Cinta yang Tersulut Kembali
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Sang Pemuas
Terpesona oleh Istri Seribu Wajahku
Hamil dengan Mantan Bosku
Gairah Citra dan Kenikmatan
Perjalanan Menjadi Dewa
Hati Tak Terucap: Istri yang Bisu dan Terabaikan
Cerita dewasa
Seorang perempuan terbangun dari tidur lelapnya. Ia meregangkan otot-otonya sambil mengucek matanya. Ia menengok jam kecil dikamarnya sebentar untuk mengetahui waktu saat ini.
“Masih jam 10” Ucapnya dengan suara parau khas bangun tidur.
Ia pun meraba-raba bagian bawah bantalnya dengan acak. Ekspresinya sedikit berubah kala ia menemukan gawainya disana. Total sepuluh detik ia memandang layar gawainya dengan tak percaya. Notifikasi begitu ramai akan komentar dan suka dari aplikasi novel online miliknya. Perempuan itu mengucek matanya sekali lagi, ia menggeleng dan menampar pipinya cukup keras.
“Key, bangun bodoh. Lo masih mimpi pasti”
Sedetik kemudian ia berteriak keras sambil melihat halaman cerita yang semalam ia publikasi. Meskipun tak percaya, ribuan komentar dan pembaca terpampang jelas kala Keysha, perempuan itu, membuka aplikasi novel online-nya. Jelas ini adalah awal yang baik setelah ia berkali-kali tak mendapat jawaban apapun dari berbagai penerbit tempat ia mengajukan naskahnya.
Ia pun melihat media sosialnya yang juga tak kalah ramai, beberapa orang menyebutnya dalam postingan mereka. Ia juga menengok trending topik saat itu. Nama Ares terpampang dalam urutan pertama. Ia membuka topik itu, dan ia melihat ceritanya yang dibahas oleh berbagai akun penggemar itu. Keysha sungguh ingin menangis sekarang, setelah sekian lama ia ingin menjadi seorang penulis, akhirnya kini orang-orang melirik tulisannya itu.
“Ares, terima kasih atas nama lo. Gila nama lo emang segede itu pengaruhnya. Padahal gue cuma mau coba-coba aja bikin fanfiction lo, Res. Harusnya gue ga usah skeptis dan nulis fanfiction lo aja langsung. Aaahh pokoknya sayang Aresta Mahendra banyak banyak” Keysha memeluk gawainya sambil berguling-guling tak karuan.
Setelah lama membaca respon-respon penggemar Ares untuk ceritanya, Keysha segera bangkit dari kasurnya. Ia harus mulai mandi, makan, dan melanjutkan kembali cerita yang itunggu-tunggu oleh pembacanya itu. Membayangkan harinya akan indah, perempuan itu tersenyum. Ia masuk ke kamar mandi dengan bersenandung pelan.
Kini langit sudah menggelap, Keysha yang duduk di depan laptopnya hanya terdiam merenung menatap kursosnya yang tak bergerak sama sekali. Sedari siang tadi, tak ada satu katapun yang berhasil ia torehkan dalam ceritanya. Kini matanya mulai panas dan kepalanya terasa ingin pecah. Sebuah ide muncul dalam pikirannya.
“Ayo kita menulis di cafe”
Lama setelah mencari-cari cafe yang masih buka di jam saat ini, hingga Keysha menemukan sebuah Cafe yang masih terdengar suara live musicnya dari luar. Tanpa berpikir panjang lagi, Keysha pun memarkirkan sepeda motornya dan memasuki cafe tersebut. Perempuan itu sungguh tak memperhatikan sekitarnya yang penuh dengan pasangan yang saling bercumbu atau perempuan dengan pakaian yang begitu ketat hingga tubuhnya seperti mau keluar.
“Silakan, kak. Ini buku menunya, boleh saya catat sekarang pesanannya ?”
“Oh ? Iya boleh” Keysha sedikit terkejut dengan kehadiran tiba-tiba sang pelayan cafe itu.
Keysha pun membuka buku menu yang diberikan padanya. Sudah cukup lama ia membolak-balik setiap halaman yang ada di dalam buku menu itu. Tak ada satupun menu yang dimengerti namanya oleh Keysha. Ia berpikir, cafe macam apa yang menjual minuman tidak jelas seperti ini. Akhirnya, karena merasa tidak enak membuat sang pelayan menunggu lama, perempuan itu menunjuk salah satu menu secara acak. Ia melihat disebelahnya terdapat gambar minuman yang berwarna kuning. Ia bepikir mungkin itu adalah jeruk atau semacamnya.
“Jadi, Yuzu HIghball. Ada tambahan lainnya, snacknya mungkin ?”
“Mmm….French Fries ?”
“Okay, jadinya 1 Yuzu Highball dan 1 French fries ya ?”
“Iya”
“Baik, silakan ditunggu ya kak. Nanti kami antar”
“Terima kasih”
Setelah pelayan itu pergi, Keysha pun mulai mengeluarkan laptopnya. Ia menarik nafasnya dalam sambil menunggu laptopnya menyala dengan sempurna. Ia pun membuka draft miliknya dan membaca ulang cerita sebelumnya. Ia pun mulai mengetikkan beberapa kata ke dalam draftnya itu. Namun, tidak seperti harapannya, Keysha pun lagi-lagi menghapus kata-kata yang telah ia ketik. Sudah 15 menit Keysha melakukan itu, hingga seorang pelayan memberikan pesanannya.
“Satu Yuzu Highball dan satu French Fries ?”
“Iya”
“Silakan menikmati”
“Terima kasih”
“Sama-sama, kak”