkan empat lembar uang seratus ribu rupiah ke tangannya. "Ambil uang ini untuk perjalananmu. Kamu sudah tidak sabar untuk kembali ke keluarga aslimu dan aku tidak akan menghalangimu. Tapi tempat yang kamu tuju sangat miskin dan aku ragu akan ada orang di sana untuk menyambutmu ...."
Loga menghela napas. Tiga hari sebelumnya, Adelia Ginanjar muncul sambil memegang laporan DNA di tangan, yang membuktikan bahwa dia adalah putri kandungnya.
Pengungkapan itu telah membuat seluruh Keluarga Ginanjar menjadi kacau. Pengujian lanjutan telah memastikan bahwa Helen, gadis yang telah menjadi bagian dari keluarga mereka selama bertahun-tahun, ternyata tidak memiliki hubungan darah dengan mereka.
Sekarang setelah Adelia kembali, Keluarga Ginanjar mencurahkan seluruh kasih sayang mereka pada sang putri asli, untuk menebus waktu yang hilang. Mereka memanjakannya seperti harta karun, ingin sekali menghapus penderitaan yang dialaminya selama bertahun-tahun.
Sementara itu, nama belakang Helen langsung diubah pada malam yang sama. Loga tidak membuang waktu dan mengirim orang ke pedesaan untuk mencari orang tua kandungnya. Sampai saat ini, belum ada kabar.
Hari ini, sebuah perjamuan diselenggarakan untuk Adelia. Perayaan ini dimaksudkan untuk mengumumkan identitasnya sebagai putri asli Keluarga Ginanjar.
"Kamu memiliki kulit yang sangat lembut, dan pakaian ini dipilih dengan cermat ...," ucap Loga dengan suara lembut, merasakan emosi yang campur aduk saat membantu Helen memilah lemari pakaiannya. "Kamu bisa membawa beberapa pakaian ini. Kualitasnya tinggi. Tapi ketika kamu kembali ke pedesaan, pastinya ...."
Menurut rumah sakit, orang tua kandung Helen adalah sepasang suami istri yang mengunjungi Dena. Setelah melahirkan Helen, mereka langsung pergi dan kembali ke desa kecil mereka. Lebih parahnya lagi, orang tuanya tinggal di daerah kumuh Meso, tempat yang terkenal dengan kemiskinan dan kejahatannya, di mana orang-orangnya tidak ramah dan kekerasan sering terjadi.
Loga menduga masa depan Helen di sana tidak tampak cerah. Gadis itu tidak hanya akan kehilangan kemewahan yang biasa dinikmatinya. Tampaknya, tak lama lagi, dia akan dinikahkan dengan seorang pria desa tanpa punya hak untuk berpendapat dalam masalah itu.
Dengan wajah kosong, Helen menatap uang tunai yang ditekan Loga ke tangannya. Dia meletakkan uang itu di nakas dengan tenang. "Aku pergi sekarang."
Setelah mengatakan itu, Helen meraih kopernya dan berjalan melewati orang-orang yang berada di dekat pintu. Dia terus berjalan pergi tanpa menoleh ke belakang.
Arianti Gunadi, istri Loga, mengerutkan kening dengan jijik. "Ada apa dengan sikap itu? Apakah dia kesal karena merasa uang itu tidak cukup? Sudah berapa banyak uang yang kita habiskan untuknya selama bertahun-tahun ini? Berapa banyak pakaian cantik dan mahal yang kita belikan untuknya? Beraninya dia berperilaku seperti itu sekarang? Hmph! Begitu dia keluar dari pintu ini, dia hanya memiliki masa depan yang suram!
"Bu, tolong jangan tersinggung dengan sikap Kak Helen. Wajar saja jika dia merasa kesal karena tiba-tiba kehilangan kehidupan yang nyaman. Sudah pasti dia akan melampiaskan sedikit kekesalannya itu. Tidak sepadan jika Ibu merusak kesehatan sendiri hanya karena marah padanya," ucap Adelia dengan lembut, suaranya mengandung kekhawatiran yang dibuat-buat.
Setelah penyelidikan, Adelia mengetahui sedikit tentang latar belakang Helen. Orang tua kandung Helen adalah orang paling miskin di desa itu, kuburan keluarga mereka bahkan pernah dibobol tetapi mereka tidak punya uang untuk memperbaikinya. Lebih buruknya lagi, orang tua kandung Helen memiliki lima orang putra yang tidak cukup makan, dengan ibu sakit-sakitan dan ayah cacat yang harus dirawat. Helen lebih dari sekadar kembali ke daerah kumuh. Itu sama saja dengan mimpi buruk.
Adelia tersenyum dengan lembut, menyembunyikan kegembiraannya di dalam hatinya. "Aku akan mengucapkan selamat tinggal pada Kak Helen."
Setelah Helen tidak terlihat, Loga menghela napas dan menoleh ke Arianti, lalu berkata, "Bagaimanapun juga, kita telah membesarkannya dari sejak dia masih kecil. Dia sekarang meninggalkan segala hal yang pernah dikenalnya. Jangan terlalu kasar padanya."
"Kasar? Hmph! Apa yang kamu tahu?" balas Arianti. "Orang tuanya yang miskin itu mungkin saja sengaja menukar bayi untuk membuat putri kita menderita. Memikirkan hal ini saja membuatku naik darah. Bagaimana mungkin aku bisa merasa kasihan pada Helen?"
Helen berjalan ke pintu samping, mencoba menghindari ruang perjamuan sepenuhnya.
Adelia menyusulnya dengan senyum manis di wajahnya. "Kak Helen, tentang hubunganku dengan Kenny, aku benar-benar harus minta maaf. Aku tahu kamu seharusnya menikah dengannya, tapi dia malah jatuh cinta padaku." Alih-alih sebuah permintaan maaf, kata-katanya lebih seperti sedang pamer.
Kenny Ghailan berasal dari keluarga berkuasa yang sebanding dengan Keluarga Ginanjar. Dia telah bertunangan dengan Helen, tetapi sekarang, dengan semua yang telah terjadi, calon istrinya telah berubah.
"Kenny selalu begitu baik dan perhatian. Sejujurnya, aku benci memamerkan cinta kami di hadapanmu, tapi dia tidak bisa menahan diri. Kak Helen, aku harap ini tidak terlalu membuatmu merasa terluka," ucap Adelia, berpura-pura khawatir.
Helen mengangkat alis, lalu tersenyum dengan cuek. "Menyaksikan dua anjing berpacaran itu lucu sekali. Kenapa aku harus merasa terluka?"
Bab 1 Setelah Putri Asli Kembali, yang Palsu Ditinggalkan
21/01/2025
Bab 2 Putri Asli yang Baik Hati dan Putri Palsu yang Kejam
21/01/2025
Bab 3 Penjiplakan yang Memalukan
22/01/2025
Bab 4 Helen Menerbangkan Helikopter
22/01/2025
Bab 5 Bertemu Randi dan Lena
22/01/2025
Bab 6 Menggandakan Bayaranmu
22/01/2025
Bab 7 Norman Salah Mengira Dia Sebagai Orang Lain
22/01/2025
Bab 8 Untuk Helen
22/01/2025
Bab 9 Terjebak di Kamar Mayat
22/01/2025
Bab 10 Dia Sangat Mirip dengan Nadia
22/01/2025
Bab 11 Sebuah Ide Cemerlang
22/01/2025
Bab 12 Kembali ke Keluarga Sanusi
22/01/2025
Bab 13 Seorang Adik Perempuan
22/01/2025
Bab 14 Putri Pembantu
22/01/2025
Bab 15 Sebuah Pelajaran
22/01/2025
Bab 16 Tunangannya
22/01/2025
Bab 17 Lintasan Balap Baru
22/01/2025
Bab 18 Seorang Pegawai atau Tamu
22/01/2025
Bab 19 Tamparan di Wajah
22/01/2025
Bab 20 Tantangan
22/01/2025
Bab 21 Gila
23/01/2025
Bab 22 Pamer
23/01/2025
Bab 23 Perbandingan Mobil
23/01/2025
Bab 24 Pengejar Bayangan
23/01/2025
Bab 25 Menikmati Tantangan
23/01/2025
Bab 26 Kemenangan Luar Biasa
23/01/2025
Bab 27 Mentraktirnya Makan Malam
23/01/2025
Bab 28 Menambahkan Kontak
23/01/2025
Bab 29 Dua Kakak Laki-Laki
23/01/2025
Bab 30 Mengandalkan Diri Sendiri
23/01/2025
Bab 31 Rumah Lelang
23/01/2025
Bab 32 Bros
23/01/2025
Bab 33 Dua Triliun!
23/01/2025
Bab 34 Peretas Terhebat
23/01/2025
Bab 35 Di Bawah Todongan Senjata
23/01/2025
Bab 36 Demi Kebaikanmu
23/01/2025
Bab 37 Siapa Saja yang Berani Bergosip
23/01/2025
Bab 38 Tamu Tak Diundang
23/01/2025
Bab 39 Apa Kamu Pernah Mengejar Wanita
23/01/2025
Bab 40 Drama yang akan Terjadi
23/01/2025